Mekanisme dropbox dilakukan panitia PPLN dengan menyerahkan bok berisi kertas suara kepada pihak perkebunan kelapa sawit. Pihak perkebunan ditunjuk untuk mengelola proses pencoblosan yang diberi waktu selama satu minggu. Kemudian, PPLN mengambil bok berisi surat suara yang telah dicoblos tersebut, untuk dilakukan proses perhitungan. Sedangkan mekanisme pos, dilakukan dengan mengirimkan surat suara ke alamat pemilih, yang telah mendaftarkan sebelumnya melalui website PPLN.
Mengingat, pihak perkebunan kelapa sawit sulit untuk diminta pertanggung-jawabannya, maka surat suara melalui dropbox, sulit dipercaya keabsahannya. Mekanisme yang jauh dari pengawasan pihak panitia tersebut, berpotensi menimbulkan praktek-praktek tercela dari pihak yang tidak bertanggung jawab.
Migrant Care Khawtirkan Pemantauan "Dropbox Voting"
TKI Malaysia dan Hongkong Ingin Pemungutan Suara Diulang
Tuntutan TKI Malaysia dan Hongkong, tidak terlepas dari kedua fenomena berikut,
Hasil Pileg 2014: Di Hongkong PKS Berjaya, PDIP & Golkar Keok
Tentunya sulit, membayangkan PKS yang akhir-akhir ini dicerca isu korupsi, mendapatkan suara yang banyak dari TKI di Malaysia dan Hongkong. Di Malaysia, PKS memperoleh 14,96% suara mengalahkan PDIP yang hanya memperoleh 12,06 suara. Alasan yang dikemukan PKS adalah memiliki banyak kader militan di pabrik-pabrik dan perkebunan sawit di Malaysia,
Kader-Kader Militan PKS di Pedalaman Malaysia
Namun, mengingat potensi kecurangan dropbox justru terjadi di pedalaman Malaysia, sulit bagi PKS menepis anggapan publik. Bahwa PKS dicurigai telah memanipulasi perolehan suara melalui dropbox. Suatu hal yang sulit dibuktikan. Namun, juga suatu hal yang teramat sulit diterima nalar, menyatakan PKS mampu menarik simpati para TKI.
Tak ayal, persepsi publik mengatakan aktor intelektual PKS telah bermain dengan manajemen pabrik dan pihak perkebunan kelapa sawit di Malaysia, untuk melakukan kecurangan terhadap mekanisme pencoblosan melalui dropbox.