Mohon tunggu...
ahmad rizaldi
ahmad rizaldi Mohon Tunggu... -

seorang yang selalu mencari

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Godaan untuk 'Swing Voter'

3 Juli 2014   20:50 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:37 1507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agak susah memang mempertahankan status 'swing voter' di pilpres 2014 ini, karena banyaknya 'godaan' dari masing-masing (pendukung) capres yang ada. Tapi setelah kejadian pilpres sebelumnya dimana kekecewaan memilih capres bisa berlanjut sampai 10 tahun gara-gara faktor emosional dan rekayasa media, saya tetap bertekad untuk menjadi 'swing voter' dan netral sebisa mungkin, sampai tiba pemilihan nanti.

Tulisan saya ini cuma curhat independen saya sendiri, sehingga bila nanti ada 'swing voters'  yang merasa tidak terwakili ya harap maklum karena saya bukan wakil mereka. Saya 'swing voter' bukan 'swing voters'.

Saya adalah seorang manajer yang cukup senior di sebuah perusahaan swasta nasional. Sebelumnya saya aktivis pers mahasiswa di dua PTN terkemuka dan turut menjadi penggembira pada gerakan reformasi pra 12 Mei 1998, yang akhirnya saya tinggalkan setelah Suharto lengser, karena terlalu hingar-bingar.

Ok, langsung saja ke 'godaan' yang saya rasakan sebagai 'swing voter', yang lebih banyak saya dapatkan lewat sosial media dan media online. Godaan ini lebih ke faktor pendukung, ulasan media, model kampanye, dan medianya. Malah visi-misi, latar belakang dan faktor personal capresnya sendiri kurang menggoda bagi saya.

I. Pendukung

Karena yang bisa berhubungan dengan saya secara langsung adalah pendukung masing-masing capres, maka perilaku dan model kampanye yang saya terima menjadi godaan besar yang ada.

A. Teman/kerabat.

Seringkali teman menjadi referensi yang menggugah rasa ingin tahu, kenapa si A milih ini dan si B milih itu. Karena orang yang dekat/sering berinteraksi kita lebih tahu pandangan dan ideologinya. Maka kampanye dari orang yang kita kenal (terutama yang dekat) lebih mengena.

B. Tokoh/Public Figure

Beberapa tokoh yang menjadi sumber kekaguman seringkali menggoda saya. Agaknya saya bisa tergoda, terseret model argumentum varacundiam, jika tidak ingat bahwa itu salah satu jenis kesesatan logika.

1404368811553523676
1404368811553523676
Tapi ada dua hal yang menggugurkan godaan itu, yaitu

1. Fanatisme.

Saya sangat tidak tergoda dengan hasutan pendukung yang kelihatan sangat fanatik, saya malah jadi resisten. Netralitas pun juga punya keberpihakan terhadap kenetralan itu sendiri. Semakin fair dan semakin obyektif, argumen dan misi seseorang makin mudah saya terima.

2. Agresivitas.

Bila fanatisme mendewa-dewakan calonnya, yang agresif sibuk menyerang lawannya. Susahnya dalam pilpres kali ini seringkali fanatisme bergabung dengan agresivitas.

14043654941446557796
14043654941446557796
14043656581915811707
14043656581915811707
II. Cara Kampanye

A. Sportivitas

Pilpres tahun ini saya rasakan sebagai yang 'terpanas' dalam pengalaman saya, dan sangat melelahkan melihat 'perang' yang ada. Maka capres yang bisa menunjukkan sportivitas dan mengakui kelebihan lawan itulah yang paling bisa menggoda saya.

B. Kreativitas

Dengan ribuan kicauan, pamflet dan broadcast yang ada maka semua terasa seperti lautan abu-abu. Terlalu ramai untuk dicerna. Maka yang bisa menarik perhatian saya adalah produk dihasilkan oleh kreativitas yang unik. Beberapa mungkin kebablasan, tapi faktanya pesan yang bisa menerobos dalam keramaian. Biasanya hanya sebentuk gambar dengan kata-kata yang singkat.

C. Pencitraan

Pencitraan memang perlu, karena dengan itu saya sebagai masyarakat awam (bukan keluarga atau kerabat) bisa mengenal kedua capres. Ada yang mencitrakan diri sebagai sosok yang tegas dan berwibawa, ada yang mencitrakan sebagai yang egaliter dan merakyat. Namun ada yang langsung bisa melenyapkan godaan tersebut, yaitu :

1. Berlebihan

Pengalaman 10 tahun dengan pemerintahan yang dicitrakan oleh media sebagai raja 'pencitraan' membuat saya sedikit ilfil dengan model pencitraan yang berlebihan. Sangat membosankan.

2. Unsur Agama

Saya sendiri tidak suka dengan pencitraan memakai agama... menurut opini saya, panasnya pilpres ini adalah masalah agama dimasukkan secara berlebihan. Maka itu saya sangat tidak tertarik apabila terlalu di-expose capres dalam beribadah. Selain terkesan riya', hal itu malah mengingatkan saya akan iklan kampanye SBY-JK 10 tahun yang lalu yang saya secara emosional gampang banget tergoda.

3. Tidak mau kalah

Ini ada hubungannya dengan sportivitas. Seakan-akan jika si X atau si Z yang jadi presiden, maka dunia akan kiamat. Perjuangan kadang membutuhkan waktu tahunan. Ada sebuah gambar di news feed facebook saya yang malah menimbulkan persepsi yang jelek dan mengadu domba ;

14043670942083213276
14043670942083213276
II. Media Kampanye

A. Sosial Media

Hal ini sudah saya bahas di tulisan saya sebelumnya. Kali ini saya cuma menambahi, saya bisa tergoda dengan melihat tutur kata, pemilihan kata, pemilihan foto dan updatenya. Namun tidak terlalu besar godaan itu karena segera ingat bahwa itu pencitraan yang keluar dari pabriknya langsung.

B. Media Massa

Karena rajin membaca media massa tiap hari, saya bisa menilai keberpihakan suatu media. Jadi kalau ada kampanye dari media yang sudah saya kategorikan pro seseorang, saya anggap (maaf) sampah semua berita negatif tentang lawannya. Media seperti itu hanya untuk penggemar. Beberapa media yang terlihat netral/berimbang pun sebenarnya juga saya nilai berpihak, namun tidak seperti corong propaganda seperti beberapa media. Media seperti itu lebih mudah menggoda saya.

Dalam hal jenisnya, saya lebih mempercayai media cetak daripada media online, apalagi televisi. Karena media cetak lebih berhati-hati daripada media online yang mengedepankan aktualitas.

Terakhir... Apresiasi

Saya perlu dirayu... seperti seorang pembeli maka seorang 'swing voter' harus dirayu. Sebuah apresiasi, kadang kecil kelihatannya, namun jika momennya pas jangan-jangan bisa membuat pilihan saya berubah dalam hitungan detik.

1404368691293406799
1404368691293406799
14043687171779555323
14043687171779555323
Catatan : semua gambar/foto yang ada saya capture dari laman facebook saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun