[caption id="attachment_329105" align="aligncenter" width="434" caption="http://nasional.sindonews.com/"][/caption]
Berita mengejutkan datang dari negeri jiran, TKI Malaysia Roadshow 1000 Km Dukung Prabowo-Hatta. Nama Prabowo memang terkenal di Malaysia, semenjak keberhasilannya membebaskan Wilfrida Soik dari hukuman mati. Meskipun, hal itu disanggah oleh Dubes KBRI Kuala Lumpur, Herman Prayitno,
KBRI : Pembebasan Wilfrida Jangan Dipolitisasi
Menurut Herman Prayitno, upaya pembebasan TKI asal NTT tersebut sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelum Prabowo turut campur. KBRI telah berkoordinasi dengan Tim Pengacaranya, diantaranya dengan menghadirkan saksi yang memperkuat Wilfrida tengah menderita gangguan jiwa. Selain, juga masih di bawah umur.
Senada dengan KBRI adalah LSM Migrant Care. Direktur Eksekutif, Anis Hidayah, yang mengatakan perjuangan untuk membebaskan Wilfrida sudah dimulai sejak 4 tahun yang lalu. Perjuangan tersebut, antara lain dilakukan dengan menggalang dukungan berupa penandatangan Petisi sebanyak 13 ribu orang.
Upaya mereka inilah yang dinilai berperan besar dalam menentukan keputusan pengadilan,
Pengadilan Malaysia Kabulkan 2 Keberatan Wilfrida Soik
Pengadilan Malaysia Nyatakan Wilfrida Di Bawah Umur
Walau bagaimanapun, tindakan Prabowo yang menunggangi kasus Wilfrida Soik bagi kepentingan dirinya sendiri, telah menimbulkan simpati kepada TKI Malaysia. Walaupun, jauh panggang dari api, tetap musti diakui efeknya. TKI Malaysia tidaklah sedikit. Jumlah DPT TKI Malaysia, merujuk kepada Press Release KBRI KL, sebanyak 1.076.180 pemilih. Atau, separoh lebih dari total DPT luar negeri yang sebanyak 2.038.711, yang tersebar di 96 negara.
Walaupun, PDIP mendominasi pemilih luar negeri dengan perolehan 112.144 suara (Kabar24, 7/5). Namun, di Malaysia, PDIP masih kalah oleh PKS. Apalagi, dibandingkan dengan Golkar yang mendominasi perolehan suara di Malaysia.Hal ini, seharusnya menjadikan perhatian khusus bagi Timses Jokowi. Apalagi, tingkat partisipasi pemilih di Pileg kemarn hanya sekitar 25%. Artinya, masih ada 75% atau delapan ratusan suara pemilih di Malaysia yang belum digarap.
Mekanisme pemilihan di Malaysia dilakukan melalui 3 cara, yaitu TPS, dropbox dan via pos. Sekitar 97% pemilih di Malaysia, menggunakan mekanisme dropbox dan via pos. Sisanya, 3% dengan mengunjungi TPS. Sebagai ilustrasi, DPT Johor yang mencapai 342 ribuan pemilih, terbagi ke dalam DPT PTS 10.000 pemilih, DPT dropbox 320 ribuan pemilih dan DPT Pos 12 ribuan pemilih (Kompasiana, 9/4). Terlihat, hampir semua pemilih di Malaysia menggunakan mekanisme dropbox dan via pos.
Mekanisme dropbox dilakukan panitia PPLN dengan menyerahkan bok berisi kertas suara kepada pihak perkebunan kelapa sawit. Pihak perkebunan ditunjuk untuk mengelola proses pencoblosan yang diberi waktu selama satu minggu. Kemudian, PPLN mengambil bok berisi surat suara yang telah dicoblos tersebut, untuk dilakukan proses perhitungan. Sedangkan mekanisme pos, dilakukan dengan mengirimkan surat suara ke alamat pemilih, yang telah mendaftarkan sebelumnya melalui website PPLN.
Mengingat, pihak perkebunan kelapa sawit sulit untuk diminta pertanggung-jawabannya, maka surat suara melalui dropbox, sulit dipercaya keabsahannya. Mekanisme yang jauh dari pengawasan pihak panitia tersebut, berpotensi menimbulkan praktek-praktek tercela dari pihak yang tidak bertanggung jawab.
Migrant Care Khawtirkan Pemantauan "Dropbox Voting"
TKI Malaysia dan Hongkong Ingin Pemungutan Suara Diulang
Tuntutan TKI Malaysia dan Hongkong, tidak terlepas dari kedua fenomena berikut,
Hasil Pileg 2014: Di Hongkong PKS Berjaya, PDIP & Golkar Keok
Tentunya sulit, membayangkan PKS yang akhir-akhir ini dicerca isu korupsi, mendapatkan suara yang banyak dari TKI di Malaysia dan Hongkong. Di Malaysia, PKS memperoleh 14,96% suara mengalahkan PDIP yang hanya memperoleh 12,06 suara. Alasan yang dikemukan PKS adalah memiliki banyak kader militan di pabrik-pabrik dan perkebunan sawit di Malaysia,
Kader-Kader Militan PKS di Pedalaman Malaysia
Namun, mengingat potensi kecurangan dropbox justru terjadi di pedalaman Malaysia, sulit bagi PKS menepis anggapan publik. Bahwa PKS dicurigai telah memanipulasi perolehan suara melalui dropbox. Suatu hal yang sulit dibuktikan. Namun, juga suatu hal yang teramat sulit diterima nalar, menyatakan PKS mampu menarik simpati para TKI.
Tak ayal, persepsi publik mengatakan aktor intelektual PKS telah bermain dengan manajemen pabrik dan pihak perkebunan kelapa sawit di Malaysia, untuk melakukan kecurangan terhadap mekanisme pencoblosan melalui dropbox.
Apabila, hal ini tidak segera diantisipasi oleh Timses Jokowi, maka praktek kecurangan tersebut, berpotensi terulang kembali di Pilpres nanti. Dan, hal ini merupakan pukulan yang telak bagi Jokowi. Karena, jumlah suara sebanyak 1 juta TKI Malaysia, bukanlah sedikit. Belum lagi, jumlah suara TKI di Hongkong dan negara-negara lainnya.
Suara TKI bukan untuk dibeli. Untuk itu, mari kita waspadai!
Salam 2 jari. Jangan lupa pilih Jokowi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H