Orang tua itu berhenti dan tersenyum ramah kemudian berkata, "anak muda... perjalanan manusia itu tidak menentu, kadang berada ditempat terang, terkadang pula ditempat yang gelap, tongkat inilah yang dapat menjadi peraba hingga aku tidak akan tersesat. " Â
Mendengar jawaban dari orang berjubah itu, sesungguhnya Raden Mas syahid merasakan adanya getaran aneh pada perasaannya. Akan tetapi lantaran tertarik dengan gagang tongkat itu, maka tanpa banyak bicara lagi ia rebut tongkat itu dari tangan orang tua berjubah itu, sehingga tersungkur lah orang tua itu.Â
Dalam keadaan tersungkur itu, yang tidak lain adalah Sunan Bonang, beliau menangis terisak sambil berkata, "Saya menyesal dan merasa berdosa telah mencabut rumput dengan sia-sia...! "Â
Mendengar kata-kata tersebut Raden Mas Syahid sempat tercengang lantaran ia mendengar penyesalan dari orang tua itu hanya karena telah mencabut rumput yang memang telah diperuntukkan bagi manusia.Â
"Mengapa kau tega berbuat kasar kepada orang yang sudah tua seperti aku ini....? Â Dan mengapa engkau berkeliaran ditengah hutan ini?" Tanya orang tua itu, yang dijawab oleh Raden Mas Syahid " Saya menginginkan harta"Â
Untuk apa? Tanya orang tua itu lagi. "Untuk saya beri kepada fakir miskin" jawab Raden Mas syahid.Â
Mendengar pengakuan dari Raden Mas Syahid, orang tua itu memberikan wejangan, "Niatmu sungguh mulia, tapi ketahuilah. Allah SWT tidak akan menerima sedekah yang berasal dari barang haram. Jika engkau menginginkan harta, ambil yang diatas pohon itu!Â
Melihat kearah yang ditunjuk oleh orang tua itu, Raden Mas Syahid menjadi tidak sabar. Dia pun segera memanjat pohon aren yang didepannya, dengan maksud mengambil buah aren yang berupa emas itu. Dan sesampainya diatas, ia tercengang lantaran yang semula dikiranya emas ternyata hanya kolang-kaling. Raden Mas Syahid langsung turun dan kemudian mencari orang tua berjubah itu. Raden Mas Syahid mengejar orang tua itu, karena ia bermaksud untuk berguru kepadanya. Ia menyadari kesalahannya dan bermaksud untuk bertaubat.Â
"Mengapa engkau mengikuti perjalananku....? " Tanya orang tua itu. "Aku ingin menjadi muridmu tuan... " Jawab Raden Mas Syahid. Kemudian orang tua itu bertanya "Sanggupkah engkau memenuhi persyaratannya....?Â
Raden Mas syahid pun menyatakan sanggup memenuhi apapun persyaratannya, asalkan ia diterima menjadi muridnya.Â
Orang tua itu pun menancapkan tongkatnya dipinggir sungai, dan diperintahkannya Raden Mas Syahid untuk menunggunya sampai ia datang kembali ke tempat itu. Selesai memberikan pesan kepada Raden Mas Syahid, iapun berlalu meninggalkan Raden Mas Syahid yang hanya ditemani oleh tongkat yang harus ditungguinya.