“I just wanna be with you, and… the others, sometimes.” -Libra.
“No, you are mine.” -Aquarius.
**
“Aku di depan rumah kamu.” Baca Ben pada pesan singkat BBM, kemudian ia pun bergegas untuk keluar menjemput Ayla. Dibukanya pintu gerbang dengan perasaan takut dan gugup, namun tetap bersikap tenang dan santai seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
“Dari mana kamu Ay? Kok ga bilang kalo mau ke rumah aku? Tanya Ben.
“Dari rumah, pengen ngeliat kamu aja” Jawab Ayla sambil berjalan masuk ke dalam teras rumah Ben tanpa dipersilakan. Ben pun menghampiri Ayla dan membawanya masuk ke kamarnya yang masih gelap diselimuti dengan dinginnya Air Conditioner siang itu. Hari akhir pekan saat itu sangatlah panas, membuat wajah Ayla memerah dilumuri keringat yang bercucuran dari kepala ke tubuhnya, membuat Ben terpaku diam oleh bingung akan dua pilihan; Bercengkrama dengan santai atau melanjutkan tidur dengan memeluk Ayla.
“Gimana semalem? Kok bisa kamu ga bilang-bilang aku dulu kalo mau pergi sama Margie? Ada cewek lain juga?” Tanya Ayla langsung tanpa basa-basi.
“Ga gimana-gimana, ya cuma pergi gitu aja kok kaya biasanya.. ada satu lagi cewek, temen aku, namanya Lindry, emang aku belom pernah cerita ya temen aku yang namanya Lindry itu”
“Belum”
“Iya aku sama Lindry dan Margie, mendadak gitu ga pake direncanain makanya aku ga bilang dan ajak kamu karena menurut aku kamu juga gamau ikut palingan kan”
“Ya iya sih, tapi kan bisa ya paling tidak kasih informasi” Saut Ayla sambil menarik selimut dan berbaring di tempat tidur Ben.
“Ya kamu kan juga pergi sama temen-temen kamu kan pas aku bilang pergi, fair enough dong sayang..” Ben pun memeluk Ayla dari belakang sambil mencium-cium lehernya. Ayla pun mengerti maksud dan tujuan Ben untuk apa jika ia sudah mengarah ke perilaku tersebut. Dingin dan gelapnya kamar Ben membuat suasana panas di luar padam seketika, begitupun dengan emosi Ayla yang redam oleh rayuan dan pintarnya Ben merayu nya.
Keesokan hari nya, mereka melanjutkan perkuliahan hari Senin seperti biasanya, walaupun berbeda kelas, namun mereka tetap menyempatkan waktu untuk bertemu di kantin tempat mereka biasa makan siang. Ben pun sibuk dengan handphone nya, dan Ayla mulai curiga dengan kebiasaan Ben yang tidak disukainya tersebut.
“Sibuk amat sih kamu akhir-akhir ini sama HP kamu yang?”
“Ini aku cekikikan sama Margie dan Lindry di grup, ada-ada aja emang mereka” Jawab Ben santai. Ayla pun tidak mempermasalahkannya lebih lanjut, ia pun tetap menyantap makan siangnya dengan lahap sambil ikut memainkan HP nya.
Libra. Sosok pribadi yang memiliki karakteristik dan sifat acuh serta cuek di luar kadar normal, seimbang dengan perilaku yang sama oleh Aquarius akan hal itu, sehingga, tidak heran jika mereka saling toleran akan apapun yang dikerjakan atau dilakukan oleh masing-masing pihak, bahkan mereka berpegang teguh akan prinsipnya untuk tidak mencampuri urusan orang lain, terlihat dari bagaimana mereka tidak menjaga privasi masing-masing. Namun, jeleknya dari seorang Libra, mereka dapat dengan pintar menyembunyikan apapun, bagaimanapun, dan kapanpun untuk hal-hal yang menurut mereka orang lain tidak perlu tahu, bahkan pacar nya sekalipun. Kebiasaan Libra terhadap sifat tersebut bisa berujung ke hal baik, bahkan buruk. Baiknya, Libra akan selalu terlihat seperti biasanya ia berperilaku, walaupun sebenarnya terdapat masalah besar yang menghantuinya. Sisi buruknya adalah, kebohongan atas “permainan” yang disembunyikannya membuat orang lain kecewa jika tahu. Sementara Aquarius, adalah pribadi dengan karakteristik dan sifat yang jauh lebih cuek dari Libra. Di awal, mereka pun terlihat serupa dengan Libra, namun diselipkan gengsi dengan kadar lebih, sehingga mereka tidak sembarangan memberikan informasi berupa status apakah mereka sedang senang atau sedih. Sikap cuek namun “meneliti” nya Aquarius terlihat dari bagaimana Ayla bersikap. Aquarius akan secara langsung mengutarakan apa yang ia rasakan, pikirkan, dan risuakan terhadap pasangannya. Dengan gengsi tinggi, ia pun hanya mencerna secara bulat informasi yang diberikan, namun tetap melakukan “penelusurannya” tanpa sepengetahuan pasangannya.
Keadaan pun makin dirasa berbeda oleh Ayla, walaupun ia selalu disuguhi oleh rayuan, gombalan, dan kasih sayang oleh Ben. “Bau” yang asing diendus olehnya, sehingga ia pun memutuskan untuk mencari tahu informasi apa yang disembunyikan oleh Ben dengan caranya sendiri.
**
Detik pun berganti jam dan kemudian hari, terus bergulir hingga sampailah mereka pada perayaan hari jadi nya yang ke-sembilan bulan.
“Sayang Happy Nine-Monthsverssary yaaa” Ucap Ben dengan senyuman khas nya yang Ayla sukai di malam yang romantis itu.
“Iyaa, sama-sama ya sayang” Jawab Ayla dengan lembut sambil mengusap-usap pipi Ben di tengah himpunan orang-orang yang sedang menyantap makan malammnya di suatu restoran daerah Jakarta Selatan.
Malam romantis ini adalah hal yang jarang sekali mereka miliki, menjadi momen paling berharga untuk mereka saat itu. Mereka sengaja mengadakan momen spesial ini dengan berpakaian formal menjadikan diri mereka terlihat berbeda dari biasanya. Dentingan gelas Red Wine pun disulang oleh mereka berdua untuk turut merayakan hari jadi nya itu, hingga muncul pesan beratas namakan “Kifani” terkirim dan dibaca secara tak sengaja oleh Ayla.
“Hey, what’s up with you Ben?”
Ben melihat pesan tersebut melalui notification screen sesaat, lalu mengunci HP-nya secara langsung tanpa memberikan respon terhadap pesan tersebut, dan melanjutkan momen malam romantis nya bersama sang kekasih.
Ayla pun bingung atas gerak-gerik Ben yang berbeda, sembilan bulan lebih ia mengenal Ben dengan perilakunya, yang jika Ben mendapat pesan di HP nya, ia pun akan langsung meresponnya, namun kali ini berbeda. Ayla terus berfikir positif dan menghilangkan jauh-jauh pikiran negatif untuk hal ini, tetapi mengaitkan perilakunya ini dengan hal yang menurut Ayla berbeda dari biasanya, tetapi tetap tidak terlihat hal asing apa yang menyelimuti hubungan mereka.
“Is it normal not to know every particular thing that happens in every couple’s life?”
“What if he’s cheating on me?”
Sampailah Ben di rumah Ayla. Kecup mesra diakhiri dengan pelukan hangat yang diberikannya membuat Ayla terlarut akan kasih sayang yang diberikannya, namun ia tetap berusaha untuk mencari tahu siapa Kifani sebenarnya.
“Goodnight Ay” Lantur Ben dengan lembut.
“Iya” Ayla pun tersenyum sambil membuka pintu mobil dan bergegas pergi keluar tanpa memberikan kata-kata romantis yang membuat Ben bingung. “Kok gitu doang ya? Kenapa nih Ayla?” Gumam Ben dalam pikirannya.
**
Penelusuran Ayla selama beberapa bulan belakangan ini tidak membuahkan hasil yang signifikan untuk jelasnya informasi yang didapat, ia tetap berfikir bahwa Ben menyayangi nya sama seperti biasanya, bahkan lebih. Tetapi, intensitas mereka untuk pergi berpacaran serasa dibagi dua waktu oleh Ben. Di setiap malam, biasanya Ayla dan Ben menyempatkan waktu untuk facetime dan bercengkrama tentang apapun, tetapi akhir-akhir ini, Ben selalu sibuk dengan aktifitasnya.
Hingga sampailah waktu yang tepat untuk Ayla mencari tahu melalui sosial media.
Keahliannya sebagai seorang calon programmer, menguatkan firasat buruknya yang berujung pada terkuaknya siapa Kifani sebenarnya. Seorang cewek asal Bandung, berzodiak Taurus, yang kurang lebih selama satu bulan ini berhubungan dengan Ben. Kifani adalah teman organisasi AIESEC nya yang selama ini tidak pernah diceritakan olehnya.
Ayla pun terdiam sejenak, merasa kecewa atas apa yang Ben lakukan, namun ia tetap tidak ingin mengutarakannya secara langsung untuk hal yang ia temui ini.
