Mohon tunggu...
Riza Fatmahira
Riza Fatmahira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030081 Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Saya menyukai banyak bacaan dan sangat tertarik pada lingkungan sosial

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menikahlah Karena Siap, Bukan Terpaksa

19 Mei 2024   06:42 Diperbarui: 19 Mei 2024   07:00 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menikah adalah salah satu hal yang sakral antara dua orang, pria dan wanita untuk berjanji hidup bersama. Pernikahan bukan hanya sekedar menyatukan dua orang saja, tetapi juga kedua keluarga, yang tadinya keluarga besar hanya satu menjadi bertambah dengan adanya pernikahan ini. 

Tiap agama yang ada di Indonesia mendefinisikan nikah dengan berbagai macam perspektif diantaranya;

-Perjanjian antara dua orang yang telah ditetapkan oleh Allah swt untuk menghalalkan istimta' (pandangan Islam),

-Persekutuan hidup total antara dua orang pria dan wanita dalam pertalian kasih, yang berlangsung seumur hidup dengan dimateraikan berkat nikah kudus (pandangan Kristen),

-Tahapan berumah tangga atau disebut Grahasta Asrama (pandangan hindu),

-Tugas suci manusia untuk melangsungkan sejarah dengan mengemban benih firman tuhan yang maha esa, berwujud kebajikan membimbing putra dan putrinya (pandangan Khonghucu), 

-Ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan wanita, sebagai pasangan suami istri yang mempunyai satu tujuan yaitu berkeluarga (pandangan Budha), dan

-Perjanjian antara seorang laki-laki dan perempuan untuk membentuk persekutuan seluruh hidup, yang terarah dalam kesejahteraan suami-istri dan kelahiran serta pendidikan anak (pandangan Katolik) 

Dari prespektif beberapa agama yang ada, pada intinya menikah merupakan suatu hal yang perlu dipertimbangkan dan dipikirkan secara matang. Tentunya sebuah pasangan tidak ingin menikah modal nekat atau terpaksa, namun kenyataannya banyak terjadi di luar sana orang-orang yang menikah karena terpaksa. Banyak faktor yang membuat keterpaksaan itu misal; dijodohkan, insiden, mengikuti trend yang ada di media sosial, dan lain sebagainya. 

Nyatanya pernikahan yang tepat, adalah dengan persiapan yang matang. Tentunya jauh hari sebelum ada niatan untuk menikah. Ini perlu dipikirkan tidak hanya pihak pria tetapi pihak wanita juga perlu mempersiapkan. Lantas persiapan apa yang perlu dilakukan sebelum ada niatan untuk menikah. Jawabannya cukup sederhana; Mental, finansial, dan komitmen. Namun jelas, proses pembentukan ketiga hal itu tidak semudah mengucapkan. Bahkan nyatanya, pada proses pra-nikah satu yang perlu diperhatikan pula, karakter pasangan. 

Sehingga akan dibahas lebih lanjut keempat poin persiapan menikah, diantaranya;

1. Mental

Tebtunya berkaitan dengan hal-hal batiniah, dengan pertanyaan yang paling menggambarkannya yakni; Mengapa anda ingin menikah dan bagaimana anda menjadi kehidupan anda setelahnya. Tentu tidak hanya ingin memiliki teman hidup, tetapi bagaimana teman hidup anda dapat bersama menjalani tantangan ke depannya secara bersama. 

Kesiapan mental, coba untuk kembali merefleksikan kehidupan anda, menata mental dengan mencari tahu sebenarnya hal apa yang anda ingin dapatkan di kehidupan ini. Setelah berbagai perjuangan yang anda lakukan sendiri dengan keluarga anda, pasangan anda hadir sebagai apa? Perhatikan hubungan berbagai pasangan yang anda temui, misal; hubungan orang tua anda bagaimana dalam mengurus anda selama ini, paman atau bibi anda, kakek atau nenek, bahkan saudara anda yang lebih dahulu menikah. 

Lihat bagaimana mereka membina rumah tangga, bukan harmonis atau tidak karena kata itu sesuatu yang relatif, tergantung sudut pandang yang berbeda. Baiknya selain melihat kehidupan pernikahan orang lain, juga membaca beberapa referensi tentang pernikaha serta melihat dari sudut pandang agama atau spritual. Tentu hal ini akan sangat membantu anda dalam menyiapkan mental yang baik. 

Perlu diingat kembali, apa posisi anda, bukan untuk mengikat janji saja, tetapi anda akan hidup bersama. Cobalah berusaha untuk mempelajari cara mengurus rumah anda sendiri atau cara mengurus anak. Tentunya anda ingin mempunyai keluarga yang sama-sama membantu dalam mengurus masalah rumah tangga. Perlu dicatat bahwa pria dan wanita bukan dibagi berdasarkan; bahwa pria mencari nafkah atau uang dan wanita mengurus masalah rumah. Tidak, itu pemikiran yang keliru, pikirkan bahwa anda ingin mencari partner hidup disetiap aspek, baiknya jika sesama pasangan saling membantu dalam hal ini; Kerja, rumah, dan anak. 

2. Finansial

Semua hal yang berkaitan dengan keuangan perlu untuk dibahas. Bukan hanya keuangan untuk acara pernikahan tetapi, dalam rumah tangga anda. Masalah finansial jangan hanya dibebankan pada pihak pria, sebagai wanita juga membantu dalam hal ini berpikir dan berdiskusi dengan pasangan anda. Persiapan finansial yang matang dengan mempertimbangkan hal-hal primer terlebih dahulu.

Mulailah untuk memikirkan bukan soal, "yang penting bisa makan," tetapi bagaimana keadaan finansial anda dapat memenuhi kebutuhan keluarga anda secara menyeluruh, perlu diingat yang penting terlebih dahulu. Apalagi kebutuhan pendidikan anak anda juga perlu diperhitungkan. 

3. Komitmen

Di sinilah, hal yang paling penting anda bicarakan sebelum menikah. Komitmen, bangun terlebih dahulu pada diri anda sendiri, bahwa anda ingin menikah dengan pilihan karena kemauan anda. Kemudian, jika bisa coba untuk berdiskusi dengan calon anda. Jika melihat dalam pandangan islam, biasanya akan diwakilkan oleh salah satu kepercayaan tiap-tiap pasangan, sehingga pria dan wanita yang ingin menikah memiliki mahram saat ingin berbicara. 

4. Perhatikan karakter pasangan

Ada yang bilang cinta itu buta. Benar, jika anda menyukai seseorang seakan-akan semua keburukannya tertutupi bahkan tidak ada sama sekali. Tetapi, melihat karakter pasangan sangat perlu anda pertimbangkan, karena coba berpikir kembali bagaimana anda akan menjalani kehidupan bersama, dapat dikatakan sepanjang hayat. Jika anda tidak bisa, mintalah kepada teman anda untuk memberikan informasi kepada pasangan anda. Mintalah pandangan mereka bagaiamana. 

Coba lihat, kehidupan pilihan anda sebelum itu, bagaimana dia menggapai mimpinya, bagaimana dia mengatur kehidupannya bersama keluarga, bagaimana dia mengatasi masalah yang ada. Perlu diperhatikan kembali. 

Itulah beberapa hal yang perlu anda perhatikan sebelum menikah, tetap ingat menikahlah karena anda siap bukan karena terpaksa. Karena yang menjalani kehidupan itu anda bukan orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun