“In every part of Aquarius and Libra, there must be something that perfectly fit and match their personality, either good or bad, the chemistry in between the signs’ characteristics and traits will magically embrace for the people who have it.” Aquarius merupakan sosok yang tepat untuk mewarnai hidup seorang Libra. Koneksi diantara mereka menguatkan karakteristik dan sifat negatif yang harus dihilangkan; kegenitan. ‘Rasa ingin memiliki’, disertai dengan proses yang secara ambisius dilakukan, menjadi landasan utama kenapa harus menghilangkan sifat buruk mereka yang satu itu. Kecocokan lainnya dapat terlihat dari bagaimana mereka bisa menggabungkan humor yang tidak semua orang bisa mengerti, ibarat suatu pernyataan akan ‘Dunia hanya milik berdua’, jika Aquarius dan Libra bersatu menjalin hubungan.
Kekurangannya terletak pada egoisme dan sifat dominan Aquarius, sementara Libra merupakan sosok yang mutlak untuk tidak bisa dilarang dari segi apapun, terutama untuk apa yang ingin dimilikinya. Aquarius menutup kekurangan Libra tersebut dengan cara yang unik, sifatnya yang selalu cuek namun nyinyir menjadikan sosok Libra haus akan kasih sayang dan perhatian lebih, sehingga Libra akan selalu mengintrospeksi diri dari apa yang salah dalam perilakunya untuk hubungan yang dijalani. Karakteristik mereka yang sama-sama ‘tidak enakan dengan orang terhadap apapun’, membuat hubungan mereka akan selalu berlandaskan kejujuran walaupun pahit untuk diterima.
“For some reasons, these intelligent signs of all, Aquarius and Libra, will practically figure something smart for their relationship to not be a dull, including the way of smart they will figure out on how to hide everything, LOL.”
Should they just shut the fuck up for every issue in our relationship to make it better? Is it ok for your partner to not know the whole situation, so then they will just see them as partners who totally love them?”
Then He doesn’t think so.
Empat bulan sudah hubungan mereka berlangsung, and they still feel the same in terms of their love. Kecocokan Ben dan Ayla benar-benar membuat mereka semacam ‘lupa daratan’, walaupun kecocokan dari hal hobi dan kegemaran yang mereka lakukan berbeda, tetapi Ben selalu berusaha untuk bisa ‘chip and fit in’ ke apapun yang Ayla sukai, sama dengan apa yang Ayla lakukan kepada Ben untuk hal ini. Untuk saat ini, yang ada di pikiran mereka adalah bagaimana menjadikan hubungan mereka “ngangenin” untuk dilakukan berikut-berikutnya, Ben yang serlalu pergi ke rumah Ayla, serta pun Ayla yang selalu pergi mengunjungi Ben ke rumahnya membuat mereka lebih mengenal perilaku, karakteristik, dan sifat masing-masing lebih jauh lagi. Kemanapun Ben berada, pasti ada Ayla, begitu sebaliknya, sampai, teman-teman dari masing-masing pihak “komplen” atas hilangnya peredaran Ben dan Ayla dari lingkup pertemanan mereka.
“Woy Ben, kemana aja lo, ya ngerti sih udah punya pacar, tapi jangan langsung ngilang gitu aja dong, sampe belajar bareng buat ujian aja lo cuma berdua Ayla doang, padahal Ayla juga temen sepermainan kita-kita juga kan nyet hahahaha, sini lah gabung nongkrong dulu”
Tanya Dinto panjang dengan sedikit ‘amarah’ yang dilontarkannya sore itu. Sosok pria IT yang pintar, berkacamata, dengan rambut hitam ikal dan perut sedikit buncit ini adalah kerabat dekat Ben dan Ayla, sehingga wajar, ia merasa kehilangan dalam lingkup pertemanan mereka.
Ben pun langsung menghampiri Dinto yang sedang duduk di samping pintu masuk restoran tempat mereka selalu nongkrong
“Hahahaha hoy Dint, gak gitu juga kalee, gue kan anaknya selalu balance in all sides, ini buktinya gue samperin lo kan? Emang kerna gue mau ketemu sama lo, udah lama ga nongkrong, apa kabarnya nih?” Tanya Ben dengan gurauan sambil merangkul Dinto.
“Ngomong aja lo kibul, banyak banget alesan lo ah. Jadi gimana lo sama Ayla? Doi kok ga ada? Suruh ke sini lah, biasa juga nongkrong bareng”