Mohon tunggu...
Riza Hariati
Riza Hariati Mohon Tunggu... Konsultan - Information addict

SAYA GOLPUT!!!! Tulisan yang saya upload akan selalu saya edit ulang atau hapus tergantung mood. Jadi like dan comment at your own risk. You've been warned!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cara Berkomunikasi dengan 3 Tipe Bahasa Tubuh

1 Juni 2019   13:22 Diperbarui: 4 Juni 2019   17:25 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bibir dari pemerhati cenderung tipis, entah kenapa. Lyne juga tidak bisa menjelaskan dalam presentasinya.

Kemudian, yang terpenting, pemerhati biasanya sangat mengutamakan kontak mata. Dia tidak akan senang kepada orang yang tidak memperhatikan dia saat berbicara, merasa diacuhkan.

Berkomunikasi dengan seorang pemerhati supaya lebih nyambung adakalanya kita bisa menggunakan kata-kata yang memerlukan kemampuan visual. Misalnya: "saya perhatikan, saya lihat, saya ingat penampilan dia saat itu, terakhir ketemu dia kelihatan dan jangan lupa untuk jaga kontak mata saat komunikasi dengan mereka.

2. Pendengar
Tipe pendengar mencakup sekitar 20% dari populasi. Tipe ini berpikir dan berkomunikasi melalui suara-suara dan kata-kata.

Ciri khas dari tipe ini, mereka tidak terlalu peduli dengan penampilan mereka, karena visual bukanlah hal yang terlalu penting. Tipe ini juga suka bergumam sendiri saat berpikir. Bahkan ada yang ekstrim, suka berdialog sendiri. Bukan karena kurang waras meski tipe pemerhati mungkin akan beranggapan demikian saat melihat hal seperti itu, tapi karena dia memproses, mengingat dan mengolah data dalam bentuk suara dan kata-kata.

Tipe pendengar biasanya akan menundukkan mata, atau bahkan menelengkan kepala saat berpikir, biasanya ke kiri bawah. Karena mata akan bergerak ke kiri bawah saat mengakses ingatan dalam bentuk suara atau kata. Meski ada kasus khusus di mana ada yang ke arah kanan bawah.

Saat ngobrol dengan seorang pendengar, dia cenderung akan mengalihkan mata, untuk memfokuskan pendengarannya. Juga akan menopangkan dagu dan bahkan sambil mengetuk-ngetukkan jari atau menceklik-ceklik bolpen. Atau bahkan sambil mengetik hal rutin sederhana di komputer atau hape (yang sederhana loh ya).

Bedakan dengan saat seorang pemerhati main hape saat berbicara dengan Anda, itu berarti dia sengaja mengacuhkan Anda.

Jadi saat seorang pendengar betul-betul memperhatikan pembicaraan, dia justru tidak akan banyak mengadakan kontak mata. Sebaliknya kalau seorang pendengar terus menatap Anda saat berbicara, kemungkinan besar dia tidak terlalu nyimak perkataan Anda. 

Jika Anda ingin berkomunikasi dengan baik dengan tipe ini, jangan terus menerus memelototi dia. Itu akan membuat dia panik. Lihat ke wajahnya sekilas, lalu lihat ke arah lain. Lihat lagi, lalu lihat ke arah lain. Dengan demikian dia akan merasa didengarkan.

Lalu gunakan gaya bahasa yang membangkitkan ingatan audiotorinya: Saya dengar Saat kejadian itu penuh dengan suara. Ayo kita bicarakan masalah ini. Saran ini kedengerannya bagus dan seterusnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun