Mohon tunggu...
Rizaelani RR
Rizaelani RR Mohon Tunggu... Mahasiswa - PBSI Untidar

MAHASISWA PBSI UNTIDAR

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sebuah Solusi Menghadapi Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring) di Masa Pandemi Covid-19

18 Juni 2021   10:55 Diperbarui: 18 Juni 2021   11:09 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkuliahan Daring bukanlah sebuah sistem baru dalam dunia pendidikan, melainkan suatu sistem yang telah ada dengan beriringnya perkembangan dunia teknologi. Dunia boleh saja berbicara bahwa semua lini kehidupan telah diwarnai dan harus beradaptasi dengan teknologi. Akan tetapi, fakta di lapangan berbicara lain. Salah satunya adalah sistem pendidikan yang dianjurkan dan diharapkan dengan media digital atau daring masih sangat minimalis di Indonesia. Perkuliahan daring tidak hanya memvirtualkan bahan pengajaran, tetapi juga soal fasilitas dan penetrasi jaringan internet. Selain itu, kemampuan para dosen dalam memberikan materinya dan daya tangkap mahasiswa lewat daring. Perkuliahan online atau daring menjadi alternatif yang kian membias di tengah merebaknya virus corona. Pandemic ini menuntut semua lembaga, tanpa pengecualian untuk menggunakan sarana media digital dalam kegiatan belajarnya semaksimal mungkin. Berbagai universitas berlomba-lomba menelisik cara-cara yang efektif dalam mentransmisikan sistem pengajarannya. Perkembangan teknologi yang kian canggih mengakomodasi dan memobilisasi sistem perkuliahan ini.

Sistem perkuliahan Daring selama masa pandemi Covid-19 terlihat tidak efektif. Banyak nya masalah yang di temui seperti kurangnya fasilitas pembelajaran yang tidak lengkap dan Keadaan ekonomi yang tidak mendukung. Banyak ketimpangan yang begitu jelas antaraa kampus dan mahasiswa sehingga sistem perkuliahan tidak bisa berjalan dengan semestinya.

Pembelajaran bisa dikatakan efektif apabila pembelajaran itu bisa mencapai tujuan pembelajaran. Keefektifvitasan proses pembelajaran jarak jauh di masa pandemi wajib di iringi dengan fasilitas yang lengkap dan memadai. apabila fasilitas dan sistem perkuliahan tidak terpenuhi maka perkuliahan itu tidak akan berjalan dengan sempurna. Karena menurut (Darin E. Hartley, 2001) e-Learning merupakan suatu jenis belajar-mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lainnya.. Dosen tidak bisa seenaknya memberikan bahan ajaran yang terkesan membosankan dan melelahkan. Dosen juga di tuntut untuk bisa berkreatifitas dan kampus harus menyediakan sistem pembelajaran yang layak untuk di gunakan.

Pembelajaran jarak jauh sebenarnya memberikan peluang kepada mahasiswa untuk mempelajari pengetahuan secara lebih luas lagi. Namun bila PJJ dilakukan secara mendadak dan tidak diimbangi dengan sistem pendukung, maka proses pembelajaran tidak efektif. Pencapaian pembelajaran akan sulit diukur. Kampus diberi tanggung jawab lebih untuk menjalankan fungsinya sebagai wadah penjamin masa depan bangsa. Tulisan ini hendak menawarkan solusi pembelajaran yang efektif selama masa pandemi. Sederhannya, solusi ini menawarkan sebuah sistem baku koordinasi kampus terhadap mahasiswa. Tawaran ini memang bukan solusi brilian. Namun kenyataannya, penghambat proses pembelajaran yang efektif selama masa pandemi ialah sistem yang tidak komprehensif yang memicu ketidakdisiplinan. Oleh karena itu, penulis menawarkan sebuah panduan pembelajran daring yang efektif selama masa pandemi.

Keutamaan selama PJJ masa pandemi ialah kebijakan kampus harus berpihak sepenuhnya pada mahasiswa. Mahasiswa yang sedang mengenyam pendidikan di sebuah kampus tentu berasal dari latar belakang yang beragam, gaya belajar yang berbeda, dan memiliki orientasi yang berbeda. Kampus harus menyiapkan seperangkat kebijakan yang sekiranya dapat mengakomodasi semua latar belakang mahasiswa. Artinya, kebijakan yang dirancang dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh mahasiswa yang mengikuti PJJ. Kebijakan itu juga harus sejalan dengan visi dan misi pendidikan suatu kampus. Solusi berikut berdasarkan atau dengan pengandaian situasi kampus.

Pertama sekali, rektorat memberikan wewenang penuh kepada Fakultas dan Program Studi (prodi). Rektor membentuk Tim Khusus untuk mengoordinasi prodi selama masa pembelajaran daring. Tim ini membuat protokol koordinasi kepada prodi yang isinya meliputi rambu-rambu dan jalur-jalur koordinasi yang akan digunakan selama pembelajaran masa pandemi. Dalam protokol itu, prodi diwajibkan memberi laporan mingguan kepada Tim Khusus. Laporan yang disampaikan meliputi; alamat tinggal mahasiswa saat itu, kondisi kesehatan mahasiswa, kondisi perekonomian mahasiswa, serta kondisi proses pembelajaran. Laporan yang diterima Tim Khusus dari semua prodi segera dianalisis lalu dibuat keputusan sementara, bila itu perlu.

Prodi melaksanakan pembelajaran sesuai disiplin ilmu masing-masing via daring. Selama pembelajaran satu minggu, prodi melakukan pendataan mahasiswa sesuai protokoler Tim Khusus. Di sini, prodi juga membentuk Tim Prodi untuk bertugas melakukan pendataan mahasiswa. Tim Prodi terdiri dari kepala prodi, dosen pembimbing akademik, dosen pengampu mata kuliah, serta salah satu unsur himpunan mahasiswa tingkat prodi. Pendataan dilakukan dengan cara menyebarkan google form atau sejenisnya. Artinya tiap dosen memiliki google form. Sebelum atau sesudah kelas daring dilaksanakan, dosen memberikan google form kepada mahasiswa untuk diisi. Isi dari google form itu meliputi alamat tinggal mahasiswa, kondisi kesehatan, kondisi perekonomian, dan keluh kesah mahasiswa.

Hasil pendataan satu minggu tersebut diserahkan ke tiap dosen pembimbing akademik dan diteruskan ke kepala prodi. Lalu prodi melakukan analisis terhadap data yang diterima. Di sinilah prodi bisa mengetahui kondisi mahasiswanya. Setelah melakukan analisis, prodi memberi respon kepada mahasiswa yang mengalami kendala. Misalnya, terdapat mahasiswa yang perangkat komunikasinya rusak, kesulitan jaringan di tempat tinggal mahasiswa, kondisi ekonomi memburuk, dan terdapat mahasiswa yang tidak dapat dihubungi saat kelas berlangsung. Setelah mengetahui kondisi mahasiswa, prodi melakukan pemetaan terhadap mahasiswa atau mengelompokan mahasiswa berdasarkan kondisi yang dialami. Dalam melakukan pendataan, mahasiswa diminta untuk jujur dan kooperatif agar prodi dapat bekerja dengan maksimal.

Kebijakan masa pandemi selalu tidak tetap, terkadang banyak kebijakan pemerintah yang berbenturan atau mendadak berubah. Oleh karena itu, prodi selalu menyesuaikan sistem pembelajaran dengan kondisi sosial tiap minggunya. Hasil analisis terhadap mahasiswa di prodi tadi diserahkan ke Tim Khusus rektorat. Rektorat akan menyimpulkan laporan dari setiap prodi lalu dapat membuat kebijakan dengan mempertimbangkan kondisi mahasiswa. Data mahasiswa selama PJJ disimpan dalam sebuah sistem berbasis web agar mudah dianalisis dan disinkronisasi.

Kemudian untuk mengurangi beban mahasiswa, kampus dapat meringankan beberapa jenis pembayaran uang kuliah. Bentuk peringanan dapat terdiri dari sebagai berikut; mengurangi jumlah pembayaran uang Sistem Kredit Semester (SKS) sesuai kondisi, memperpanjang masa dispensasi terhadap semua jenis pembayaran, dan menekan anggaran kampus di bidang Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). UKM dan BEM diminta melakukan perubahan terhadap rancangan kegiatan sesuai kondisi, agar kampus dapat menekan anggaran UKM dan BEM sesuai sasaran.

Apabila sistem koordinasi di atas dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, maka rancangan pembelajaran daring yang efektif dapat dengan mudah dilakukan. Misalnya, mahasiswa yang sudah dikelompokan sesuai kondisi yang dialami, pengajar dapat merancang pembelajaran daring dengan menyesuaikan kelompok-kelompok belajar tadi. Pengajar dapat terlebih dahulu fokus memberikan materi ke mahasiswa yang tidak memiliki kendala fasilitas. Sementara mahasiswa yang memiliki kendala fasilitas dan kesehatan dibikin sebuah kelas prioritas dengan metode pembelajaran yang berbeda dan waktu yang berbeda pula.

Sistem waktu pembelajaran tiap mata kuliah dapat disesuaikan dengan kondisi mahasiswa saat pandemi. Misalnya tiga SKS dapat ditempuh selama lebih dari enam jam untuk mahasiswa yang tidak memiliki kendala fasilitas. Sementara itu, untuk kelompok mahasiswa yang memiliki kendala fasilitas dan kesehatan, dapat mengikuti kelas pada sesi khusus. Setiap satu pertemuan, pencapaian pembelajaran—keaktifan mahasiswa—tidak dapat diukur saat itu juga, karena aplikasi yang tersedia tidak memungkinkan terjaminnya komunikasi pembelajaran yang aktif. Oleh karena itu, dosen dapat memberikan materi melalui video ajar, power point, powtoon, quizizz, dan sebagainya. Penugasan terhadap mahasiswa juga disesuaikan dengan keadaan fasilitas mahasiswa, sehingga beban yang diterima dapat dirasa adil.

Untuk kenyamanan dosen sendiri, tiap dosen pengampu mata kuliah pada satu kelas saling berkoordinasi dan memegang data kondisi mahasiswa dari prodi. Prinsip-prinsip PJJ pada masa pandemi memang harus menimbang banyak hal, sehingga dosen tidak dengan mudah melakukan penilaian terhadap mahasiswa. Dengan memegang data kondisi mahasiswa, setidaknya dapat membantu dosen dalam melakukan penilaian yang obyektif.

Apabila pembelajaran sudah berjalan sesuai kondisi, pengukuran terhadap pencapaian kompetensi pembelajaran dapat dilakukan setelah pemberian penugasan. Penugasan tidak selalu berbasis teks. Mahasiswa dapat mengerjakan tugas dengan video presentasi, menjawab kuis dari aplikasi tertentu, dan sebagainya. Deadline tugas juga harus di sesuaikan dengan beban tugas Sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dan pembelajaran tersebut efektif.

Untuk mendukung sistem pembelajaran masa pandemi tersebut, prodi menyediakan media atau aplikasi yang memungkinkan mahasiswa dapat mengaksesnya dengan mudah. Isi aplikasi tersebut meliputi materi, kelas prioritas, dan informasi terbaru dari prodi ataupun kampus. berdasarkan hasil pendataan dan analisis data mahasiswa tiap minggu, kampus wajib memberikan informasi secara rutin kepada mahasiswa melalui aplikasi atau media yang sama. Mahasiswa dengan sukarela membagikan informasi tersebut ke mahasiswa yang tidak dijangkau oleh prodi untuk membantu kerja prodi.

Dari uraian di atas, maka dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut; untuk menyelenggarakan pembelajaran efektif selama masa pandemi maka, pertama, sistem koordinasi harus dibenahi dengan cara; (1) rektorat membentuk tim khusus yang bertugas mengkoordinasi Fakultas dan Prodi sesuai protokol yang telah disepakati. (2) Prodi membentuk tim prodi yang terdiri dari kepala prodi, dosen pembimbing, dosen pengampu mata kuliah serta dari unsur himpunan mahasiswa. Tim prodi ini bertugas melakukan pendataan terhadap kondisi mahasiswa setiap minggu. (3) Secara berkala, hasil analisis data mahasiswa dilaporkan ke tim khusus rektorat, lalu rektorat mengolah data tersebut dan jika perlu mengeluarkan kebijaka yang bermanfaat bagi mahasiswa.

Kedua, sistem pembelajaran mahasiswa dibenahi dengan cara; (1) mahasiswa dikelompokkan berdasarkan hasil pendataaan prodi; kelompok prioritas dan kelompok bukan prioritas. Kelompok prioritas terdiri dari mahasiswa yang mengalami kendala fasilitas, informasi, dan kendala darurat lainnya. Kelompok bukan prioritas terdiri dari mahasiswa yang memiliki fasilitas dan koneksi jaringan layak. (2) Pembelajaran, penugasan, dan pelatihan dilaksanakan secara efektif dan efisien, serta kondisional. Proses pembelajran tidak Lomba Esai Kementerian Sosial Politik dan Kajian Strategis BEM USD 2020: Kuliah Dalam Jaringan dan Penanganan COVID-19 membebankan atau merugikan mahasiswa. (3) Waktu pembelajaran disesuaikan dengan kondisi mahasiswa dan kondisi media pembelajaran, sehingga mahasiswa dapat mengeklorasi pengetahuan secara efektif.

Ketiga, kampus mengeluarkan kebijakan keuangan yang mendukung kondisi mahasiswa. Kebijakan tersebut antara lain sebagai berikut; (1) pembayaran uang SKS dikurangi sesuai kondisi mahasiswa, (2) dispensasi pembayaran diperpanjang untuk semua jenis pembayaran, dan (3) anggaran dana kampus bidang UKM dan BEM diikurangi, sehingga dapat dialokasikan untuk kepentingan lainnya pada masa pandemi.

Sistem Pembelajaran Jarak Jauh tetaplah sebuah solusi yang baik selama masa pandemi. Namun Pembelajaran Jarak Jauh yang efektif tergantung dari bagaimana kampus menjalankan sistem yang penulis tawarkan di atas. Walaupun keadaan sedang tidak mendukung, dengan diterapkannya sistem yang baku dan komprehensif, maka penulis yakin, Pemebelajaran Jarak Jauh itu dapat berjalan efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun