Menurut Pink, ambivert adalah seseorang yang memiliki ciri-ciri kepribadian campuran antara ekstrovert dan introvert. Ambivert cenderung dapat menyesuaikan diri dengan baik dalam lingkungan yang ramai seperti ekstrovert, tetapi juga memiliki kebutuhan untuk waktu sendiri seperti introvert.
Tapi, kenapa ambivert tidak ada dalam tes MBTI?
Ambivert sendiri hanya digunakan sebagai penggambaran konsep diri dari setiap individu dan semuanya bisa memakai kata ini karena kata "ambivert". Namun, kita harus kembali lagi pada teori bahwa spektrum dari introvert dan ekstrovert hanya berbentuk persentase yang mendominasi.Â
Misalnya, jika derajat introvert 60% dan ekstrovert 40%, kita dihitung sebagai kelompok ekstrovert. Jika derajat ekstrovert 51% dan inrovert 49%, kita akan dihitung sebagai kelompok introvert.
Lalu, bagaimana jika kepribadian seimbang antara 50%?
Sangat jarang ditemukan seseorang dengan kepribadian introvert dan ekstrovert dengan persentase sama-sama seimbang, yakni 50%. Sebuah tes MBTI pun juga memiliki sebuah skala untuk mengukur dari masing-masing hasil tes nya. Skala ini menunjukkan bahwa tidak ada kepribadian yang benar-benar ambivert.
Kesimpulan
Dari pembahasan singkat ini, kita bisa simpulkan bahwa sesungguhnya kata "ambivert" itu benar adanya dan setiap individu berhak menggunakan untuk menggambarkan konsep dirinya.Â
Namun, hal ini tidak berlaku dalam sebuah tes MBTI karena tes tersebut hanya akan menggolongkan individu dalam dua kategori, yakni introvert dan ekstrovert