"Itu SMS yang bales Mba Jingga Mas, Doi gak suka cuma Uleng yang di ajakin Mas Rizal, mba Jingga  pengen ikutan juga".
Aku bengong sendiri mendengar penjelasan Uleng diseberang telepon.
"Oooo... gitu toh, ya sudah nanti aku bawain oleh-olehnya aja ya, kali-kali aja dapet doorprize Mobil Avanza, kan bisa buat keliling Desa.."
Mas Hikmat hanya senyum-senyum melihat tingkah ku, seolah mengerti apa yang sedang aku bicarakan. Lalu dia pun mengajak aku masuk kedalam kafe.
Sampai di dalam acara belum dimulai, saya mengajak Mas Hikmat duduk di sofa empuk ditemani lampu temaram di sudut kafe, baru saja ambil posisi pewe (posisi uwenak) , sudah di kagetkan oleh suara Mas Hikmat.
"Rizal jangan diduduk disitu, emang nya kamu siapa disini, berani-beraninya duduk disitu?"
Waduh saya pun  terkejut, setau saya  di Desa Rangkat aku bebas duduk dimana saja, di pos ronda, rumah Pak Kades, apalagi kalu lagi ngopi di Warung Kang Ibay, koq disini ada larangan.
"Baca dong tulisana itu zal", Mas Hikmat menunjuk secarik kertas yang tertempel di dinding, saya baru tau ternyata ada tulisan VIP/VVIP disana.
"VIP itu kepanjangan dari Very Importan Person dan VVIP artinya Veri-very Importan Person gitu , artinya orang yang penting aja yang boleh duduk disitu, ndeso kamu ah katanya wartawan".
Aku cuma  senyum sendiri mendengar penjelasan Mas Hikmat.
[caption id="attachment_78192" align="aligncenter" width="640" caption="Lho koq pada kumpul disini, kursi VVIP-nya buat siapa dong"]