Mohon tunggu...
Riza Hariati
Riza Hariati Mohon Tunggu... Konsultan - Information addict

SAYA GOLPUT!!!! Tulisan yang saya upload akan selalu saya edit ulang atau hapus tergantung mood. Jadi like dan comment at your own risk. You've been warned!

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

10 Prasangka Buruk terhadap Lajang

5 Desember 2018   17:15 Diperbarui: 6 Desember 2018   19:23 1394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang unik yang senang hidup melajang, saya seringkali diterpa berbagai fitnah, gosip dan prasangka buruk lainnya oleh orang-orang yang mengenal saya. Baik orang yang mengenal saya secara sepintas, seperti tukang pembersih AC di rumah saya maupun orang-orang yang  seharusnya mengenal saya seperti sanak saudara dan teman-teman saya.

Berbagai sebab mereka mengatakan hal itu, tapi yang paling sering adalah ketidakbahagiaan hidup mereka sendiri. Semakin tidak bahagia seseorang atas kehidupan mereka, apakah mereka terlibat hutang, pernikahan mereka bermasalah, kehidupan yang jenuh dan membosankan, ada rasa tidak percaya diri dalam diri mereka sendiri, semakin seram fitnah dan gosip yang mereka lemparkan kepada saya.

Memang ada orang-orang yang seperti itu, yang hanya bisa merasa sedikit lebih baik hidupnya jika ada orang lain yang lebih susah dan tidak tahu cara untuk bahagia dengan membahagiakan orang lain.

Saya mendiskusikan hal ini dengan teman-teman saya di Community of Single People - sebuah closed group di FB yang berisi orang-orang yang ingin hidup melajang dengan bahagia- mengenai hal ini, dan banyak tuduhan berikut ini menimpa mereka. Baik keseluruhan maupun sebagian.

Berikut tuduhan kejam yang paling sering saya dan teman saya di CSP dan kenyataan sebenarnya:

1. Korban patah hati yang parah sampai tidak lagi percaya pada laki-laki

Kenyataannya : Saya tidak pernah cukup punya fokus dan investasi perasaan kepada laki-laki manapun. Saya tidak sesentimental itu. Kalau mereka tertarik kepada orang lain, ya sudah. Saya ketawa garing dan move on saja. Saya bisa mengerti kok. Saya pun mudah merasa bosan pada orang.

Paling-paling saya sebel kalau sudah putus, terus mereka minta balik lagi. Atau malah stalking semua sosmed saya, minta di add, dan sebagainya. Sampai istri/pacar baru mereka jadi cemburu dan marah ke saya tidak karuan. Kalau sudah putus, ya sudah dong. Jangan malah merepotkan saya!

Saya juga sebal kalau orang jadi mulai menyebalkan saat mau putus, tidak tepat waktu, males-malesan membalas WA dan SMS, berkelakuan menyebalkan. Kalau sudah ada yang lain ya ngomong, tidak akan saya persulit untuk putus. Tapi biasanya mau yang lain, tapi mau saya juga. Yeee.. palelu peang? Hahaha...

Sejak dulu saya selalu naksir orang berturut-turut kadang dua tiga orang sekaligus dan langsung lupa begitu orangnya tidak ada dihadapan saya lagi. Bukan karena saya gatel, tapi saya memang punya banyak prioritas lain, dimana laki-laki tidak menempati urutan tinggi dalam prioritas itu. Jadi, out of sight out of mind.

2. Pernah mengalami kekerasan seksual sampai tidak lagi menyukai laki-laki

Sepertinya semua perempuan dari yang jelek apalagi yang cantik pasti pernah mengalami pelecehan seksual dalam berbagai level. Mulai dari suit-suit, ditowel-towel, diremas-remas bagian tubuhnya sampai diperkosa.

Tapi alhamdulillah Allah masih melindungi saya sehingga saya hanya mengalami pelecehan level ringan dan saya diberi kekuatan untuk melawan mereka, diberi kemampuan untuk bersuara keras secara lisan dan tulisan, diberi orang-orang yang akan membela saya jika ada yang mau melecehkan saya. Setidaknya saya tidak sampai trauma begitu parah sampai tidak suka laki-laki.

3. Seorang Lesbian alias menyukai sesama jenis

Saya suka laki-laki, terutama yang bodinya keren, perut rata, tapi nggak terlalu bulky. Jadi kalau tipe Ade Rai, maaf saja saya tolak. Saya sukanya seperti Ryan Gosling gitu. Imut tapi manly. Tapi Gosling kayaknya tidak terlalu cerdas. Jadi saya tolak juga. (becandaaaa!!)

Kalau perempuan itu terlalu high maintenance untuk saya, dan entah kenapa tidak menimbulkan selera. Aneh ya, kok saya tidak suka perempuan? YA IYA LAAAAH!

4. Seorang Janda (:D)

Kenyataannya : Tinggal liat KTP saya.

5. Tidak laku, alias tidak ada yang mau menikahi

Kenyataannya : Yah, mungkin saja. Coba lihat baik-baik foto saya. Mungkinkah tidak ada yang mau sama saya?

Tidak? Coba di jum. DI JUUM!

Masih tidak? Yasudah. Mungkin memang saya tidak laku.. wkwkwk..

6. Mau merebut suami/pacar orang (akibat dari nomor 5)

Kenyataannya : Entah kenapa orang yang sudah dimiliki orang lain tidak menarik hati saya. Saya orang yang super egois kalau untuk urusan laki-laki. Semua perhatian harus pada diri saya. Saya tidak suka harus berebut perhatian dengan orang lain. Saya bahkan tidak suka kalau ada SPG yang melayani orang lain saat sedang melayani saya. Langsung saya tinggal.

Dulu ada masa saya berpikir, kalau laki-laki sudah beristri dan punya pacar, mereka tidak akan tertarik pada perempuan lain (saya ini orang lugu!). Jadi biasanya saya bersikap lebih hangat kepada mereka yang sudah punya pasangan, karena tidak punya prasangka buruk.

Betapa salahnya saya. Kadang orang-orang yang sudah kawin betul-betul tidak tahu malu menggoda perempuan. Nanti kalau ada yang curiga, mereka akan menyalahkan perempuannya lalu mengatakan pada semua orang bahwa bukan mereka yang mendekati. 'Kan sudah punya istri? Pantas saja banyak ibu-ibu stress berat dan benci kepada lajang terutama yang cantik. Menderita.

7. Tidak waras

Kenyataannya : saya lebih suka menganggap diri saya sebagai unik dan nyentrik. Setiap orang diciptakan dengan keunikan tersendiri oleh Allah SWT. Dan keunikan saya adalah saya lebih mencintai kebebasan, tidak sanggup hidup dengan ketentuan hidup orang lain. Saya punya banyak minat dan hobi sampai saya tidak suka mengorbankan waktu saya untuk mengurus orang lain. 

Kadang kenyentrikan saya membuat malu atau malah membuat marah orang terdekat saya yang takut diejek orang disekitar. Saya menerima dan mencintai semua kebaikan dan keburukan dalam diri saya jadi kemungkinan besar saya tetap akan nyentrik sebisa saya selama tidak melakukan hal hal yang melukai diri saya dan orang lain.

8. Akan merepotkan mereka

Kenyataannya : Saya dulu memang kadang suka meminta tolong orang. Sampai saya tahu mereka menganggap menolong saya merupakan beban atau sebuah pamrih yang harus saya balas dikemudian hari. Setelah itu saya berusaha semaksimal mungkin melakukan semuanya sendiri. Satu-satunya pertolongan yang betul-betul bisa diandalkan itu hanya dari Allah SWT.

Kalau saya sampai harus membutuhkan pertolongan orang, sebisa mungkin saya membayar mereka dengan profesional. Sejauh ini Allah masih menolong saya untuk mandiri, semoga seterusnya saya tidak pernah membebani orang lain

9. Benci anak-anak

Kenyataannya : Saya memang tidak punya naluri menggebu-gebu untuk menjadi seorang ibu. Saya tidak benci pada anak kecil, tapi tertarik banget juga tidak. Banyak teman-teman saya yang stress karena sudah menikah tapi tidak kunjung dikaruniai anak. Saat saya sadar bahwa hidup melajang berarti saya tidak mungkin memiliki anak, alhamdulillah satu-satunya reaksi saya hanya mengangkat bahu dan move on.

Saat anak-anak tetangga saya menjerit-jerit menangis karena berbagai sebab, saya bersyukur bukan saya yang harus menenangkan mereka. Saat mereka sangat bangga atas prestasi anak-anak mereka saya pun ikut senang.

10. Terlalu mencari yang sempurna alias terlalu milih-milih

Jadi banyak orang yang bilang, kalau sudah perawan tua seperti saya, turunkanlah standarnya. Jangan terlalu milih-milih. Toh tidak ada orang yang sempurna.

Lalu mereka menyodorkan orang ini dan itu dan marah-marah kalau saya menolak mereka atau calon mereka. Kalau calon yang saya tolak itu kemudian menikah dengan orang lain, bolak balik mereka mengungkit-ungkit dan mengejek, "Lihatlah si A sudah kawin dan punya anak! Kamu masih sendiri!"

Seolah-olah kalau saya diejek lalu saya menyesal dan mendadak menganggap orang yang sudah kawin itu setampan pangeran charming dari negeri antah berantah.

Kenyataannya : Saya tidak mencari yang sempurna atau yang dikenal sebagai 'the one' bahkan, saya tidak mencari sama sekali. Saya sibuk berinvestasi kepada diri sendiri untuk hidup secara optimal, supaya bisa bersuka cita dan bersyukur atas apapun rezeki Allah pada diri saya.

Memangnya saya bisa menolak kalau Allah menentukan jodoh saya? Kenyataannya memang Allah menentukan saya akan lebih bahagia kalau saya lajang. Dan saya bersyukur kepada Allah karenanya. Dan saya tidak mau memaksakan diri untuk menerima orang-orang yang tidak cocok untuk saya hanya supaya orang lain senang!

Demikianlah, beberapa prasangka buruk orang terhadap saya dan lajang-lajang lainnya. Ini belum termasuk tuduhan-tuduhan terhadap karakter pribadi saya, sebagai sombong, angkuh, genit, dan sebagainya.

Sepertinya orang-orang tidak bisa percaya bahwa saya menjadi lajang justru karena hidup saya sebagai lajang sangat memuaskan dan membahagiakan sehingga sulit disaingi oleh pernikahan.

Teman saya di group berkata, "What gets me is that some people think my being single is an aversion to something negative rather than the affirmation of something positive."

Yang kira-kira maksudnya : Orang-orang lebih suka berpikir bahwa orang menjadi lajang sebagai akibat dari hal-hal yang negatif ketimbang mempercayai bahwa ada orang yang menjadi lajang sebagai afirmasi hal-hal positif dalam kehidupan mereka.

Dan saya 100% setuju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun