Pengembangan SMA unggulan merupakan program yang sangat strategis untuk memajukan bangsa. Ketika siswa lulus, merupakan titik keberangkatan bagi para siswa untuk memilih jalan berikutnya. Hal ini membutuhkan navigator yang bisa membantu menentukan arah siswa unggulan. Karena setelah siswa diwisuda, mereka akan mengalami persaingan sengit untuk memperoleh kursi pendidikan tingkat lanjut. Kadang siswa berprestasi atau berbakat harus tersingkir karena kapasitas program studi lanjutan sangat terbatas. Baik di dalam negeri maupun di luar negeri, semua posisi prodi yang strategis menjadi rebutan bagi semua pihak.
Para siswa yang tidak bisa diterima di perguruan tinggi yang menjadi pilihannya tidak perlu berkecil hati atau bersedih. Banyak jalan menuju Roma, banyak solusi untuk langkah selanjutnya.
Perlu pihak yang berperan sebagai navigator yang bisa membuka jalan bagi anak muda bangsa untuk menatap dunia. Selain navigator juga perlu lembaga yang bisa mumpuni membantu lulusan SMA unngulan untuk memasuki perguruan tinggi terkemuka di luar negeri.
Navigator bisa diperankan oleh lembaga atau konsultan pendidikan internasional atau perorangan yang mampu mengarahkan lulusan SMA menuju negara-negara maju yang menyediakan pendidikan tinggi terkemuka.
Sekedar gambaran singkat, bahwa belajar di Jerman dan Prancis sebenarnya tidak mahal. Para orangtua cukup membayar untuk biaya administrasi pengurusan studi ke luar negeri seperti bimbel pemilihan studienkolleg, legalisir dokumen akademik di Kedutaan, pengurusan tes masuk Studienkolleg di Jakarta dan Jerman. Kemudian pendaftaran ke perguruan tinggi di Jerman atau Prancis, pengurusan paspor, pengurusan visa belajar dan lainnya.
Salah satu tolok ukur suksesnya pembangunan SMA unggulan berkelas dunia adalah keberhasilan para siswa menembus perguruan tinggi terkemuka di luar negeri. Terlebih selama ini Indonesia masih kalah dibanding dengan Malaysia yang telah mengirim 60 ribu orang dari 30 juta jiwa penduduknya. Sementara Korea Selatan telah mengirimkan 120 ribu anak mudanya kuliah di perguruan tinggi favorit di luar negeri dari jumlah penduduk 30 juta lebih. Tiongkok lebih hebat lagi. Jumlah anak mudanya yang sekolah ke Eropa dan negara-negara maju lainnya mencapai 1 juta orang.
Dengan mengadopsi nilai-nilai universal dan tetap mempertahankan identitas budaya lokal, siswa dari SMA ini menjadi agen perubahan yang siap menghadapi tantangan global tanpa melupakan akar kebangsaan mereka. Investasi dalam SMA unggulan bertaraf internasional adalah investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa. Dengan mendukung pendidikan yang berkualitas tinggi, kita tidak hanya mencetak generasi emas, tetapi juga mewujudkan visi Indonesia sebagai negara yang berdaulat, maju, dan dihormati di dunia internasional.
Butuh terobosan yang menjadi pelengkap atau penunjang reformasi pendidikan. Yakni memberikan jalan yang seluas-luasnya kepada lulusan SMA berbakat untuk belajar di perguruan tinggi terkemuka di luar negeri. Berbagai skema pengiriman siswa berbakat perlu dibuat, dari skema beasiswa dari negara lewat LPDP, beasiswa pemerintah daerah maupun pengiriman secara mandiri oleh para orang tua yang memiliki kemampuan pembiayaan. (Rivira Yuana)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H