Mohon tunggu...
Rizal
Rizal Mohon Tunggu... Pustakawan - pekerja lepas

hoby nulis beberapa tahun terakhir

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Sorang Penjual Kelontong

24 Desember 2023   13:21 Diperbarui: 24 Desember 2023   13:22 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sudut kecil kota, di tepi jalan sunyi,

Seorang penjual kelontong berdiri tegak.

Dalam langkah simpelnya, tak henti berusaha,

Membelah keheningan dengan tawa kecil.

Di rak-rek kelontongnya, kecil namun penuh makna,

Dijajakan harapan dan kebutuhan sehari-hari.

Dalam senyap keramaian, suara lonceng pintu,

Menyambut pelanggan dengan senyuman sejati.

Penjual kelontong, tukang cerita kehidupan,

Menyimak kisah setiap pembeli yang singgah.

Di antara sembako dan rupiah kembalian,

Terpintal sejuta cerita yang tak terkira.

Dari pagi hingga senja, berdiri teguh,

Menyambut hembusan angin dan panas mentari.

Penjual kelontong, penjaga kecil kehidupan,

Dalam kecilnya toko, terhimpun makna besar.

Mungkin dia tak terdengar di deru dunia,

Namun dalam sepi toko, dia menyuarakan kehidupan.

Dalam seribu barang, tersimpan seribu kisah,

Dan dalam seikat uang, terpintal seribu harapan.

Penjual kelontong, pelaku bisnis sederhana,

Tapi dalam setiap transaksi, ia merajut kebersamaan.

Di dalam toko kecilnya, tercipta sajak hidup,

Dalam setiap kemasan, tersimpan arti kebermaknaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun