Pernyataan tersebut membuat malam itu semakin kelabu.
___***___
Lima tahun silam
Taman Suropati menjadi tujuanku selanjutnya untuk berburu potret. Kudengar, lumayan banyak titik-titik indah untuk diabadikan. Banyak pula violinis yang biasanya berkumpul di sore hari. Hal itu tentunya menarik minatku untuk menambah koleksi potret.
Tatkala tiba di lokasi, mataku menangkap sesosok paras cantik tengah berdansa dengan biolanya. Rambut panjang setengah bergelombang, mata teduh, dan lantunan magisnya, sontak membuatku jatuh hati. Ia hanya sendirian kala itu.Â
Sepertinya datang lebih dulu dibanding violinis lainnya. Bias jingga sore itu berpadu dengan sesosok jelita berbiola adalah kombinasi yang sempurna untuk diabadikan. Segera saja aku melesatkan shutter pada objek indah itu. Hasilnya pun tidak mengecewakan.
"Dia harus lihat hasil potret ini," gumamku dalam hati. Setelah berperang batin, akhirnya kubuang jauh rasa malu dan gengsiku untuk mengajaknya berkenalan bermodalkan potret bergambar dirinya. Tanpa pernah kusangka. Perkenalan itu membawa kami ke hubungan yang lebih jauh.
Kau memang sesuai dengan namamu, Nirmala.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H