Mohon tunggu...
Rizaelani RR
Rizaelani RR Mohon Tunggu... Mahasiswa - PBSI Untidar

MAHASISWA PBSI UNTIDAR

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sebuah Solusi Menghadapi Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring) di Masa Pandemi Covid-19

18 Juni 2021   10:55 Diperbarui: 18 Juni 2021   11:09 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sistem waktu pembelajaran tiap mata kuliah dapat disesuaikan dengan kondisi mahasiswa saat pandemi. Misalnya tiga SKS dapat ditempuh selama lebih dari enam jam untuk mahasiswa yang tidak memiliki kendala fasilitas. Sementara itu, untuk kelompok mahasiswa yang memiliki kendala fasilitas dan kesehatan, dapat mengikuti kelas pada sesi khusus. Setiap satu pertemuan, pencapaian pembelajaran—keaktifan mahasiswa—tidak dapat diukur saat itu juga, karena aplikasi yang tersedia tidak memungkinkan terjaminnya komunikasi pembelajaran yang aktif. Oleh karena itu, dosen dapat memberikan materi melalui video ajar, power point, powtoon, quizizz, dan sebagainya. Penugasan terhadap mahasiswa juga disesuaikan dengan keadaan fasilitas mahasiswa, sehingga beban yang diterima dapat dirasa adil.

Untuk kenyamanan dosen sendiri, tiap dosen pengampu mata kuliah pada satu kelas saling berkoordinasi dan memegang data kondisi mahasiswa dari prodi. Prinsip-prinsip PJJ pada masa pandemi memang harus menimbang banyak hal, sehingga dosen tidak dengan mudah melakukan penilaian terhadap mahasiswa. Dengan memegang data kondisi mahasiswa, setidaknya dapat membantu dosen dalam melakukan penilaian yang obyektif.

Apabila pembelajaran sudah berjalan sesuai kondisi, pengukuran terhadap pencapaian kompetensi pembelajaran dapat dilakukan setelah pemberian penugasan. Penugasan tidak selalu berbasis teks. Mahasiswa dapat mengerjakan tugas dengan video presentasi, menjawab kuis dari aplikasi tertentu, dan sebagainya. Deadline tugas juga harus di sesuaikan dengan beban tugas Sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dan pembelajaran tersebut efektif.

Untuk mendukung sistem pembelajaran masa pandemi tersebut, prodi menyediakan media atau aplikasi yang memungkinkan mahasiswa dapat mengaksesnya dengan mudah. Isi aplikasi tersebut meliputi materi, kelas prioritas, dan informasi terbaru dari prodi ataupun kampus. berdasarkan hasil pendataan dan analisis data mahasiswa tiap minggu, kampus wajib memberikan informasi secara rutin kepada mahasiswa melalui aplikasi atau media yang sama. Mahasiswa dengan sukarela membagikan informasi tersebut ke mahasiswa yang tidak dijangkau oleh prodi untuk membantu kerja prodi.

Dari uraian di atas, maka dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut; untuk menyelenggarakan pembelajaran efektif selama masa pandemi maka, pertama, sistem koordinasi harus dibenahi dengan cara; (1) rektorat membentuk tim khusus yang bertugas mengkoordinasi Fakultas dan Prodi sesuai protokol yang telah disepakati. (2) Prodi membentuk tim prodi yang terdiri dari kepala prodi, dosen pembimbing, dosen pengampu mata kuliah serta dari unsur himpunan mahasiswa. Tim prodi ini bertugas melakukan pendataan terhadap kondisi mahasiswa setiap minggu. (3) Secara berkala, hasil analisis data mahasiswa dilaporkan ke tim khusus rektorat, lalu rektorat mengolah data tersebut dan jika perlu mengeluarkan kebijaka yang bermanfaat bagi mahasiswa.

Kedua, sistem pembelajaran mahasiswa dibenahi dengan cara; (1) mahasiswa dikelompokkan berdasarkan hasil pendataaan prodi; kelompok prioritas dan kelompok bukan prioritas. Kelompok prioritas terdiri dari mahasiswa yang mengalami kendala fasilitas, informasi, dan kendala darurat lainnya. Kelompok bukan prioritas terdiri dari mahasiswa yang memiliki fasilitas dan koneksi jaringan layak. (2) Pembelajaran, penugasan, dan pelatihan dilaksanakan secara efektif dan efisien, serta kondisional. Proses pembelajran tidak Lomba Esai Kementerian Sosial Politik dan Kajian Strategis BEM USD 2020: Kuliah Dalam Jaringan dan Penanganan COVID-19 membebankan atau merugikan mahasiswa. (3) Waktu pembelajaran disesuaikan dengan kondisi mahasiswa dan kondisi media pembelajaran, sehingga mahasiswa dapat mengeklorasi pengetahuan secara efektif.

Ketiga, kampus mengeluarkan kebijakan keuangan yang mendukung kondisi mahasiswa. Kebijakan tersebut antara lain sebagai berikut; (1) pembayaran uang SKS dikurangi sesuai kondisi mahasiswa, (2) dispensasi pembayaran diperpanjang untuk semua jenis pembayaran, dan (3) anggaran dana kampus bidang UKM dan BEM diikurangi, sehingga dapat dialokasikan untuk kepentingan lainnya pada masa pandemi.

Sistem Pembelajaran Jarak Jauh tetaplah sebuah solusi yang baik selama masa pandemi. Namun Pembelajaran Jarak Jauh yang efektif tergantung dari bagaimana kampus menjalankan sistem yang penulis tawarkan di atas. Walaupun keadaan sedang tidak mendukung, dengan diterapkannya sistem yang baku dan komprehensif, maka penulis yakin, Pemebelajaran Jarak Jauh itu dapat berjalan efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun