Mohon tunggu...
Riyan SetyaPamungkas
Riyan SetyaPamungkas Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

Mengetik.. Menikmati Musik.. Minum Cokelat Pahit dan Teh Pahit

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Review Album "Slanking Forever"

5 Mei 2020   16:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   17:12 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mari mulai me-review saya pribadi mengenai album Slanking Forever. Btw, karena saya menulis ini setelah menonton Review dari Soleh Solihun tadi, jadi basic penulisan saya sekarang adalah based on video review tersebut yaa.. Berikut :

1. Rumahku Itu Kamu
Bagaimana jika point of view-nya digeser. Kata ganti kedua  “kamu” digeser menjadi kata ganti Tuhan (-Mu). Menjadi masuk akal bahwa lagu ini juga bernafas religi ala Bimbim.

Belakangan lagu ini dijadikann sebuah Video Clip dari sebuah kumpalan foto digital oleh Josua Alesandro. Keren!.


2. Bercinta di Sorga
Liriknya sangat jelas nuansa kehidupan setelah mati. Konsep yang dibawa Bimbim adalah bahwa kita hidup berpasangan itu tidak sebatas kakek nenek atau sampai mati seperti yang sering kita terima ucapan : Selamat yaa.. Semoga langgeng sampai kakek nenek atau hingga maut memisahkan. 

Untuk Slank konsep ini tidak berlaku. Bahwa mereka percaya mereka akan bersama  dengan pasangan mereka hingga di Sorga. Untuk lagunya memang seperti kata Abdee di presscon bahwa lagu ini memang mood booster. Musik Slank sungguh terasa. Clip : 

Di sini justru menjelaskan Robot Slanking yang menghampiri Slank di Potlot. Bintang videonya adalah 72 bidadari yang dipilih dari seluruh Indonesia. Well, anehnya padahal di liriknya justru “Aku tak butuh 72 bidadari”, hahaha.. 

Konsep video klipnya seru. Perwakilan daerah membuat video masing-masing yang kemudian disatukan. (Dijelaskan pada interview Denny MR).

3. Jangan Marah
Could’t agree more.. Suara Bimbim sangat cocok untuk awal lagu ini, musik dan liriknya.

Tentang liriknya kembali seperti lagu pertama, bagaimana jika digeser bukan berucap kepada pasangan melainkan kepada orang-orang yang kita sayangi. Akan sangat kuat pesannya jika kita melihat Video Clip-nya. Bagaimana baju yang putih ditumpahi oleh berbagai macam warna emosi.

Dan ini merupakan lagu tema sosial politik di album ini..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun