Mohon tunggu...
RIYOLD
RIYOLD Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Kebijakan Shift Senggang

Life Goes On

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengapa Harga Minyak Dunia Bisa Anjlok Bahkan Minus? Berikut Alasannya

23 April 2020   23:33 Diperbarui: 23 April 2020   23:51 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Harga minyak dunia menurun drastis pada awal Maret 2020, bahkan saking jatuhnya harga minyak dunia saat ini sampai pada titik harga minus per 21 April 2020. Anjloknya harga minyak dunia bersamaan dengan merebaknya pandemi virus Corona (Covid-19).

Melemahnya perekonomian global akibat pandemi. Banyak negara yang memberlakukan lockdown dan kebijakan lainnya yang membatasi mobilitas seperti transportasi serta menurunnya aktivitas industri dalam skala besar menjadi alasan utama anjloknya harga minyak dunia.

Kemudian ditambah lagi dengan perang dagang minyak antar negara Arab Saudi dan Rusia pada bulan Maret lalu yang membuat perusahaan minyak Arab Saudi meningkatkan produksi minyak dalam skala besar, hingga saat ini terjadi oversupply  yang kemudian berakibat pada turunnya harga minyak dunia secara perlahan.

Ini adalah kali pertama minyak dunia berada pada titik terendah hingga minus berada pada angka -US$37 penutupan 20 April. Harga minyak minus artinya jika pembeli akan membeli minyak pada harga minus tersebut, maka pembeli tersebut malah akan dibayar. 

Loh, bagaimana bisa?

Kita mulai dulu penjelasannya dengan mengenal sistem yang digunakan dalam jual beli minyak dunia West Texas Intermediate (WTI) yaitu Futures contract. 

Futures contract. Sesuai dengan namanya, future, artinya masa depan atau masa yang akan datang. Kita membeli minyak di masa depan dengan harga yang ditentukan saat ini. Kenapa bisa begitu? Tujuannya adalah untuk meminimalkan resiko. Harga minyak dunia sangat tidak stabil, bahkan setiap menitnya bisa berubah. 

Maka akan lebih baik melakukan transaksi yang pasti-pasti saja, maka digunakan lah sistem Futures Contract ini. Sederhananya, dalam kontrak ini tertulis bahwa pembeli akan membeli minyak dari penjual sebanyak sekian barel, dengan harga persekian US$,dan pada tanggal yang telah disepakati dalam kontrak pada saat membeli.

Selain itu juga, perlu diketahui bahwa kontrak ini bisa dan boleh diperjual belikan. Jika sudah terlalu banyak atau ingin mengalihkan aset ke sektor lainnya, pemilik kontrak bisa menjual kembali ke pihak lain yang mungkin membutuhkan minyak dalam jumlah banyak.

Futures contract untuk bulan Mei 2020, batas waktunya adalah pada tanggal 21 April 2020. Pembeli yang masih memegang kontrak bulan Mei setelah tanggal yang ditetapkan pada tenggang waktu didalam kontrak mau tidak mau harus mengambil minyaknya meskipun dalam kondisi harga minyak yang sangat rendah. 

Futures contract pada bulan Mei ini mungkin saja sudah dibuat jauh sebelumnya. Mungkin sebelum perang harga minyak atar negara atau bahkan sebelum pandemi Covid-19. Seperti yang dijelaskan diatas, kontrak ini ada untuk menetapkan harga antara penjual dan pembeli sejak awal untuk meminimalkan resiko. Karena perdagangan minyak dunia ini menggunakan sistem kontrak maka apapun yang terjadi di masa depan, kontrak ini tetap harus dipenuhi. Jika tidak dipenuhi bisa dituntut secara hukum.

Persaingan pasar minyak dunia kebanyakan di dominasi oleh para Trader dimana mereka hanya membeli dan menjual kembali kontrak tersebut. Mereka tidak punya storage atau penyimpanan minyaknya. Jika para pembeli ini tidak bisa mengambil minyak yang sudah tenggat waktu sesuai kontrak. 

Maka, harus membayar biaya storage. Artinya akan ada biaya tambahan lainnya, seperti transportasi, penyimpanan, pemeliharaan dan lainnya, yang bahkan bisa mengalami kerugian besar-besaran. Maka, daripada menanggung kerugian tersebut para pemilik kontrak menjualnya ke pihak yang membutuhkan minyak atau mungkin mampu menampung minyak dalam jumlah banyak. Mulai dari sinilah para pemilik kontrak beramai-ramai menjual kontrak mereka agar terhindar dari kerugian dalam jumlah besar, bahkan membayar para pihak yang bersedia membeli kontrak tersebut.

Lalu pertanyaan lainnya adalah. Kenapa para produsen minyak tidak berhenti memproduksi minyak agar tidak oversupply?
Mengurangi atau memberhentikan produksi minyak tidak semudah membalikkan "telapak tangan" banyak pertimbangan dilakukan oleh para produsen minyak.

Ada biaya yang sangat besar untuk menutup produksi suatu sumur/sumber. Kemudian ditambah biaya untuk membuka sumur/sumbernya lagi nanti. Tidak hanya itu sumur/sumber minyak yang ditutup peformanya belum tentu sebaik sebelumnya setelah dibuka kembali. Dan yang paling terburuk adalah sumur/sumber minyaknya bisa mati. 

Anjloknya harga minyak dunia saat ini hanya terjadi pada sistem dagang yang mngacu dengan United States (US) saja, untuk harga minyak Eropa tetap stabil karena biaya transport dan storage-cost lebih kecil dibanding US.

Apakah selanjutnya harga minyak akan kembali normal? Jika Melihat pergerakan harga minyak terakhir sejak penutupan 21 April 2020 harga minyak sudah mulai naik lagi  pada harga belasan US$, kemungkinan harga minyak dunia kembali stabil juga besar karena turunnya harga minyak per 21 April disebabkan banyaknya para pemilik kontrak untuk menghindari kerugian transport & storage cost dengan cara menjual minyak dalam harga yang serendah-rendahnya. Tidak menutup kemungkinan juga harga minyak akan anjlok kembali menjelang tenggat waktu kontrak bulan selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun