Ketimpangan sosial-ekonomi telah menjadi permasalahan yang kompleks di Indonesia. Meskipun negara ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir, kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin semakin melebar. Esai ini akan membahas akar masalah ketimpangan sosial-ekonomi di Indonesia, serta mencari solusi-solusi yang dapat meminimalkan kesenjangan ini.
Contoh fenomena ketimpangan sosial dari sudut pandang ekonomi antara kaya dan miskin, pejabat dan rakyat biasa. Penyebab utama ketimpangan sosial berkisar dari pengangguran hingga kemiskinan. Ketimpangan sosial merupakan salah satu masalah sosial yang mempengaruhi terjadinya konflik.
Konflik dapat disebabkan oleh masalah hukum, pelayanan publik, birokrasi, pendidikan, agama dan suku, tidak hanya dari segi ekonomi. Ada beberapa factor yang menjadi akar masalah dari ketimpangan sosial-ekonomi yang terjadi di Indonesia.
Faktor yang pertama adalah pertumbuhan ekonomi yang tidak merata. Meskipun pertumbuhan ekonomi nasional terjadi, distribusi kekayaan dan kesempatan tidak merata di seluruh wilayah Indonesia. Beberapa daerah masih mengalami kemiskinan yang parah, sementara daerah lain menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang berkembang pesat.
Seperti yang dikatakan oleh Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati. Enny mengatakan bahwa sekitar 70 persen berkutat di wilayah Jabodetabek. Hal ini berakibat adanya pertumbuhan ekonomi yang tidak merata.
Lalu faktor yang kedua adalah ketidakmerataan akses terhadap Pendidikan. Akses terhadap pendidikan berkualitas masih menjadi tantangan di beberapa wilayah di Indonesia. Ketimpangan pendidikan berdampak pada kesenjangan kemampuan dan peluang kerja antara kelompok sosial.
Walaupun zaman semakin berkembang dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, semakin meluasnya jaringan internet dan penggunaannya, akan tetapi akses pendidikan masih belum merata di setiap daerah.
Ketidakadilan dalam distribusi sumber daya menjadi faktor ketiga dalam ketimpangan ini. Kontrol dan distribusi sumber daya ekonomi yang tidak adil merupakan salah satu akar masalah utama ketimpangan sosial-ekonomi di Indonesia. Banyak kebijakan ekonomi yang memberikan keuntungan kepada segelintir orang atau kelompok tertentu, sementara masyarakat luas tidak merasakan manfaatnya.
Tentu saja dengan akses-akses sumber daya yang hanya dikelola oleh segelintir orang saja atau adanya oligarki maka ketimpangan akan terus terjadi. Masyarakat yang tidak mempunyai modal atau akses akan selamanya kesulitan untuk mengikis ketimpangan yang terjadi.
Akses terhadap sumber daya saja sudah dikuasai oleh segelintir orang atau golongan, belum lagi ditambah korupsi dan kehancuran tata Kelola di antara pejabat publik dan system birokrasi. Tingginya tingkat korupsi di Indonesia juga berperan dalam memperburuk ketimpangan sosial-ekonomi. Korupsi menghambat pembangunan yang adil dan berkelanjutan serta menyebabkan alokasi sumber daya yang tidak efisien. Korupsi ini menjadi factor yang kelima.
Lalu bagaimana dengan solusi-solusi untuk mengatasi ketimpangan sosial-ekonomi di Indonesia? Mungkin di sini hanya akan memberikan sedikit solusi soal ketimpangan sosial-ekonomi ini.