beberapa kali rembulan tertawa melihat bintang berkerlap-kerlip
tidak sesuai dengan hati yang dengan debarnya berdegum kuat-kuat
hampir setiap detik ombak menggulung rapuh sang pasir kecil-kecil
tidak sama seperti khayalan yang berharap sesuatu tapi hanya mungkin-mungkin
dari tadi duduk menyaksikan temaram dengan hembusan angin membentuk syair bagus-bagus
tidak mampu mengusir penat dengan dongeng sepi-sepi
tidak lagi bisa kuhajar bosan yang datang mendekat cepat-cepat
karena takdir kali ini tidak bisa kuubah dengan semburan doa-doa
memikirkanmu sama sekali tidak kuartikan sebagai sia-sia
kala hati juga mengiyakan kalau disana peri cinta sedang cantik menari-nari
kenapa juga harus berusaha membuang yang indah-indah
walau kadang tidak sepenuhnya aku merasa bahagia-bahagia
bukan tidak mau, bukan pula aku tidak ingin cinta-cinta
hanya saja waktu yang tidak tepat dan rasa yang perlu banyak pertimbangan-pertimbangan
tidak lagi ingin kuulang yang sia-sia
hanya berujung pada sakit dan harus memulai dengan kosong-kosong
berusaha dengan jumlah semangat yang sedikit-sedikit
mengingatmu, menelusuri jejak emosi membuat hati hanyut-hanyut
tidak lagi terpikir memiliki dengan utuh yang berlebih-lebih
hanya saja mauku kadang tidak bisa tertahan-tahan
aku mau-mau
aku ingin-ingin
aku rindu-rindu
dengan khayal yang penuh sayang-sayang
( 160310. 08:39 wita. rizal rais. lagi seru-seruan )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H