Bulan suci Ramadan tidak terlepas dari sahur dan berbuka. Berbuka sendiri adalah hal yang paling ditunggu-tunggu, karena pada saat itu sebelum waktu berbuka masuk, akan ada budaya 'beli takjil'. Ini nih yang sangat dinantikan tiap orang, terlebih lagi budaya beli takjil ini dilakukan bersama orang-orang terdekat seperti; Ibu, ayah, sahabat, dan lainnya.
Budaya beli takjil, suatu hal yang tidak boleh ditinggalkan di bulan Ramadan, sudah menjadi kebiasaan. Namun, tetap ingat beli takjil di sini baiknya yang sesuai dengan asupan tubuh. Artinya tubuh memerlukan asupan nutrisi apa saja dalam berbuka. Terlebih lagi saat perut sedang tidak terisi. Jika berbuka dengan makanan yang berat, tentunya akan bermasalah dengan metabolisme tubuh.
Terlepas dari berbuka puasa ada hal lain yang juga sangat perlu diperhatikan. Karena tentunya konsep berpuasa bukan pada menahan lapar dan dahaga selama 12 jam kemudian selesai. Tetapi, di sini ada keberkahan yang baik. Dari sisi rohani bahkan jasmani. Hal yang penting itu adalah sahur. Sahur adalah serangkaian proses memberikan nutrisi tubuh sebelum tiba waktu berpuasa. Sahur di sini batasnya hingga azan subuh berkumandang. Dengan di mana hukum sahur menurut beberapa pendapat adalah sunnah baik bagi puasa wajib atau puasa sunnah.Â
Seperti yang diriwayatkan oleh HR. Al-Jama'ah kecuali Abu Dawud, dikatakan bahwa "Makan sahurlah kamu, karena sesungguhnya di dalam makan sahur itu terdapat berkah." Tidak hanya itu seperti yang dikatakan pada kitab Hasyiatu al-Baijuri pada Juz ke-I hal 304 bahwa, "Dan tidak ada perbedaan pada puasa, antara yang fardu dan yang sunnah. Yakni untuk kesemuanya disunnahkan sahur, atau makan sahur."
Sahur menjadi satu rangkaian kegiatan rutin di bulan puasa. Namun, masih ada saja yang mengenyampingkan rutinan sahur ini "Ngantuk, aku bisa tahan kok," "Pas buka udah makan banyak aku, mending tidur," dan berbagai celotehan lain yang diucapkan ketika dibangunkan sahur. Tidak jarang orang akan memilih untuk melanjutkan tidur dibandingkan bangun sahur.
Bagaimana tidak berpandangan seperti itu! karena bangun sahur itu biasanya dimulai dari jam 03.00 dini hari. Jika dimisalkan, itu masih waktu yang terlalu dini untuk beraktivitas apalagi makan. Kebanyakan orang lebih suka jika awal mulai beraktivitas itu pada jam 6 pagi. Padahal bangun pagi itu memiliki banyak khasiat yang salah satunya dikemukakan oleh studi oleh Dr. Joerg Huber dari Roehampton University di London. Didapatkan bahwa orang yang bangun pagi cenderung lebih sehat dan lebih bahagia.
Tetapi masalah sahur juga tidak lebih rumit dengan mengubah kebiasaan sehabis sahur. "Iya deh aku makan, tapi habis ini lanjut tidur. Terus subuhan lanjut tidur lagi." Ungkapan seperti ni banyak terdengar bukan. Dalil sahur sudah dikeluarkan, iya mengerjaka  sahur tetapi sehabis sahur kok tidur? Sama saja donk! Dikarenakan yang dicari itu bukan aktivitas makannya tetapi apa saja yang akan dikerjakan selepas sahur.
Seperti yang dikatakan Dr. Joerg Huber, bangun pagi cenderung lebih sehat dan lebih bahagia. Nah, dari sini bagaimana kita bisa menciptakan waktu sahur dan selepas sahur agar lebih bermanfaat bagi diri sendiri. Yuk ikuti tips sederhana berikut.
1. Muroja'ah hapalan atau tilawah Al-Qur'an
Ingatan yang masih segar dini hari, akan membuat hapalan kita menjadi lebih kuat, karena proses murojaah. Bagi yang tilawah, bacaan akan lebih fokus atau khusyuk dikarenakan kondisi yang masih hening dengan sedikitnya aktivitas manusia dini hari tersebut.
2. Baca satu buku atau kerja tugas aktivitas luar (sekolah, ngampua, ngantor, dan lain sebagainya)