Mohon tunggu...
Riza Fasya Juliana
Riza Fasya Juliana Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang guru untuk merubah ekosistem pendidikan sesuai pemikiran Ki Hajar Dewantara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Eksplorasi Konsep Modul 3.3 "Pengeloaan Program yang Berdampak Positif Pada Murid"

26 Agustus 2024   19:47 Diperbarui: 26 Agustus 2024   21:05 23537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

SITUASI 5

  • Suara. Para murid diberikan kesempatan untuk menyuarakan ide dan pendapat mereka dalam berbagai aspek proyek. Guru TPK menantang murid untuk mengidentifikasi potensi pakan ternak organik dari lingkungan dan masyarakat sekitar serta permasalahannya. Ini membuka ruang bagi murid untuk menyuarakan ide-ide mereka tentang masalah dan solusi yang relevan dengan konteks lokal mereka.
  • Pilihan. Para murid mencari, menguji coba, dan mengevaluasi berbagai sumber pakan organik untuk menemukan yang paling cocok dan ekonomis. Mereka memutuskan bahwa cacing sutra adalah pilihan terbaik berdasarkan hasil uji coba mereka.
  • Kepemilikan. Murid-murid terlibat langsung dalam proses produksi pakan ternak dan pengujian hasilnya. Mereka merasa memiliki proyek ini karena mereka tidak hanya berperan dalam tahap perencanaan tetapi juga dalam pelaksanaan dan pengembangan praktis.

SITUASI 6

  • Suara. Guru memberi kebebasan kepada murid untuk mengidentifikasi potensi pakan ternak organik dari lingkungan sekitar mereka. Murid memiliki suara dalam menentukan bahan pakan yang akan diuji coba dan dipilih.
  • Pilihan. Murid diberi kebebasan untuk mencari dan menguji coba berbagai sumber pakan organik yang tersedia di sekitar mereka. Mereka melakukan eksperimen untuk menentukan bahan pakan yang paling cocok dan ekonomis.
  • Kepemilikan. Murid merasakan kepemilikan terhadap keseluruhan proses, dari penelitian awal hingga produksi dan distribusi. Mereka tidak hanya sebagai pelaksana tetapi juga sebagai pemikir dan pelaku utama yang menentukan arah proyek.

SITUASI 7

  • Suara. Pak Tegas menggunakan pertanyaan-pertanyaan pemandu untuk membantu murid-murid mematangkan gagasan mereka. Proses ini memberi kesempatan kepada murid untuk menyuarakan pendapat mereka, mendiskusikan aspek-aspek program secara mendalam, dan berkontribusi pada pematangan ide.
  • Pilihan. Murid-murid memilih untuk memulai dengan layanan yang sederhana dan mengembangkan program secara bertahap, sesuai dengan anggaran dan sumber daya yang tersedia.
  • Kepemilikan. murid-murid yang menjalankan kegiatan service komputer merasa memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan program. Mereka terlibat langsung dalam operasional dan pengelolaan layanan, yang membangun rasa kepemilikan terhadap proyek mereka.

SITUASI 8

  • Pilihan. Bank salam yang membuka pasar tradisional senen legi. Pasar ini sebagai bentuk ruang ekspresi kebebasan bagi setiap warga belajar salam untuk bermain peran

SITUASI 9

  • Suara, Pilihan dan Kepemilikan. Dari tayangan video tersebut, menceritakan pengalaman pembelajaran yang didapatkan Alfonsina selama belajar disekolah berbasis riset yaitu sanggar anak alam (Salam) Yogyakarta. Selama bersekolah disana Alfonsia diberikan dorongan serta fasilitas untuk melakukan dan memilih sendiri sebuah riset perkembangan anak usia dini. Alfonsia diberikan kesempatan untuk bertanya, memberikan pendapat dan berdiskusi bersama mentor. Alfonsia juga diajak untuk memetakan target dirinya untuk di masa depan.

SITUASI 10

  • Suara, Pilihan dan Kepemilikan. Dari tayangan video tersebut, menceritakan beberapa situasi sekolah yang merancang program atau kegiatan yang dapat membantu menyediakan kesempatan bagi murid untuk mewujudkan suara dan pilihan mereka. Sekolah ini juga membantu murid untuk belajar melihat dan merasakan dampak dari pilihan dan suara yang dibuatnya.
  1. Dalam setiap situasi yang digambarkan di atas, apa dimensi Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan? Jelaskan jawaban Anda!
  • Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia. Murid-murid dalam kasus ini menunjukkan kepatuhan terhadap nilai-nilai etika dan tanggung jawab melalui inisiatif mereka untuk menciptakan program ekstrakurikuler yang bermanfaat bagi diri mereka sendiri dan komunitas sekolah. Mereka mengembangkan layanan yang tidak hanya membantu mereka sendiri tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar.
  • Mandiri. Murid-murid menunjukkan kemandirian dengan mengusulkan dan merencanakan. Mereka mengambil inisiatif dalam menghadapi kendala dan memilih solusi kreatif untuk mencapai tujuan mereka.
  • Berkebinekaan Global. Dengan mengembangkan program yang melibatkan anggota komunitas dan bekerja sama dengan pihak luar, murid-murid menunjukkan kesadaran akan keberagaman dan bekerja dalam konteks global. Mereka memperluas wawasan mereka melalui interaksi dengan berbagai pihak dan memahami pentingnya berkolaborasi dengan berbagai kelompok.
  • Kreatif dan Inovatif. Murid-murid menunjukkan kreativitas dan inovasi dengan menciptakan ide yang kreatif. Mereka menghadapi tantangan dan menemukan solusi yang inovatif untuk mengatasi keterbatasan sumber daya, serta mengembangkan ide-ide baru untuk program mereka.
  • Bertanggung Jawab dan Gotong Royong. murid-murid menunjukkan tanggung jawab dengan mengelola dan menjalankan program yang mereka usulkan serta berbagi tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun