Mohon tunggu...
Riza Hariati
Riza Hariati Mohon Tunggu... Konsultan - Information addict

SAYA GOLPUT!!!! Tulisan yang saya upload akan selalu saya edit ulang atau hapus tergantung mood. Jadi like dan comment at your own risk. You've been warned!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cara Berkomunikasi dengan 3 Tipe Bahasa Tubuh

1 Juni 2019   13:22 Diperbarui: 4 Juni 2019   17:25 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Peraba
Ada 5% populasi yang tergolong kepada tipe ini, yang berpikir melalui meraba perasaan maupun melalui sentuhan.

Penampilan dari seorang peraba biasanya apa saja yang membuat dia merasa nyaman. Bisa bagus, bisa jelek, yang penting dia merasa nyaman, tidak hanya secara fisik tapi nyaman dilingkungan dia berada. 

Untuk wajah, biasanya tipe peraba bibirnya penuh, tidak tipis.

Orang seperti ini saat berkomunikasi akan banyak menyentuh orang yang diajak ngobrol atau dirinya sendiri. Apakah dengan menepuk-nepuk punggung, merangkul, menarik baju, memeluk. Bisa jadi dia akan menyentuh pipinya sendiri saat bicara, mengelus-elus bajunya. Apalagi saat sudah akrab, siap-siap aja dirangkul dan diunyeng-unyeng kepalanya.

Saat berbicara dia akan mencondongkan tubuhnya ke arah lawan bicara untuk mengurangi jarak secara fisik, supaya lebih mudah menyentuh tentunya. Arah pandangan matanya akan menunduk lurus ke bawah saat dia akan mengakses ingatan perasaannya.

Sayangnya komunikasi seperti ini bisa jadi sering disalahartikan sebagai komunikasi seksual, terutama di negara religius seperti Indonesia ini, di mana kita tidak terbiasa pegang-pegang orang lain. Selain juga sulit dipahami oleh pendengar maupun pemerhati, ngapain kok senggol-senggol terus? 

Aturan seperti ini biasanya membuat seorang peraba akan melatih diri untuk tidak banyak menyentuh orang saat berbicara. Atau malah suka mukul dan meninju pelan (tapi rada sakit), untuk menghindari salah pengertian.

Untuk menarik perhatian seorang peraba, maka Anda bisa membiarkan dia menyentuh Anda selama masih berada dalam batas kesopanan atau menerima gebukan pelannya. Anda juga bisa menepuk punggungnya atau lengannya sesekali saat berbicara. 

Jika Anda tidak nyaman, Anda bisa menentukan dari awal point sentuhan yang anda izinkan, misalnya saat seorang peraba ingin memeluk, maka Anda harus cepat-cepat mengulurkan tangan untuk salaman atau menangkupkan kedua tangan. 

Lalu kosa kata yang digunakan bisa dengan menggunakan ungkapan-ungkapan yang berkaitan dengan perasaan: saya merasa sedih deh rasanya. Saya tersinggung karena...

Atau yang berkaitan dengan indera sentuhan: pakaian ini begitu halus. Pemimpin itu tidak bisa dipegang. Genggamlah harapan (Eh.. lebay).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun