Mohon tunggu...
Rivira Yuana
Rivira Yuana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wakil Rektor Bidang Transformasi Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN), Pengembang TIK

Wedha Wiyata Wira Sakti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mewujudkan Perguruan Tinggi Berkualitas dengan Biaya Pendidikan Terjangkau

4 November 2024   23:12 Diperbarui: 5 November 2024   07:14 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu cara untuk menekan biaya pendidikan adalah menjalin kemitraan dengan berbagai industri. Perguruan tinggi dapat bekerja sama dengan perusahaan dalam bentuk sponsor, magang, atau program beasiswa. Dengan adanya dukungan dari pihak industri, perguruan tinggi dapat mengurangi biaya operasional serta memberikan mahasiswa akses ke pengalaman praktis yang berharga.

Pengembangan kurikulum bersama juga dapat dilakukan di mana perguruan tinggi membuat program pendidikan yang melibatkan kerjasama dengan industri seperti program "dual degree" yang diakui oleh kedua belah pihak. Begitu pula dengan pemanfaatan platform digital untuk menghubungkan mahasiswa dengan industri untuk membentuk forum online maupun aplikasi kolaborasi yang belum massive di Indonesia.

Integrasi teknologi dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya. Penggunaan platform pembelajaran daring dan sumber daya digital dapat membantu menyebarkan materi ajar secara lebih luas tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk infrastruktur fisik. Selain itu, teknologi dapat mendukung belajar yang lebih personal dan interaktif.

Membangun komunitas yang kohesif di lingkungan kampus dapat menciptakan suasana belajar yang mendukung. Dengan melibatkan alumni, orang tua, dan masyarakat sekitar, perguruan tinggi dapat menciptakan jaringan dukungan yang solid. Alumni dapat berkontribusi melalui program mentori, donasi, atau membuka peluang kerja bagi lulusan baru.

Kini Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) tengah memeriksa apakah saat ini penggunaan dana abadi pendidikan di Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) telah optimal atau belum. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Wamen Dikti Saintek) Prof. Stella Christie.

LPDP diharapkan memberikan bantuan lebih signifikan kepada PTS untuk kepentingan biaya langsung. Saatnya Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi bekerja sama dengan Kementerian Keuangan mengubah orientasi dana LPDP agar bisa mengoptimalkan pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan.

Dana abadi pendidikan diawali pada 2010 dalam bentuk dana pengembangan pendidikan nasional (DPPN). Dana abadi tersebut kemudian dikelola oleh LPDP sejak tahun 2012. Pada tahun 2024, dana abadi pendidikan di bidang pendidikan sudah mencapai Rp 154,11 triliun.

ILustrasi Beban Biaya Pendidikan Tinggi (KOMPAS.id)
ILustrasi Beban Biaya Pendidikan Tinggi (KOMPAS.id)

Diversifikasi Pendapatan Kampus

Untuk mengurangi ketergantungan pada biaya kuliah sebagai sumber utama pendapatan, perguruan tinggi harus mencari sumber pendapatan alternatif. Hal ini bisa dilakukan melalui program pelatihan, kursus non-gelar, layanan konsultasi, atau penelitian yang dapat dijual. Diversifikasi ini akan membantu menstabilkan keuangan dan memungkinkan pengurangan biaya pendidikan dengan model subsidi silang.

Selain itu, sumber daya manusia yang berkualitas merupakan aset berharga bagi perguruan tinggi. Investasi dalam pelatihan dan pengembangan dosen serta staf pendukung akan meningkatkan kualitas pengajaran dan administrasi. Dosen yang berkualitas tidak hanya mampu memberikan pendidikan yang baik, tetapi juga berkontribusi dalam penelitian yang dapat mendatangkan dana tambahan baik dari pemerintah maupun swasta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun