Rania termenung menatap gemintang dilangit lewat jendela kamar. Mereka tampak berkilau, mengelilingi sang ratu malam, rembulan.
Napas Rania terdengar berat. Tidak mengira akan hidup terpisah dengan suami tercinta,sosokyang selama 21 tahun telah menemani hidupnya. Dengan alasan demi pendidikan anak-anak, Faroz mengirimnya untuk tinggal di Belanda semenjak enam bulan terakhir.
Hidup terpisah dengan belahan jiwa sebenarnya membuat Rania sedikit takut dan bingung meskipun sudah tahu kejelasannya. Faroz pun berjanjimembagi waktu antara bisnis dengan keluarga. Keduanya akanberjalan bersama agar semua baik-baik saja. Sewa apartemen, biaya pendidikan anak, danbiaya lainnya sudah terlunasi, membuat hati  Rania sedikit tenang. Ia berusaha berprasangka baik kepada suaminya.
Kehidupan Rania di Belanda berbalik 360 derajat dari sebelumnya. Hari-harinya sibuk dengan pekerjaan rumah tangga yang selama tinggal di Indonesia tidak pernah dilakukan. Dari memasak, mencuci baju, membersihkan rumah, hingga mengantar anak-anak ke sekolah. Ia kembali pada kodratnya menjadi ibu rumah tangga sejati tanpa ada pembantu yang menemani. Meskipun suaminya memiliki perusahaan multinasional, ia tak membiarkan satupun teman untuk membantu membereskan semua itu. Hal itu semakin membuat Rania bingung. Padahal, sejatinya Faroz tak pernah bisa hidup terpisah dengan putri-putrinya. Namun, kali ini tidak.
Ada apa dibalik semua ini?Entahlah.Rania penasaran. Namun, disembunyikan rasa keingintahuan itu demi kepatuhan kepada suami yang dianjurkan oleh agama.
***
Semakin hari, rasa penasaran semakin memuncak. Membuat Rania sering menangis dalam kesendirian. Ia bingung harus berbuat apa. Karena, tak pernah mengira akan hidup terpisah dari keluarga. Belum lagi, adanya perbedaan bahasa dan budaya.
Rasa penasarannya semakin menjadi ketika suatu hari ia membuka medsos, melihat mobil Ferrari yang sering ia gunakan terpasang disalah satu akun medsos yang tidak dikenali. Berulang-ulang ia melihat apakah benar itu mobilnya atau bukan sampai lupa waktu.
Hingga tak terasa, tibasaat anak-anaknya datang dari sekolah. Rania pun lantas mengumpulkan putri-putrinya untuk duduk bersama diruang apartemen yang mereka tinggali.
***
"Sayang, Bunda mau minta tolong. Lihat, ini benar mobil kita, bukan?" tanya Rania ketika semua sudah duduk bersantai.