3.3.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 3.3Â
Refleksi
Riza Fasya Juliana, S.Pd
CGP Angkatan 10 Kab. Majalengka
Â
Â
- Jenis Kegiatan atau program apakah yang dideskripsikan tersebut (Apakah intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler)?
- Situasi 1 : Kokurikuler
- Situasi 2 : Kokurikuler
- Situasi 3 : Kokurikuler
- Situasi 4 : Ekstrakurikuler
- Situasi 5 : Kokurikuler
- Situasi 6 : Ekstrakurikuler
- Situasi 7 : Kokurikuler
- Situasi 8 : Kokurikuler
- Situasi 9 : Intrakurikuler, Kokurikuler dan Ekstrakurikuler
- Situasi 10 : Intrakurikuler, Kokurikuler dan Ekstrakurikuler
2.  Dalam setiap situasi, identifikasilah dibagian mana dan bagaimana guru mencoba mempertimbangkan 'suara'; 'pilihan'; dan        'kepemilikan' murid untuk mendorong tumbuhnya kepemimpinan murid. Jelaskan jawaban Ibu/Bapak.
SITUASI 1
- Suara. Pak Segar memberikan murid-murid kesempatan untuk menyuarakan ide dan pendapat mereka tentang bagaimana lahan yang terlantar sebaiknya digunakan. Ini menunjukkan bahwa ia menghargai pendapat murid dan membuka ruang bagi mereka untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan.
- Pilihan. Pak Segar juga memberikan murid-murid kesempatan untuk memilih dan menentukan bagaimana kebun tersebut akan diisi dan dirawat. Murid-murid diminta untuk menggambarkan seperti apa kebun impian mereka dan jenis tanaman apa yang mereka inginkan.
- Kepemilikan. Murid-murid tidak hanya menyarankan ide tetapi juga terlibat dalam implementasinya, seperti membawa biji tanaman dari rumah dan menawarkan sisa potongan sayuran. Ini menciptakan rasa kepemilikan terhadap kebun.
SITUASI 2
- Suara. Bu Ara memberi murid-murid kesempatan untuk menyuarakan ide dan pendapat mereka tentang bagaimana kelas mereka harus diatur. Murid-murid dibagi dalam kelompok untuk mendiskusikan dan merancang layout kelas mereka. Ini memberikan mereka kesempatan untuk menyampaikan ide dan preferensi mereka secara aktif.
- Pilihan. Murid-murid diundang untuk memilih layout yang mereka inginkan. Ini memberi mereka kesempatan untuk memilih layout yang mereka rasa paling sesuai dengan keinginan mereka.
- Kepemilikan. Dengan melibatkan murid-murid dalam merancang layout kelas dan memilih desain yang akan diimplementasikan, Bu Ara membantu mereka merasa memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan kelas mereka.
SITUASI 3
- Suara. Pak Atap memberi murid-murid kesempatan untuk menyuarakan ide dan pendapat mereka secara aktif dalam perencanaan kegiatan study wisata dengan cara menanyakan kepada murid-murid anggota komite tentang pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka pelajari selama Kelas 9 serta keuntungan yang mereka harapkan dari studi wisata.
- Pilihan. Perwakilan murid menyortir beberapa pilihan destinasi dan mendiskusikannya secara bersama-sama dengan anggota komite menggunakan checklist kriteria. Proses ini memberi murid kesempatan untuk memilih destinasi berdasarkan preferensi mereka sambil mempertimbangkan batasan dan kriteria yang ada.
- Kepemilikan. Murid-murid terlibat sebagai anggota komite yang memiliki tanggung jawab dalam merencanakan dan memutuskan elemen-elemen dari studi wisata. Ini memberi mereka rasa kepemilikan terhadap keseluruhan proses.
SITUASI 4
- Suara. Pak Bahri memberikan murid-murid kesempatan untuk menyuarakan ide dan pendapat mereka dalam perencanaan kegiatan ekstrakurikuler dengan mengadakan pertemuan daring dengan anggota OSIS untuk mendiskusikan kegalauannya mengenai kegiatan ekstrakurikuler selama pandemi. Ia menanyakan perasaan dan umpan balik mereka tentang kegiatan daring yang telah dilakukan, serta meminta saran mengenai kegiatan ekstrakurikuler yang bisa dilakukan secara daring. Ini memberikan kesempatan kepada murid-murid untuk menyuarakan kekhawatiran dan ide mereka.
- Pilihan. Murid-murid diberikan kesempatan untuk memilih dan merancang bagaimana kegiatan ekstrakurikuler akan dilaksanakan. Murid-murid menawarkan solusi dengan mengusulkan agar murid-murid sendiri yang mengajar kegiatan ekstrakurikuler tersebut, dengan guru sebagai supervisor. Ini adalah contoh nyata dari murid yang diberikan pilihan untuk berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan.
- Kepemilikan. Pak Bahri menciptakan rasa kepemilikan di kalangan murid-murid dengan melibatkan mereka dalam berbagai aspek kegiatan ekstrakurikuler dengan menyetujui usulan murid-murid untuk membiarkan mereka yang memiliki keahlian mengajar kegiatan ekstrakurikuler, Pak Bahri memberikan mereka rasa kepemilikan terhadap kegiatan tersebut.
