Mohon tunggu...
Slamet Riyadi
Slamet Riyadi Mohon Tunggu... -

JKW-JK, 2 orang baik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ke Manakah Peserta Konvensi PD Berlabuh?

21 Mei 2014   13:53 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:17 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1400629972700034638

[caption id="attachment_324779" align="aligncenter" width="326" caption="sumber: rakyat merdeka online"][/caption]

Konvensi Capres Partai Demokrat telah berakhir. Seiring keputusan PD untuk tidak memunculkan poros baru ataupun bergabung dengan poros lain (netral), lenyap sudah kabar - kabari peserta konvensi. Namun, berita mengejutkan datang dari Wakil Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, yang mengungkapkan sebagian peserta konvensi akan memberikan dukungan kepada Jokowi-JK (viva, 20/5).  Sayangnya, Hasto tidak mengungkapkan lebih jauh identitas peserta konvensi dimaksud.

Sebagaimana diketahui, konvensi PD diikuti oleh 11 peserta. Tanpa niatan sedikitpun mengecilkan arti peserta lainnya, tulisan kali ini akan menganalisa kemungkinan berlabuhnya nama-nama tertentu ke Jokowi-JK, yaitu:

1. Anies Rasyid Bawesdan (Rektor Universitas Paramadina)

Tokoh muda dalam bidang pendidikan ini mempunyai visi untuk mewujudkan pembangunan Indonesia yang lebih mengutamakan pembangunan manusianya sehingga mampu melahirkan manusia yang merdeka, sejahtera, sehat, terdidik dan bermartabat. Syarat bagi terwujudnya pembangunan manusia  adalah terpenuhinya sarana kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia hingga ke pelosok daerah. Untuk itu, solusi yang ditawarkan Anies Bawesdan adalah pemberdayaan puskesmas.

Menilik program andalan Jokowi di Solo dan Jakarta yang mengutamakan pelayanan puskesmas bagi rakyat kurang mampu kiranya sudah cukup menjawab adanya keseragaman visi dan misi di antara kedua tokoh tersebut. Apalagi ditambah dengan "revolusi mental" nya Jokowi, klop sudah dengan arah pembangunan Anies Bawesdan yang mengutamakan pembangunan di bidang pendidikan.

2.  Dahlan Iskan (Menteri BUMN)

Dalam berbagai kesempatan, telah terjadi kesepakatan antara BUMN dengan Pemprov DKI dalam pengerjaan proyek pembangunan di Jakarta guna mengatasi permasalahan banjir, macet dan penataan kawasan kumuh. Pembangunan di Jakarta sulit terwujud tanpa adanya dukungan kebijaksanaan dari Pusat. Untuk itu Jokowi bersama Dahlan Iskan mendobraknya dengan menjalin kerjasama dalam pembangunan infrastruktur dan fasilitas pelayanan masyarakat. Modal kerjasama seperti inilah yang membuka potensi bergabungnya Dahlan Iskan ke Jokowi-JK.

Dahlan Iskan juga memiliki pandangan yang sama terkait pengembangan BUMN. Dahlan Iskan tidak menampik adanya kepemilikan asing di BUMN melalui pembelian saham. Hal itu diperlukan guna mendukung terlaksananya program-program BUMN. Pemberdayaan BUMN menjadi lebih penting agar mampu menguasai kembali aset BUMN daripada nasionalisasi aset seperti yang dijanjikan oleh Prabowo. Sejalan dengan Dahlan Iskan, Jokowi mengupayakan pembelian PT PAM Lyonnaise Jaya (Palya) oleh BUMD DKI yaitu PT Jakarta Propertindo dan PT Pembangunan Jaya. Langkah besar telah diambil Jokowi tanpa menciderai aturan dan etika internasional guna memenuhi kebutuhan air warga DKI.

3. Gita Wiryawan (Menteri Perdagangan)

Pernah digadang-gadang sebagai cawapres Jokowi, Gita Wiryawan dinilai memiliki platform kebijakan yang sama dengan Jokowi. Pilar ekonomi Jokowi untuk mandiri dalam ekonomi serupa dengan kebijakan perdagangan Gita Wiryawan yang membatasi arus masuk barang impor. Solusi Jokowi terkait peningkatan konektivitas antar pulau sekaligus menyediakan sarana yang efektif bagi bergeraknya komoditi di antara sentra-sentra industri yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia.

Keserasian antara Jokowi dan Gita Wiryawan ditunjukkan dengan pengakuannya kepada Jokowi yang memiliki ketegasan dan keberanian dalam mewujudkan kemandirian selain memiliki sifat jujur dan berkomitmen tinggi terhadap pemberantasan KKN. Sementara Jokowi menyatakan kekagumannya kepada Gita Wirywan yang memiliki pengalaman internasional yang tinggi ditunjang dengan penguasaan maslah ekonomi serta kemampuan negosiasi dan manajerial yang tinggi.

4. Dino Patti Djalal (Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat)

Pada suatu kesempatan Dino mengakui kesamaannya dengan Jokowi dalam hal idealisme. Sebagai tokoh yang malang-melintang di dunia internasional, tentunya Dino tahu persis arti etika dalam pergaulan internasional. Kesepahaman dan saling menghormati menjadi kunci utama diplomasi daripada sekedar memaksakan kehendak sendiri. Faktor inilah yang semakin menyulitkan Prabowo mendapatkan tokoh sekaliber Dino.

Beberapa wacana juga berkembang untuk menyandingkan Jokowi dengan Dino. Alasannya, kompetensi dan jaringan internasional yang dimiliki Dino mampu melengkapi Jokowi dalam mewujudkan kedaulatan politik. Garis politik Jokowi yang mengedepankan Trisakti akan lebih mudah diterima masyarakat internasional apabila dikemas denagn apik oleh Dino yang memiliki kemampuan diplomasi tinggi. Pola komunikasi yang efektif akan lebih diterima oleh pemimpin dunia lainnya daripada pernyataan-pernyataan yang berbau intimidasi seperti yang dilancarkan Prabowo dalam kampanyenya.

Melihat paparan di atas, sangat besar kemungkinan bergabungnya Anies Bawesdan, Dahlan Iskan, Gita Wiryawan dan Dino Patti Djalal kepada Jokowi. Kesamaan platformdan visi-misi menjadi kunci bagi kerjasama diantara mereka. Sementara, kerjasama dengan Prabowo memiliki peluang yang kecil dikarekan janji-janji kampanye Prabowo yang oleh SBY dikecam sebagai tidak rasional dan berpotensi membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kemungkinan besar kini kursi menteri telah habis diobral Prabowo kepada petinggi partai koalisi. Strategi Prabowo dengan koalisi tenda besar dengan sendirinya menutup kemungkinan bergabungnya tokoh-tokoh profesional ke dalam susunan kabinetnya. Kita, sebagai rakyat yang mempertaruhkan masa depan Indonesia setidaknya selama 5 tahun ke depan, tentunya tidak sudi menggantungkan harapan besar tersebut kepada petinggi partai yang minim keahlian nan sarat kolusi. Mari kita tanyakan pada hati nurani kita yang paling dalam.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun