Saya pun mulai mengenal twitter dan FB, yang menjadi pelampiasan saya ketika mengutarakan pendapat soal film yang baru saja saya tonton.Â
Menyenangkan sekali kala itu, berusaha berpendapat sebagai penikmat film. 2016 saya mengenal yang namanya blog, dan akhirnya tulisan yang bisa disebut 'review film' resmi saya buat di sana.Â
Mulai dari film Super Didi, Mars, Untuk Angeline, Jilbab Traveler dan masih banyak lagi, bisa kalian cek di www.riyardiarisman.com, tempat saya mencoba berpendapat setelah menonton film. Sejak saat itu, saya semakin giat. Awal di mana saya percaya pekerjaan yang paling menyenangkan di dunia adalah hobi yang dibayar.
Film Indonesia Saat ini?
Saya semakin bangga menjadi bagian dari film Indonesia. Saya sudah sadar penonton adalah hal penting untuk industri ini. Tapi saya juga harus pintar seiring perkembangan zaman yang menyajikan banyak kemudahan. Mulai dari pembelian tiket yang enggak perlu antri, sinopsis film yang mudah sekali didapatkan, hingga tanggung jawab saya sebagai penonton untuk tidak merekam saat film berlangsung dan menjaga kebersihan bioskop. Simplenya demikian.
Para sineas film Indonesia juga semakin pintar, bukan hanya melihat pasar tapi juga menciptakan pasar untuk karyanya. Juga bukan rahasia lagi kalau film-film tanah air semakin berkembang, tema yang semakin banyak dan kualitas yang tak kalah dengan film-film luar. Sejujurnya, kalau ditanya tentang film Indonesia saya pasti bingung, karena film adalah media yang mengajarkan saya untuk melihat dari banyak sisi. Saya bisa bilang film ini bagus, tapi bagus dari sisi apa adalah hal yang harus saya tegaskan.
Saya mendapatkan banyak pengetahuan dari sebuah film, yang awalnya tak tahu jadi tahu, yang awalnya tak peduli jadi peduli. Bahkan ada saat saya sampai di titik menjadikan film sebagai award untuk sebuah pekerjaan yang saya lakukan, memberikan pikiran saya makanan setelah bekerja keras, sebuah hiburan yang menghidupkan imajinasi.Â
Terlebih ketika saya mendapatkan kursi A yang sebelahnya colokan. Surga menonton film semakin saya rasakan. Oh iya, beberapa segi teknis film seperti pergerakan kamera, sudut pengambilan gambar, hingga penyisipan lagu juga menjadi inspirasi untuk saya membuat vlog, atau konten video lainnya.Â
Pada akhirnya, film Indonesia bisa dikatakan bagus ketika kita menontonnya, bukan soal dukungan semata tapi pembuktian yang membuka mata kita akan tujuan dari film itu dibuat. #TantanganKomik #Jelajahdannobarmaraton
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H