d. Penempatan Infrastruktur Kritis : Mencakup menghindari pembangunan infrastuktur kriis di lokasi  paling berisiko, seperti rumah sakit, jembatan utama, dan pusat data.
e. Zonasi Risiko Gempa : Termasuk mengidentifikasi dan mengatur zona-zona berrisiko tinggi, dengan batasan khusus berkenaan dengan jenis pembangunan apa yang diperbolehkan di area tersebut.
2. Â Pengembangan dan Penerapan Sistem Peringatan Dini
a. Sistem Sensor : mencakup meremplasemen seismometer dan sensor pendukung lainnya yang mampu mendeteksi aktivitas seismik dan memberikan peringatan tentang saat-saat sebelum gempa besar terjadi.
b. Jaringan Komunikasi : mencakup sistem komunikasi yang dapat memberikan peringatan secara cepat kepada masyarakat melalui berbagai saluran komunikasi. Ini dapat termasuk radio, televisi, aplikasi ponsel, dan banyak lagi.
c. Simulasi dan latihan : penjadwalan latihan simulasi evakuasi dan gempa berulang kali dapat membantu masyarakat memahami bagaimana mereka harus merespons peringatan dini.
d. Pendidikan publikasi : membuat masyarakat sadar dengan bagaimana peringatan harus dimunculkan pada ketika mereka dan jika mereka melakukan itu, apa yang harus mereka kenakan tingkat keselamatan mereka menjadi aman jika gempa benar-benar terjadi.
3. Keterampilan Respons Dan Sistem Tanggapan Darurat Kuat
a. Perencanaan Respons : Menyusun rencana tanggap darurat yang mencakup langkah-langkah evakuasi, penyelamatan, dan penanganan darurat lainnya.
b. Koordinasi : Koordinasi harus terjadi antara berbagai lembaga dan organisasi.Ini meliputi pemerintah, layanan darurat dan organisasi non-pemerintah.
c. Peralatan Darurat : Menyediakan dan memelihara peralatan tanggap darurat seperti ambulans, tim penyelamat, dan perlengkapan medis.