Mohon tunggu...
Riyola Wahyunisa
Riyola Wahyunisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Keperawatan Universitas Airlangga

passionate about everything

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Stop Jadi Yes Person! Mengapa?

14 Juni 2022   08:06 Diperbarui: 14 Juni 2022   09:44 1761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alasan Stop Jadi Yes Person!

Terlalu sering menjadi "Yes Person" akan menjadi kebiasaan yang tidak baik dan harus segera ditinggalkan. Hal ini dapat merugikan diri sendiri seperti, kehilangan me time karena terlalu banyak kegiatan yang harus dikerjakan. Keadaan ini akan membuat kita berbohong pada diri sendiri, sehingga dapat memperburuk kondisi mental. Banyak kerugian yang didapatkan ketika seseorang menjadi yes person, diantaranya ialah:

  • Prioritas Terganggu

Ketika seseorang selalu megatakan "iya" pada segala sesuatu, maka akan mengganggu prioritas yang menyebabkan seseorang mendahulukan hal-hal tidak penting hingga berujung menghabiskan waktu dan uang. Schedule seorang yes person akan penuh dengan kegiatan-kegiatan tidak penting yang justru akan menghancurkan jadwalnya. 

Misalnya, sebagai seorang mahasiswa kita menunda mengerjakan tugas artikel yang deadline nya sudah mepet karena ada jadwal hang out bareng teman. Hal ini berarti bahwa kalian lebih memprioritaskan teman daripada tugas utama sebagai mahasiswa. Akibatnya, tugas kalian tertunda yang mengharuskan kalian bekerja lebih lama.

  • Time Management Menjadi Buruk

Melakukan berbagai macam hal tanpa pertimbangan membuat seseorang melewatkan kesempatan untuk melakukan hal yang lebih berharga. 

Terkadang seorang yes person memikirkan tentang tidak sempat melakukan hal ini dan itu, kapan mereka dapat meluangkan waktu untuk diri sendiri, hingga kapan mereka beristirahat dengan santai. 

Padahal tanpa disadari, mereka sendirilah yang membuang waktu dengan percuma. Seperti, sebagai seorang mahasiswa terlalu banyak mengikuti kegiatan organisai sehingga membuat kita jarang mengikuti family time. Akibatnya, kita akan merasa bersalah pada orang tua karena kurangnya waktu bersama mereka.

  • Kondisi Mental Unstable

Kondisi mental merupakan salah satu bahaya yang mengancam seorang yes person. Apabila terus menerus menjalani kegiatan sepanjang hari dan mengerjakan pekerjaan di luar tanggung jawab, tentunya akan ada momen merasa lelah, baik secara fisik maupun mental. 

Misalnya, sebagai seorang mahasiswa kita sungkan menolak permintaan tugas dari teman padahal fisik dan mental kita sedang tidak dalam kondisi prima. Akibatnya, kita dapat mengalami burnout dan stress akibat menahan diri.

Saatnya Katakan Tidak!

Berkata "Tidak" bukan berarti tidak mementingkan orang lain. Justru hal ini akan membantu seseorang bisa menentukan prioritas serta membagi waktu dengan sebaik mungkin mengenai mana yang harus dilakukan atau diselesaikan terlebih dahulu dan mana yang tidak. Sehingga seseorang dapat menikmati waktu bekerja, me time, istirahat, maupun waktu yang dihabiskan dengan keluarga dan orang lain. Lalu apa yang harus dilakukan ?

  • Jangan Takut, Katakan yang Sebenarnya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun