--
Jadi tidak bisa disangkal lagi, kemungkinan untuk bisa mendesain bayi sendiri semakin dekat.
Tentu banyak keuntungannya bisa mendesain bayi sendiri. Selain mendapatkan bayi yang lebih sehat dan jauh dari penyakit, penampilan bayinya juga diharapkan bisa sesuai dengan selera orangtuanya.
Apalagi jika bisa mengedit kecerdasan, stamina, kepribadian, tentu sang bayi akan lebih mampu bersaing di masa depan ketimbang bayi normal yang biasa-biasa saja. Bahkan bisa terbentuk bayi-bayi super seperti di film superhero.
Tapi masih banyak kekhawatiran dalam penerapan rekayasa genetis terhadap bayi seperti:
Embrio yang harus diterminasi
Bagi beberapa agama, terminasi embrio masih dianggap sebagai pembunuhan. Tetapi jika saat diperiksa ditemukan calon bayi akan mengidap cacat, tentu kemungkinan besar calon orangtua tidak akan mau meneruskan kehamilan. Termasuk juga saat terjadi kesalahan edit gen sehingga malah tambah merusak gen embrio.
Pilihan gen (gen pool) yang semakin menyempit
Saat dilakukan edit gen, biasanya dipilih karakter yang dianggap disukai. Sehingga tidak terjadi koreksi gen. Ini semakin lama akan semakin membuat manusia secara keseluruhan bertambah lemah.
Hilangnya keunikan
Apa yang dianggap cantik dan bagus biasanya sama dalam suatu masyarakat. Sehingga kemungkinan besar calon orangtua akan memilih desain yang sama untuk bayinya. Di Indonesia kemungkian besar desain bayi yang laku adalah yang berkulit putih, bermata besar, berdagu runcing, dan berambut lurus.
Tidak ada lagi keragaman. Betapa membosankan!
Munculnya penyakit baru
Saat kita mengedit gen penyakit tertentu, terkadang malah muncul kerusakan baru di tempat lain, atau penyakit baru yang sama sekali belum kita kenal.
Ketimpangan Gender
Kita ingat di tahun 80-90an, pemerintah Tiongkok menerapkan satu anak saja dan semua orang tua memilih untuk mempunyai anak laki-laki dan mengaborsi bahkan memberikan anak perempuannya kepada orang lain untuk diadopsi.