“Aku udah sampe rumah nih ya Ay” Kirim Ben melalui pesan singkat BBM.
“Iya sayang, goodnight” Balas Ayla disertai dengan emoticon kiss & hugs, berperilaku seolah-olah ia tidak mengetahui apa-apa.
Libra dan Aquarius memang sepasang pribadi yang berkolaborasi akan passion, sehingga banyak yang bilang bahwa pasangan ini sangat passionate akan apapun, termasuk keterbukaan akan percintaan, jika dilandaskan akan kepercayaan dan komunikasi yang baik diantara keduanya, lebih sering disebut dengan kata Open Relationship.
It means that you are a couple who have a relationship with each other to share love and life with moments, but you are still allowed to seek other people to share them too.
Dua zodiak ini adalah zodiak yang terkenal akan karakteristik dan sifat nya yang genit, kata ini tidak pernah lepas dari sosok seorang Libra dan Aquarius di setiap halaman yang kalian baca. Landasan prinsip dan komitmen untuk serius dan monogami diantara keduanya— terkadang —sulit untuk dipegang teguh, karena sifatnya yang terlalu easy-going dan friendly, serta extrovert terhadap siapapun, sehingga Libra dan Aquarius sangat terbuka untuk komunikasi, bahkan dianjurkan.
Libra adalah sosok yang tidak bisa mengutarakan kata-kata yang bersifat sensitif, sementara Aquarius adalah sosok yang tepat untuk konfrontasi akan apa yang dirasakannya, tetapi, biasanya mereka mengutarakannya dengan nyinyiran agar tetap terlihat cool. Keterbukaan diantara keduanya dapat berakibat pada hal-hal yang setiap pasangan tidak ingin memilikinya, yaitu putus. Kembali lagi, tergantung bagaimana cara menyampaikannya disertai dengan solusi yang diberikan jika berurusan dengan masalah dalam hubungan Libra dan Aquarius. Sifat nya yang open-minded menjadikan cocoknya hubungan diantara kedua belah pihak yang akan jauh dari kata putus.
Ben, sesosok Libra yang satu ini adalah pribadi yang pintar menyeimbangkan keadaan, terbukti dengan bagaimana ia memperlakukan Ayla dengan teman-temannya, serta.. Kifani. Bisa dibilang bullshit, namun inilah sisi buruk seorang Libra. Mereka pintar bersilat lidah, bahkan perlakuan. Firasat dan kecurigaan Ayla selama ini terbukti jelas bahwa Ben dan Kifani menjalin hubungan yang berlandaskan prinsip Open Relationship itu.
Sore hari yang chaos disertai dengan macetnya Kemanggisan, membuat suasana Ben dan Ayla keruh di dalam mobil saat perjalanan Ben mengantarkan Ayla pulang. Keduanya diam, Ben pun semakin merasakan hal yang berbeda dilakukan oleh Ayla kepadanya.
“Kamu kenapa sih Ay? Cerita deh”
“Kifani siapa Ben?”
Ben pun kaget, bagaimana Ayla bisa mengetahui keberadaan Kifani. Tetapi ia tetap tenang dan berperilaku seolah-olah tidak apa-apa, ia pun menghampiri trotoar jalan dan berhenti saat Ayla memaksanya untuk berbicara.
“Dia temen aku di AIESEC Ay, bukan siapa-siapa sumpah”
“Kenapa aku baru tau? Kamu selingkuh?”
“Lah kok main nge judge aja kalo aku selingkuh sih? Ga ada angin ga ada ujan tapi langsung banget bilang gitu?”
“Aku ga nge judge! Kenapa aku bisa tau?! Aku baca chat-chat kamu sama dia!” Balas Ayla dengan marah sambil menunjukan bukti-bukti percapakan Ben dan Kifani melalui handphone nya.
“Ay, kok gitu….” Ben pun kehabisan alasan untuk membela dirinya. “Kita bisa omongin ini baik-baik ya, tapi kayaknya jangan sekarang deh, kita lagi sama-sama panas dan gabisa berbicara dengan pikiran dingin, nanti malem aku telfon kamu ya”
“Ga perlu.” Ayla bergegas pergi keluar dari mobil Ben dengan membanting pintunya, dan berlari menghampiri angkutan umum yang biasa dinaiki nya untuk pulang ke rumah.
“Ay.. kok lo pergi gitu aja sih gue udah ngomong baik-baik! Tunggu!” Teriak Ben sambil berdiri di samping pintu mobilnya dan tidak melakukan apa-apa…
Ayla pun pergi tanpa lisan…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H