Dari awal, harapanku terpatri dalam senyummu,
Namun, langkah bahagiamu membawa kepergian yang sunyi.
Aku mencintai tanpa mengharapkan balasan,
Namun, kebahagiaanmu berdiam di tempat yang jauh, terpisah.
Senyummu adalah lukisan yang memudar,
Berada di pinggiran hati, saksikan kebahagiaanmu yang terlarang.
Hati ini seperti pelayar yang terombang-ambing,
Mencari dermaga, namun bahagiamu tak lagi bersinggungan.
Meski tak bersama dalam setiap hela nafas,
Kusadari bahwa aku adalah bayangan dalam kisahmu.
Aku rela, seiring senyummu membentuk kabut kelam,
Bahagiamu, seperti lagu sedih yang tak mampu kuiringkan.
Kini, hati ini adalah penjelajah dalam sendu,
Berpisah dengan harapan, mengubur cita di taman lara.
Dalam kepergianmu, terukir senyap dan hujan,
Melankolis merajai, seperti puisi yang terluka dan terlantar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H