Mentari Senja Menemaniku Menuju Gelap

 

 

Menuju gelap

Menuju ketidakpastian

 

 

Senja,

apakah air mata ini tidak cukup membuatmu pilu?

jadikan aku pelampiasanmu senja !

 

aku rela kamu membunuhku

tergeletak mati oleh kehampaan 

  

asalkan kamu bisa menjawab

 

apakah aku akan kembali kepada kekecewaan jika aku teruskan jalan ini

akankah sengitnya rindu menghampiriku?

jika aku

menemui pelangi

menemani pelangi

merasakan keindahan setiap warna nya

merasakan . . .

ah, aku sampai lupa rasa itu 

sekali lagi, jawablah senja

 

Padahal . . .

Hanya pelangi

yang bisa saling mengerti

warna-warni kehidupan ku ada disana

 

tapi senja, aku tahu mereka berbohong

mereka mementingkan rupa

di sisi lain, mereka lebih mementingkan status 

 

aku percaya padamu senja

itulah mengapa aku rela bersujud memohon padamu 

 

detik demi detik ini, aku tetap merongrong, hanya kamu wahai senja yang sempit

tetap tanpa jawaban

 

langit sekitar akan berubah menjadi gelap

 

aku menengok sekali lagi dan kamu tetap terdiam

jadi, kamu akan tetap menemaniku?

 

kumelangkahkan kaki

menuju kealpaan dunia

dan

kubiarkan dingin dalam gelap itu menusuk hingga tulang ku

 

Karena senja yang bisu

yang menemaniku menuju gelap

tanpa memberi jawaban atas pertanyaan kegelisahan ini