Mohon tunggu...
Riza Nur Ubaidillah
Riza Nur Ubaidillah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

orang bodoh Yang tak kunjung pandai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tuhan Itu Gombal

26 Maret 2014   01:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:29 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dulu mungkin nenek moyang kita tidak perlu malu untuk merangkaikan puisi untuk pujaan hatinya dengan kata-kata yang mendakik-dakik, romantis meski tidak menggunakan kaidah sastra yang melangit-langit dan tentu saja menjadi picisan. Namun keunggulan orang dahulu adalah mereka tidak memaknai segala sesuatu secara kuantitatif, misal “aku rela mati untukmu” kalimat ini tentu saja gombal bagi manusia modern yang biasa berfikir kuantitatif, bahwa satu ya satu, namun jika dipahami dengan sedikit agak sabar kita menjumpai kebenaran dalam kalimat tersebut, yaitu kebenaran kualitatif, makna harfiah bisa saja salah sama sekali, namun ekspresi yang terkandung itu benar. Hal semacam ini sudah tidak hidup pada bahasa pergaulan kontemporer, kita menganggap ekspresi cinta itu cengeng. Sesungguhnya kecengengan itu ada karena malasnya berfikir dan memahami. Tuhan pun mengajari manusia untuk memahami kebenaran kualitatif tersebut, contoh Tuhan (dalam Islam) selalu memetaforkan jika kita melakukan ibadah tertentu itu lebih baik dari ibadah konvensional seribu kali. Bukan berarti kita tidak perlu melakukan kebaikan atau ibadah seribu kali setelahnya kan? Ini perlu pemahaman kualitatif. Misal juga Nabi pernah berujar, tidurnya orang berilmu lebih baik dari sholatnya orang bodoh? Lalu kalo sudah merasa berilmu apa lantas kita tidur saja? Atau kita anggap saja Tuhan itu gombal, sebab kita mungkin terlalu rasional, canggih dan modern untuk memahami kalimat yang sederhana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun