Mohon tunggu...
Riza Hariati
Riza Hariati Mohon Tunggu... Konsultan - Information addict

SAYA GOLPUT!!!! Tulisan yang saya upload akan selalu saya edit ulang atau hapus tergantung mood. Jadi like dan comment at your own risk. You've been warned!

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

10 Prasangka Buruk terhadap Lajang

5 Desember 2018   17:15 Diperbarui: 6 Desember 2018   19:23 1394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenyataannya : Saya memang tidak punya naluri menggebu-gebu untuk menjadi seorang ibu. Saya tidak benci pada anak kecil, tapi tertarik banget juga tidak. Banyak teman-teman saya yang stress karena sudah menikah tapi tidak kunjung dikaruniai anak. Saat saya sadar bahwa hidup melajang berarti saya tidak mungkin memiliki anak, alhamdulillah satu-satunya reaksi saya hanya mengangkat bahu dan move on.

Saat anak-anak tetangga saya menjerit-jerit menangis karena berbagai sebab, saya bersyukur bukan saya yang harus menenangkan mereka. Saat mereka sangat bangga atas prestasi anak-anak mereka saya pun ikut senang.

10. Terlalu mencari yang sempurna alias terlalu milih-milih

Jadi banyak orang yang bilang, kalau sudah perawan tua seperti saya, turunkanlah standarnya. Jangan terlalu milih-milih. Toh tidak ada orang yang sempurna.

Lalu mereka menyodorkan orang ini dan itu dan marah-marah kalau saya menolak mereka atau calon mereka. Kalau calon yang saya tolak itu kemudian menikah dengan orang lain, bolak balik mereka mengungkit-ungkit dan mengejek, "Lihatlah si A sudah kawin dan punya anak! Kamu masih sendiri!"

Seolah-olah kalau saya diejek lalu saya menyesal dan mendadak menganggap orang yang sudah kawin itu setampan pangeran charming dari negeri antah berantah.

Kenyataannya : Saya tidak mencari yang sempurna atau yang dikenal sebagai 'the one' bahkan, saya tidak mencari sama sekali. Saya sibuk berinvestasi kepada diri sendiri untuk hidup secara optimal, supaya bisa bersuka cita dan bersyukur atas apapun rezeki Allah pada diri saya.

Memangnya saya bisa menolak kalau Allah menentukan jodoh saya? Kenyataannya memang Allah menentukan saya akan lebih bahagia kalau saya lajang. Dan saya bersyukur kepada Allah karenanya. Dan saya tidak mau memaksakan diri untuk menerima orang-orang yang tidak cocok untuk saya hanya supaya orang lain senang!

Demikianlah, beberapa prasangka buruk orang terhadap saya dan lajang-lajang lainnya. Ini belum termasuk tuduhan-tuduhan terhadap karakter pribadi saya, sebagai sombong, angkuh, genit, dan sebagainya.

Sepertinya orang-orang tidak bisa percaya bahwa saya menjadi lajang justru karena hidup saya sebagai lajang sangat memuaskan dan membahagiakan sehingga sulit disaingi oleh pernikahan.

Teman saya di group berkata, "What gets me is that some people think my being single is an aversion to something negative rather than the affirmation of something positive."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun