Mohon tunggu...
Riza Hariati
Riza Hariati Mohon Tunggu... Konsultan - Information addict

SAYA GOLPUT!!!! Tulisan yang saya upload akan selalu saya edit ulang atau hapus tergantung mood. Jadi like dan comment at your own risk. You've been warned!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lawan Perpecahan dengan Bahasa Indonesia!

1 Desember 2018   17:59 Diperbarui: 1 Desember 2018   20:35 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Retainer saya yang baru

"Oooh!", si Bapak bangun dari duduknya.

Si Ibu keluar dari dalam, sepertinya karena mendengar suara saya yang heboh.

"Eh, halo buu!", saya melambai kepada si ibu dengan senyum lebar karena lega.

Si ibu langsung mengenali saya dan berseru, "Ooooh.. Sudah jadi buu!", katanya. "Silahkan duduk." Si Ibu menunjuk ke kursi periksa.

"Okay!" saya langsung duduk.

Sementara si Ibu mencari-cari retainer saya, saya langsung mulai dengan interogasi saya mengenai hal yang mengganggu pikiran saya kemarin.

"Buu. Si Bapak sudah berapa lama di Indonesia? Kok masih belum bisa bahasa Indonesia juga? Kan kita harus lancar berbahasa Indonesia."

"Iya niiih!!" Si Ibu melempar pandangan setengah sebal setengah geli kepada si bapak.

Tiba tiba saya menyadari satu hal, bahwa bapak itu ternyata adalah ayah dari si Ibu tukang gigi dan bukan suaminya. Tahulah, tipe bapak-bapak yang umurnya susah ditebak.

Saya dengan nekat melanjutkan dengan bahasa mandarin yang belepotan, berkata pada si Bapak, "Ni zhu zai zher duoshao shijian?" Saya bertanya pada si bapak dengan tata bahasa mandarin yang sama sekali salah, "Anda sudah berapa lama tinggal disini?" (seharusnya sih : Ni zai zher zhule duojiu?)

"Ni weisheme hai bu neng jiang Inni yu?" (Kenapa anda masih belum bisa bahasa Indonesia?)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun