Mohon tunggu...
Riza Berliana
Riza Berliana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Teori Belajar Sosial oleh Albert Bandura

18 Januari 2025   10:56 Diperbarui: 18 Januari 2025   10:56 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Teori Belajar Sosial oleh Albert Bandura

Albert Bandura, seorang psikolog terkemuka, mengembangkan Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) pada tahun 1960-an. Teori ini menekankan bahwa pembelajaran terjadi melalui pengamatan, imitasi, dan model perilaku dari orang lain, bukan hanya melalui pengalaman langsung seperti yang ditekankan dalam teori pembelajaran tradisional.

Prinsip Utama Teori Belajar Sosial

1. Pembelajaran Melalui Observasi

Individu dapat belajar dengan mengamati perilaku orang lain, terutama model yang berpengaruh seperti orang tua, guru, teman, atau tokoh masyarakat.

Contoh: Anak-anak meniru perilaku orang tua mereka, baik positif maupun negatif.

2. Peran Model dalam Pembelajaran

Bandura menunjukkan bahwa perilaku model memengaruhi individu. Model ini bisa berupa model langsung (orang yang terlihat secara fisik) atau simbolik (tokoh dalam film, buku, atau media lainnya).

3. Proses Mental dalam Pembelajaran

Bandura menekankan bahwa pembelajaran tidak hanya mekanis, tetapi melibatkan proses mental seperti perhatian, penyimpanan memori, dan motivasi.

4. Imitasi dan Reproduksi Perilaku

Setelah mengamati perilaku, individu mungkin meniru tindakan tersebut jika mereka memandangnya menguntungkan atau relevan.

5. Reinforcement dan Hukuman

Penguatan (reinforcement) dan hukuman (punishment) dapat memengaruhi seberapa besar kemungkinan seseorang akan mengadopsi atau meninggalkan perilaku tertentu.

Proses Utama dalam Teori Belajar Sosial

Bandura mengidentifikasi empat langkah utama dalam proses belajar sosial:

1. Atensi (Attention)

Individu harus memperhatikan model perilaku untuk dapat mempelajarinya. Faktor seperti daya tarik model atau relevansi perilaku memengaruhi perhatian.

Contoh: Anak-anak lebih memperhatikan guru yang antusias dibandingkan yang pasif.

2. Retensi (Retention)

Informasi yang diamati harus disimpan dalam memori untuk digunakan nanti.

Contoh: Mengingat langkah-langkah menari yang diajarkan oleh seorang instruktur.

3. Reproduksi (Reproduction)

Individu mencoba mereproduksi perilaku yang telah diamati dan disimpan dalam memori.

Contoh: Seorang anak mencoba menirukan cara orang tuanya berbicara di depan umum.

4. Motivasi (Motivation)

Motivasi menentukan apakah individu akan meniru perilaku tersebut. Faktor yang memengaruhi motivasi meliputi:

Penguatan Positif: Mendapatkan hadiah atau penghargaan.

Penguatan Negatif: Menghindari hukuman.

Penguatan Vikarius: Melihat model mendapatkan hasil tertentu dari perilaku tertentu.

Eksperimen Bandura: Bobo Doll

Eksperimen terkenal Bandura menggunakan boneka Bobo menunjukkan bagaimana anak-anak meniru perilaku agresif yang ditunjukkan oleh orang dewasa:

Anak-anak yang menyaksikan model orang dewasa memukul boneka cenderung meniru perilaku agresif tersebut.

Eksperimen ini membuktikan bahwa perilaku dapat dipelajari melalui pengamatan, bahkan tanpa pengalaman langsung.

Aplikasi Teori Belajar Sosial

1. Pendidikan:

Guru dapat menjadi model perilaku positif, seperti menunjukkan cara berinteraksi dengan baik atau berpikir kritis.

2. Pengasuhan Anak:

Orang tua dapat memberikan teladan yang baik karena anak-anak cenderung meniru perilaku mereka.

3. Media dan Hiburan:

Tokoh dalam film atau media sosial dapat memengaruhi perilaku masyarakat, baik positif maupun negatif.

4. Psikoterapi:

Terapi perilaku menggunakan model untuk membantu klien mempelajari keterampilan baru atau mengatasi fobia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun