Mohon tunggu...
Riyanto Geographer
Riyanto Geographer Mohon Tunggu... Guru - Guru

Geographer, Motivator and Writer

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Upaya Mitigasi Potensi Gempa Megathrust di Sepanjang Pantai Selatan Jawa

20 Agustus 2024   10:25 Diperbarui: 20 Agustus 2024   11:05 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia merupakan salah satu negara yang wilayahnya berada pada zona pertemuan lempeng besar dunia. Ketiga lempeng tersebut yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik. 

Dampak dari letak geologis ini membuat Indonesia dilalui oleh 2 (dua) jalur pegunungan Muda yaitu Mediterania dan Sirkum Pasifik. 

Pada zona pertemuan antar lempeng ini membuat wilayah kita sangat rawan terhadap resiko bencana yaitu gempa bumi. Bahkan Indonesia masuk dalam daftar negara dengan potensi bencana gempa bumi tertinggi di dunia. 

Pada wilayah jalur pertemuan antar lempeng tersebut muncul beberapa zona yang di pengaruhi oleh gerak pada lapisan mantel bumi dinamakan sebagai zona megathrust. 

Pada zona ini  secara aktif akan banyak terjadi gempa dengan skala kecil maupun besar dengan waktu yang kontinu bisa puluhan bahkan ratusan tahun. Salah satu wilayah yang cukup besar dengan potensi gempa tersebut ada di sepanjang pantai selatan Jawa.

Melihat potensi gempa tersebut, maka masyarakat khususnya yang berada di pantai selatan Jawa harus menyiapkan beberapa langkah mitigasi bencana gempa yaitu :

1. Infrastruktur Tahan Gempa

a. Penggunaan Material  : Material konstruksi harus memiliki kekuatan dan fleksibilitas yang cukup untuk bertahan dari getaran.

b. Teknik konstruksi : Teknik konstruksi yang mana dirancang khusus untuk bertahan dari gempa, seperti fondasi fleksibel, struktur       yang mampu meredam vibrazione, dan dinding penahan.

c. Rehabilitasi bangunan lama : membuat rencana sekunder untuk memperkuat bangunan yang sudah ada, termasuk retrofit pada struktur lama ke atas standar tahan gempa.

d. Penempatan Infrastruktur Kritis : Mencakup menghindari pembangunan infrastuktur kriis di lokasi   paling berisiko, seperti rumah sakit, jembatan utama, dan pusat data.

e. Zonasi Risiko Gempa : Termasuk mengidentifikasi dan mengatur zona-zona berrisiko tinggi, dengan batasan khusus berkenaan dengan jenis pembangunan apa yang diperbolehkan di area tersebut.

2.  Pengembangan dan Penerapan Sistem Peringatan Dini

a. Sistem Sensor : mencakup meremplasemen seismometer dan sensor pendukung lainnya yang mampu mendeteksi aktivitas seismik dan memberikan peringatan tentang saat-saat sebelum gempa besar terjadi.

b. Jaringan Komunikasi : mencakup sistem komunikasi yang dapat memberikan peringatan secara cepat kepada masyarakat melalui berbagai saluran komunikasi. Ini dapat termasuk radio, televisi, aplikasi ponsel, dan banyak lagi.

c. Simulasi dan latihan : penjadwalan latihan simulasi evakuasi dan gempa berulang kali dapat membantu masyarakat memahami bagaimana mereka harus merespons peringatan dini.

d. Pendidikan publikasi : membuat masyarakat sadar dengan bagaimana peringatan harus dimunculkan pada ketika mereka dan jika mereka melakukan itu, apa yang harus mereka kenakan tingkat keselamatan mereka menjadi aman jika gempa benar-benar terjadi.

3. Keterampilan Respons Dan Sistem Tanggapan Darurat Kuat

a. Perencanaan Respons : Menyusun rencana tanggap darurat yang mencakup langkah-langkah evakuasi, penyelamatan, dan penanganan darurat lainnya.

b. Koordinasi : Koordinasi harus terjadi antara berbagai lembaga dan organisasi.Ini meliputi pemerintah, layanan darurat dan organisasi non-pemerintah.

c. Peralatan Darurat : Menyediakan dan memelihara peralatan tanggap darurat seperti ambulans, tim penyelamat, dan perlengkapan medis.

d. Pelatihan: Melatih personel respons darurat secara teratur dalam teknik penyelamatan dan penanganan krisis.

4. Perencanaan dan Pendidikan Masyarakat

a. Kesiapsiagaan : Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memiliki kit kesiapsiagaan yang berisi kebutuhan dasar seperti makanan, air, obat-obatan, dan alat komunikasi.

b. Rencana Keluarga : Mendorong keluarga untuk membuat rencana darurat, termasuk titik pertemuan dan jalur evakuasi.

c. Informasi Publik : Menyediakan informasi yang jelas dan mudah diakses tentang bagaimana mempersiapkan diri untuk gempa bumi, termasuk cara melindungi diri selama guncangan dan bagaimana merespons setelah gempa.

d. Komunitas dan Organisasi Lokal : Mendorong pembentukan kelompok komunitas yang fokus pada kesiapsiagaan bencana dan memberikan dukungan serta pelatihan kepada anggota masyarakat.

e. Dengan menerapkan langkah-langkah mitigasi ini secara efektif, risiko dan dampak dari gempa bumi megathrust dapat dikurangi secara signifikan, sehingga melindungi masyarakat dan infrastruktur dari kerusakan yang lebih parah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun