AI tidak akan mampu bekerja tanpa adanya contoh gambar yang disimpan di databasenya. Seperti yang saya katakan sebelumnya, gambar-gambar ini diambil dari internet tanpa sepengetahuan siapapun, termasuk pemilik gambar atau pelukis yang memiliki hak cipta atas karya tersebut. Sangat banyak lukisan yang dilindungi hak cipta, diambil tanpa sepengetahuan pemiliknya. Bisa saja lukisan yang pernah Anda unggah di internet ada di database AI tersebut. Bagimana para pembuat AI ini bisa memasukkan gambar-gambar tersebut kedalam AI yang mereka buat tanpa terkena masalah hak cipta?
LAION 5-B adalah data set yang dipublikasikan oleh LAION, peusahaan non-profit atau nirlaba asal Jerman. Sementara itu, gambar itu sendiri diambil oleh suatu perusahaan non-profit yang disebut Common Crawl. Tergantung dari gambar tersebut disimpan, perusahaan-perusahaan tersebut bejalan sebagai perusahaan non-profit, yang bertujuan untuk riset sehingga diberikan pengecualian hukum yang istimewa dan tidak akan dinyatakan bersalah karena mengumpulkan dan menggunakan data yang memiliki hak cipta.
Isu yang Dibahas
Isu yang terjadi adalah dataset-dataset ini dikumpulkan di bawah pengecualian ini, sekarang disalurkan kedalam usaha komersial yang menguntungkan (for-profit) seperti Stable Diffusion yang mungkin tidak Anda ketahui, bahwa perusahaan yang membuat AI tersebut mendanai sebagian besar bagian dari LAION untuk membuat data set ini. Jadi, data set yang seharusnya dibuat untuk kepentingan riset digunakan oleh perusahaan yang berusaha mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya melalui produk mereka. Hal seperti ini secara cepat menjadi perilaku yang umum oleh AI, dengan cangkang kompleks antara perusahaan for-profit dan non-profit yang membuat perusahaan tersebut sulit untuk menunjukkan dengan tepat dimana kesalahan terjadi.
Sangat banyak gambar atau lukisan diambil oleh AI tanpa sepengetahuan dari pemiliknya, mengakibatkan hal ini secara langsung menyakiti para seniman digital yang telah menaruh passion dan jiwa mereka untuk semua yang mereka buat, hanya untuk karya mereka dicuri dari internet tanpa seizin mereka dan digunakan untuk melatih AI. Sistem seperti ini mengeksploitasi para seniman digital, tidak etis, dan sangat tidak disetujui oleh banyak seniman digital.
Dengan artikel ini, saya berharap dapat memberitahu tentang seberapa besarnya isu ini, dan mengedukasi orang-orang yang tidak mengetahui seberapa berantakannya situasi ini. Saya harap orang-orang peduli terhadap hak-hak seniman digital dan jika bisa, memperjuangkan hak-hak tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H