SITUASI 5
- Suara. Para murid diberikan kesempatan untuk menyuarakan ide dan pendapat mereka dalam berbagai aspek proyek. Guru TPK menantang murid untuk mengidentifikasi potensi pakan ternak organik dari lingkungan dan masyarakat sekitar serta permasalahannya. Ini membuka ruang bagi murid untuk menyuarakan ide-ide mereka tentang masalah dan solusi yang relevan dengan konteks lokal mereka.
- Pilihan. Para murid mencari, menguji coba, dan mengevaluasi berbagai sumber pakan organik untuk menemukan yang paling cocok dan ekonomis. Mereka memutuskan bahwa cacing sutra adalah pilihan terbaik berdasarkan hasil uji coba mereka.
- Kepemilikan. Murid-murid terlibat langsung dalam proses produksi pakan ternak dan pengujian hasilnya. Mereka merasa memiliki proyek ini karena mereka tidak hanya berperan dalam tahap perencanaan tetapi juga dalam pelaksanaan dan pengembangan praktis.
SITUASI 6
- Suara. Guru memberi kebebasan kepada murid untuk mengidentifikasi potensi pakan ternak organik dari lingkungan sekitar mereka. Murid memiliki suara dalam menentukan bahan pakan yang akan diuji coba dan dipilih.
- Pilihan. Murid diberi kebebasan untuk mencari dan menguji coba berbagai sumber pakan organik yang tersedia di sekitar mereka. Mereka melakukan eksperimen untuk menentukan bahan pakan yang paling cocok dan ekonomis.
- Kepemilikan. Murid merasakan kepemilikan terhadap keseluruhan proses, dari penelitian awal hingga produksi dan distribusi. Mereka tidak hanya sebagai pelaksana tetapi juga sebagai pemikir dan pelaku utama yang menentukan arah proyek.
SITUASI 7
- Suara. Pak Tegas menggunakan pertanyaan-pertanyaan pemandu untuk membantu murid-murid mematangkan gagasan mereka. Proses ini memberi kesempatan kepada murid untuk menyuarakan pendapat mereka, mendiskusikan aspek-aspek program secara mendalam, dan berkontribusi pada pematangan ide.
- Pilihan. Murid-murid memilih untuk memulai dengan layanan yang sederhana dan mengembangkan program secara bertahap, sesuai dengan anggaran dan sumber daya yang tersedia.
- Kepemilikan. murid-murid yang menjalankan kegiatan service komputer merasa memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan program. Mereka terlibat langsung dalam operasional dan pengelolaan layanan, yang membangun rasa kepemilikan terhadap proyek mereka.
SITUASI 8
- Pilihan. Bank salam yang membuka pasar tradisional senen legi. Pasar ini sebagai bentuk ruang ekspresi kebebasan bagi setiap warga belajar salam untuk bermain peran
SITUASI 9
- Suara, Pilihan dan Kepemilikan. Dari tayangan video tersebut, menceritakan pengalaman pembelajaran yang didapatkan Alfonsina selama belajar disekolah berbasis riset yaitu sanggar anak alam (Salam) Yogyakarta. Selama bersekolah disana Alfonsia diberikan dorongan serta fasilitas untuk melakukan dan memilih sendiri sebuah riset perkembangan anak usia dini. Alfonsia diberikan kesempatan untuk bertanya, memberikan pendapat dan berdiskusi bersama mentor. Alfonsia juga diajak untuk memetakan target dirinya untuk di masa depan.
SITUASI 10
- Suara, Pilihan dan Kepemilikan. Dari tayangan video tersebut, menceritakan beberapa situasi sekolah yang merancang program atau kegiatan yang dapat membantu menyediakan kesempatan bagi murid untuk mewujudkan suara dan pilihan mereka. Sekolah ini juga membantu murid untuk belajar melihat dan merasakan dampak dari pilihan dan suara yang dibuatnya.
- Dalam setiap situasi yang digambarkan di atas, apa dimensi Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan? Jelaskan jawaban Anda!
- Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia. Murid-murid dalam kasus ini menunjukkan kepatuhan terhadap nilai-nilai etika dan tanggung jawab melalui inisiatif mereka untuk menciptakan program ekstrakurikuler yang bermanfaat bagi diri mereka sendiri dan komunitas sekolah. Mereka mengembangkan layanan yang tidak hanya membantu mereka sendiri tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar.
- Mandiri. Murid-murid menunjukkan kemandirian dengan mengusulkan dan merencanakan. Mereka mengambil inisiatif dalam menghadapi kendala dan memilih solusi kreatif untuk mencapai tujuan mereka.
- Berkebinekaan Global. Dengan mengembangkan program yang melibatkan anggota komunitas dan bekerja sama dengan pihak luar, murid-murid menunjukkan kesadaran akan keberagaman dan bekerja dalam konteks global. Mereka memperluas wawasan mereka melalui interaksi dengan berbagai pihak dan memahami pentingnya berkolaborasi dengan berbagai kelompok.
- Kreatif dan Inovatif. Murid-murid menunjukkan kreativitas dan inovasi dengan menciptakan ide yang kreatif. Mereka menghadapi tantangan dan menemukan solusi yang inovatif untuk mengatasi keterbatasan sumber daya, serta mengembangkan ide-ide baru untuk program mereka.
- Bertanggung Jawab dan Gotong Royong. murid-murid menunjukkan tanggung jawab dengan mengelola dan menjalankan program yang mereka usulkan serta berbagi tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!