Mohon tunggu...
Rizal Ahmad Doni
Rizal Ahmad Doni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Airlangga

Hai semuanya, perkenalkan saya Rizal. Saya adalah seorang mahasiswa semester dua di Universitas Airlangga. Saya sangat tertarik tentang artificial intelligence dan ingin meneliti tentang artificial intelligence lebih lanjut.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Ketidakadilan dan Eksploitasi Seniman Digital dalam Era Teknologi

14 Juni 2023   21:00 Diperbarui: 14 Juni 2023   21:03 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Robots talking each other" di-prompt oleh Rizal Ahmad Doni menggunakan hotpot.ai

Masih ingat dengan dengan kasus lukisan AI yang memenangkan kontes Colorado Street Fair? Tentu saja kasus tersebut sempat menuai kontroversi dengan seniman digital dan pengguna internet. Pasalnya, bagaimana mungkin seseorang yang hanya mengandalkan sebuah alat tanpa melibatkan dirinya untuk melakukan akitivitas melukis, bisa mengalahkan orang-orang yang memiliki kecintaan terhadap melukis?

Lukisan tersebut dibuat menggunakan Midjourney, sebuah tools AI yang mampu menghasilkan gambar atau lukisan berdasarkan dari kata-kata yang diinput. Lukisan yang memenangkan kompetisi tersebut berhasil membawa pulang $300 USD. Hingga sekarang, sudah banyak AI AI penghasil lukisan yang bermunculan seperti Midjourney, Stable Diffusion, DALL-E, Imagen, dan sebagainya.

Fenomena seperti ini mengundang banyak sekali gejolak di kalangan seniman digital dan pengguna internet. Banyak orang yang berpendapat bahwa ini adalah kehancuran dari seni. Ada pula orang-orang yang berpendapat bahwa AI yang beredaran ini hanyalah tools atau sebagai alat pembantu saja. Ada pula yang berpendapat bahwa AI tidak mungkin bisa menggantikan pelukis.

Tapi, sebenarnya bukan itu yang dikhawatirkan oleh kalangan seniman. Seniman mengkhawatirkan tentang bagaimana AI ini bekerja, bagaimana AI bisa memproduksi gambar atau lukisan tersebut. Serta, bagaimana pembuat dari AI ini bisa mengkomersialkan hasil dari gambar tersebut.

Anda mungkin masih belum pernah mendengar tentang bagaimana AI tersebut bisa menghasilkan gambar atau lukisan yang begitu realistis. AI membutuhkan banyak latihan untuk melakukan berbagai macam hal, melukis adalah salah satunya. AI belajar dan berimprovisasi berdasarkan contoh. Pada dasarnya AI akan belajar dan berimprovisasi dari contoh lukisan yang Anda inginkan dari text yang Anda ketik dengan memandu AI tersebut tentang apa yang diinginkan dan apa yang tidak diinginkan di lukisan tersebut. Anda mungkin tidak akan langsung berhasil mendapatkan lukisan yang sesuai dengan keinginan Anda dalam sekali coba. Mungkin Anda harus mengulangi dan memandu AI agar mendapatkan lukisan yang Anda inginkan.

Seperti yang saya katakan sebelumnya, AI membutuhkan banyak latihan untuk melakukan berbagai macam hal. Lantas, bagaimana AI tersebut bisa mempunyai dan menyimpan contoh-contoh lukisan yang mereka gunakan untuk menghasilkan gambar atau lukisan yang sangat bagus?

Cara AI Bekerja Menghasilkan Lukisan

"Robots talking each other" di-prompt oleh Rizal Ahmad Doni menggunakan hotpot.ai

Masing-masing dari AI penghasil gambar mempunyai database yang menyimpan contoh-contoh gambar atau lukisan tersebut. Contohnya adalah LAION 5-B, sebuah data set yang berisi koleksi sebanyak 5 miliar URL gambar dan teks deskriptif yang mengarah atau mendeskripsikan gambar dari seluruh internet. Ketika sebuah AI seperti Stable Diffusion dilatih untuk bekerja, suatu proses yang besar akan bekerja, AI ini berjalan menggunakan model matematika tertentu yang memperkuat hubungan antara gambar dan teks.

Kalangan seniman tidak mempermasalahkan terkait proses teknis atau metode yang digunakan oleh AI, karena metode baru pasti akan dikembangkan, perusahaan baru akan bermunculan dan teknologi akan berubah.  Kata kunci yang menjadi permasalahan adalah gambar-gambar yang yang disimpan oleh AI tersebut.

AI tidak akan mampu bekerja tanpa adanya contoh gambar yang disimpan di databasenya. Seperti yang saya katakan sebelumnya, gambar-gambar ini diambil dari internet tanpa sepengetahuan siapapun, termasuk pemilik gambar atau pelukis yang memiliki hak cipta atas karya tersebut. Sangat banyak lukisan yang dilindungi hak cipta, diambil tanpa sepengetahuan pemiliknya. Bisa saja lukisan yang pernah Anda unggah di internet ada di database AI tersebut. Bagimana para pembuat AI ini bisa memasukkan gambar-gambar tersebut kedalam AI yang mereka buat tanpa terkena masalah hak cipta?

LAION 5-B adalah data set yang dipublikasikan oleh LAION, peusahaan non-profit atau nirlaba asal Jerman. Sementara itu, gambar itu sendiri diambil oleh suatu perusahaan non-profit yang disebut Common Crawl. Tergantung dari gambar tersebut disimpan, perusahaan-perusahaan tersebut bejalan sebagai perusahaan non-profit, yang bertujuan untuk riset sehingga diberikan pengecualian hukum yang istimewa dan tidak akan dinyatakan bersalah karena mengumpulkan dan menggunakan data yang memiliki hak cipta.

Isu yang Dibahas

Isu yang terjadi adalah dataset-dataset ini dikumpulkan di bawah pengecualian ini, sekarang disalurkan kedalam usaha komersial yang menguntungkan (for-profit) seperti Stable Diffusion yang mungkin tidak Anda ketahui, bahwa perusahaan yang membuat AI tersebut mendanai sebagian besar bagian dari LAION untuk membuat data set ini. Jadi, data set yang seharusnya dibuat untuk kepentingan riset digunakan oleh perusahaan yang berusaha mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya melalui produk mereka. Hal seperti ini secara cepat menjadi perilaku yang umum oleh AI, dengan cangkang kompleks antara perusahaan for-profit dan non-profit yang membuat perusahaan tersebut sulit untuk menunjukkan dengan tepat dimana kesalahan terjadi.

Sangat banyak gambar atau lukisan diambil oleh AI tanpa sepengetahuan dari pemiliknya, mengakibatkan hal ini secara langsung menyakiti para seniman digital yang telah menaruh passion dan jiwa mereka untuk semua yang mereka buat, hanya untuk karya mereka dicuri dari internet tanpa seizin mereka dan digunakan untuk melatih AI. Sistem seperti ini mengeksploitasi para seniman digital, tidak etis, dan sangat tidak disetujui oleh banyak seniman digital.

Dengan artikel ini, saya berharap dapat memberitahu tentang seberapa besarnya isu ini, dan mengedukasi orang-orang yang tidak mengetahui seberapa berantakannya situasi ini. Saya harap orang-orang peduli terhadap hak-hak seniman digital dan jika bisa, memperjuangkan hak-hak tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun