Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Halo sobat muslim...
Tahukah kamu bila memahami makna ayat-ayat Al-quran mampu memberikan ketentraman dan solusi atas segala permasalahan kita?. Sebagaimana Allah berfirman dalam surahnya Shaad ayat 29 bahwa salah satu tujuan diturunkannya Al Quran adalah agar manusia membaca dan berusaha menghayatinya:
Â
Â
Â
"ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran."(QS. Shaad : 29)
Â
Pada kitab tafsirnya Syekh An-Nawawi al-Bantani menjelaskan bahwa Al Quran diturunkan agar menjadi petunjuk bagi orang yang mau memahami Al Quran. Terkadang orang bisa memahami maknanya hanya dengan memahami arti teksnya. Meskipun dia tidak memahami dari sisi tinjauan nahwu maupun kaidah bahasa. Namun lebih bagus lagi bila ia memahami kaidah bahasanya.
Adapun ilmu yang membahas cara penerjemahan adalah ilmu tarjamah, Ilmu tarjamah merupakan ilmu yang mempelajari proses penerjemahan dari bahasa asli ke bahasa sasaran. Biasanya penerjemah belajar ilmu tarjamah terlebih dahulu agar mereka mengetahui bagaimana cara proses penerjemahan dari bahasa asli ke bahasa sasaran, selain belajar ilmu tarjamah para penerjemah juga belajar bagaimana kultur budaya, dan tata bahasa yang ada di negara bahasa sasaran. Itu semua bertujuan agar terjemahan tidak terlalu baku dan mudah dipahami.Â
Â
Adapun contoh proses penerjemahan sebagai berikut;
Imam Syafi'i berkata "Ibnu Uyainah mengabari kami dari Hisyam, dari Utsman bin Affan R.A dari Rasulullah S.A.W bersabda.
Â
Â
Jika diartikan secara makna yang ada di kamus saja maka artinya adalah "Siapa orang yang berwudhu seperti wudhuku ini, maka telah keluar dosa-dosanya dari wajahnya, dan tangannya, dan kakinya". Memang sudah terlihat bagus namun masih sangat baku, dan bisa saja pembaca dari bahasa penerima susah memahami maksud dari hadits tersebut. penggunaan makna "Siapa saja yang berwudhu seperti wudhuku ini, niscaya segala dosanya keluar dari wajahnya, kedua tangannya, dan kedua kakinya" lebih efisien. karenaÂ
Kalimat    memiliki makna "siapa orang yang berwudhu" penggantian makna "orang" dengan "saja" pada kalimat ini agar makna lebih efisien karena penggunaan makna kata "Siapa" sudah menyatakan orang, jadi tidak perlu menggunakan makna "orang" lagi pada kalimat ini, dan makna "saja" disini sebagai  petunjuk bahwa kalimat "" bermakna umum bagi kaum muslimin.
Pada kalimat memiliki makna "Telah keluar" pengurangan kata telah pada kalimat ini sangat efektif untuk mempermudah memahami konteks yang ingin disampaikan pada hadits ini.
Kalimat  memiliki makna "dosa-dosa" penggantian arti dari "dosa-dosa" menjadi "segala dosa" adalah hal yang tepat untuk mempersingkat dan mempermudah memahami makna yang ingin disampaikan hadits ini, dan walau artinya diganti arti penggantinya tidak keluar konteks dengan apa yang ingin disampaikan hadits ini.
Maka hasil dari proses penerjemahan dari hadits di atas adalah "Siapa saja yang berwudhu seperti wudhuku ini, niscaya segala dosanya keluar dari wajahnya, kedua tangannya, dan kedua kakinya".
Nah, begitulah sobat muslim pembahasan kita mengenai proses penerjemahan dari bahasa asal ke bahasa sasaran. Hal ini memang tidaklah mudah. Tetapi, semua dapat kita pelajari dengan mudah agar dapat memahami makna kandungan dari setiap ayat-ayat Al-Qur'an, hadist  maupun perkataan ulama terdahulu dalam kitab-kitab. Sehingga hal ini akan membentuk manusia yang berilmu dan paham tentang agama kita, yakni agama islam.
Sekian dari saya, maaf jika ada salah kata,
sampai ketemu lagi, sobat muslim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H