Kekurangan Guru: Indonesia diperkirakan akan kekurangan 1,3 juta guru pada 2024. Hal ini disebabkan oleh banyaknya guru yang pensiun serta rendahnya minat generasi muda menjadi tenaga pengajar. (https://www.kompas.com/edu/read/2023/09/05/081758671/indonesia- kekurangan-13-juta-guru-pada-2024-kemendikbud-ungkap-alasannya#google_vignette)
OPINI Terkait Berita :
Dalam Berita Kompas tersebut menyebutkan bahwa pada tahun 2024, Indonesia diperkirakan akan kekurangan sekitar 1,3 juta guru. Kekurangan ini terutama disebabkan oleh banyaknya guru yang telah pensiun dan rendahnya minat generasi muda untuk menjadi pengajar.
Pendidikan merupakan komponen penting dalam pembangunan negara, jadi fenomena ini pasti sangat memprihatinkan. Dalam tulisan ini, saya akan membahas lebih lanjut tentang beberapa komponen penyebab kekurangan guru tersebut, bagaimana hal ini berdampak pada pendidikan, dan solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini.
Faktor Penyebab Kekurangan Guru
Menurut saya, Salah satu penyebab utama kekurangan guru di Indonesia adalah tingginya angka pensiun guru. Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, banyak guru yang mencapai usia pensiun. Hal ini mungkin menjadi tantangan besar, terutama ketika guru-guru yang pensiun ini tidak segera digantikan oleh tenaga pendidik baru yang lebih berkompeten. Sistem rekrutmen guru yang masih minimum dan terbatasnya pengadaan guru baru juga menjadi faktor yang memperburuk situasi ini.
"Salah satu penyebab kekurangan utama guru di Indonesia adalah tingginya angka pensiun guru yang tidak diimbangi dengan rekrutmen guru baru yang memadai. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak guru yang mencapai usia pensiun, sementara proses pengeringan guru baru seringkali terkendala oleh berbagai faktor, seperti keterbatasan pembentukan dan panjangnya prosedur seleksi. Hal ini mengakibatkan terjadinya kesenjangan antara jumlah guru yang dibutuhkan dengan jumlah guru yang tersedia, sehingga kualitas pendidikan terancam."
Selain itu, rendahnya minat generasi muda untuk menjadi guru juga menjadi penyebab kekurangan tenaga pendidik. Profesi guru sering kali dianggap kurang menjanjikan, baik dari segi status sosial maupun pendapatan. Banyak lulusan perguruan tinggi yang lebih memilih pekerjaan di sektor swasta atau industri yang menawarkan gaji lebih besar dan jenjang karir yang lebih cepat. Profesi guru, meskipun mulia, sering kali dianggap tidak memberikan kesejahteraan yang memadai dibandingkan dengan profesi lainnya.
Dampak Kekurangan Guru
Kekurangan guru tentu memiliki dampak langsung terhadap kualitas pendidikan di Indonesia. Pertama, dengan berkurangnya jumlah guru, rasio antara jumlah siswa dan guru akan menjadi tidak seimbang. Hal ini membuat seorang guru harus mengajar lebih banyak siswa, yang akhirnya mengurangi perhatian individual yang dapat diberikan kepada setiap siswa. Situasi ini dapat menurunkan kualitas pembelajaran di kelas.
Kedua, kekurangan guru dapat memaksa sekolah-sekolah untuk merekrut pengajar yang belum memiliki pelatihan yang memadai. Dalam kondisi darurat, sekolah mungkin harus mengangkat tenaga pengajar yang kurang berpengalaman atau tidak memiliki kompetensi yang cukup, yang berpotensi menurunkan kualitas pengajaran.
Ketiga, daerah-daerah terpencil yang selama ini sudah mengalami kekurangan guru akan semakin kesulitan. Jika kota-kota besar saja kekurangan guru, daerah-daerah terpencil tentunya akan lebih parah. Kondisi ini dapat memperlebar kesenjangan pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan, yang sudah menjadi masalah lama di Indonesia.
Solusi untuk Mengatasi Kekurangan Guru
Untuk mengatasi masalah kekurangan guru, diperlukan langkah-langkah strategis dari pemerintah dan masyarakat. Salah satu solusinya adalah memperbaiki sistem perekrutan guru.
Pemerintah perlu meningkatkan jumlah guru yang direkrut setiap tahunnya, serta memastikan proses seleksi dilakukan secara transparan dan objektif. Selain itu, program beasiswa untuk mahasiswa yang ingin mengambil jurusan pendidikan juga dapat diperluas. Hal ini akan mendorong minat generasi muda untuk menjadikan profesi guru sebagai pilihan karir mereka.