Mohon tunggu...
Rivira Yuana
Rivira Yuana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN). Inovator dan Pengembang TIK

Wedha Wiyata Wira Sakti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mewujudkan Perguruan Tinggi Berkualitas dengan Biaya Pendidikan Terjangkau

4 November 2024   23:12 Diperbarui: 5 November 2024   07:14 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pembiayaan Pendidikan Tinggi  (KOMPAS.id)

Mewujudkan Perguruan Tinggi Berkualitas dengan Biaya Pendidikan Terjangkau

Dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi pendidikan tinggi memiliki peranan yang semakin penting. Namun, biaya pendidikan yang mahal sering kali menjadi kendala bagi banyak calon mahasiswa. Oleh karena itu, penting bagi perguruan tinggi untuk membangun ekosistem yang tepat agar dapat menyajikan pendidikan berkualitas dengan biaya yang terjangkau.

Pemerintah perlu membuat terobosan pendanaan Pendidikan Tinggi. Pentingnya inovasi Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi (SBOPT). Masalah mahasiswa yang tidak berdaya membayar uang kuliah tunggal (UKT) terjadi di seluruh perguruan tinggi. Tidak hanya mahasiswa saja yang terjerat ketidakmampuan membayar uang kuliah, pihak pengelola PT juga semakin banyak yang kesulitan memenuhi pembiayaan operasional.

Biaya operasional Perguruan Tinggi (BOPT) dihitung berdasarkan aktivitas pendidikan sesuai dengan kurikulum, jumlah mahasiswa per aktivitas, dan aktivitas pendukung pendidikan untuk setiap program studi yang diselenggarakan oleh PTN.

Selanjutnya, BOPT keseluruhan dari perhitungan Biaya Langsung (BL) dan Biaya Tidak langsung (BTL) dibagi dengan lama masa studi untuk memperoleh BOPT per tahun, yang kemudian dijadikan sebagai SBOPT. Dalam hal ini SBOPT menjadi standar biaya operasional pendidikan yang dibutuhkan oleh program studi dalam satuan mahasiswa per tahun.

Untuk menyederhanakan perhitungan BL, program studi dikelompokkan berdasarkan keragaman struktur biaya operasional penyelenggaraan program studi, mulai dari program studi yang penyelenggaraannya didominasi kegiatan perkuliahan di kelas, hingga program studi yang memerlukan kegiatan praktikum dengan bahan dan peralatan yang membutuhkan biaya tinggi.

Wamendiktisaintek Prof.Stella Christie optimalkan dana LPDP (KOMPAS.com/SANIAMASHABI)
Wamendiktisaintek Prof.Stella Christie optimalkan dana LPDP (KOMPAS.com/SANIAMASHABI)

Bantuan LPDP untuk PTS

Pemerintah kini diharapkan memberikan Bantuan Operasional untuk Perguruan Tinggi Swasta (BOPTS) dengan jumlah yang memadai. Sebab, selama ini pemerintah memberikan perhatian yang rendah kepada Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dibandingkan Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Sedangkan tuntutan yang diberikan kepada PTS sama dengan PTN.

PTN begitu banyak diberikan fasilitas, kesempatan bantuan dana, dan lain-lain. Sementara, PTS yang jumlahnya lebih banyak daripada jumlah PTN, dibebankan hal yang terlalu banyak tanpa bantuan (operasional).

Salah satu cara untuk menekan biaya pendidikan adalah menjalin kemitraan dengan berbagai industri. Perguruan tinggi dapat bekerja sama dengan perusahaan dalam bentuk sponsor, magang, atau program beasiswa. Dengan adanya dukungan dari pihak industri, perguruan tinggi dapat mengurangi biaya operasional serta memberikan mahasiswa akses ke pengalaman praktis yang berharga.

Pengembangan kurikulum bersama juga dapat dilakukan di mana perguruan tinggi membuat program pendidikan yang melibatkan kerjasama dengan industri seperti program "dual degree" yang diakui oleh kedua belah pihak. Begitu pula dengan pemanfaatan platform digital untuk menghubungkan mahasiswa dengan industri untuk membentuk forum online maupun aplikasi kolaborasi yang belum massive di Indonesia.

Integrasi teknologi dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya. Penggunaan platform pembelajaran daring dan sumber daya digital dapat membantu menyebarkan materi ajar secara lebih luas tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk infrastruktur fisik. Selain itu, teknologi dapat mendukung belajar yang lebih personal dan interaktif.

Membangun komunitas yang kohesif di lingkungan kampus dapat menciptakan suasana belajar yang mendukung. Dengan melibatkan alumni, orang tua, dan masyarakat sekitar, perguruan tinggi dapat menciptakan jaringan dukungan yang solid. Alumni dapat berkontribusi melalui program mentori, donasi, atau membuka peluang kerja bagi lulusan baru.

Kini Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) tengah memeriksa apakah saat ini penggunaan dana abadi pendidikan di Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) telah optimal atau belum. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Wamen Dikti Saintek) Prof. Stella Christie.

LPDP diharapkan memberikan bantuan lebih signifikan kepada PTS untuk kepentingan biaya langsung. Saatnya Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi bekerja sama dengan Kementerian Keuangan mengubah orientasi dana LPDP agar bisa mengoptimalkan pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan.

Dana abadi pendidikan diawali pada 2010 dalam bentuk dana pengembangan pendidikan nasional (DPPN). Dana abadi tersebut kemudian dikelola oleh LPDP sejak tahun 2012. Pada tahun 2024, dana abadi pendidikan di bidang pendidikan sudah mencapai Rp 154,11 triliun.

ILustrasi Beban Biaya Pendidikan Tinggi (KOMPAS.id)
ILustrasi Beban Biaya Pendidikan Tinggi (KOMPAS.id)

Diversifikasi Pendapatan Kampus

Untuk mengurangi ketergantungan pada biaya kuliah sebagai sumber utama pendapatan, perguruan tinggi harus mencari sumber pendapatan alternatif. Hal ini bisa dilakukan melalui program pelatihan, kursus non-gelar, layanan konsultasi, atau penelitian yang dapat dijual. Diversifikasi ini akan membantu menstabilkan keuangan dan memungkinkan pengurangan biaya pendidikan dengan model subsidi silang.

Selain itu, sumber daya manusia yang berkualitas merupakan aset berharga bagi perguruan tinggi. Investasi dalam pelatihan dan pengembangan dosen serta staf pendukung akan meningkatkan kualitas pengajaran dan administrasi. Dosen yang berkualitas tidak hanya mampu memberikan pendidikan yang baik, tetapi juga berkontribusi dalam penelitian yang dapat mendatangkan dana tambahan baik dari pemerintah maupun swasta.

Menggenjot aktivitas penelitian dan inovasi di kampus dapat menarik perhatian berbagai pihak yang siap berinvestasi atau mendukung penelitian. Beberapa perusahaan besar menyediakan dana atau sumber daya untuk penelitian yang relevan dengan industri mereka, sehingga menghasilkan win-win solution antara perguruan tinggi dan dunia usaha.

Diversifikasi pendapatan kampus di negara maju adalah strategi yang digunakan oleh perguruan tinggi untuk memperluas sumber pendapatan mereka di luar tuition fees (biaya kuliah). Banyak universitas di negara maju menerima dana penelitian dari pemerintah, industri, dan organisasi internasional.

Mereka dapat mengajukan hibah untuk penelitian yang spesifik, yang juga dapat menjadi sumber pendapatan yang signifikan. Implementasinya adalah dengan membangun hubungan dengan industri dan lembaga penelitian, mendirikan pusat penelitian yang fokus pada masalah yang relevan, serta melatih staf untuk menulis proposal yang kuat

Hal lain yang dapat menjadi sumber pemasukan adalah program pendidikan berkelanjutan yakni menawarkan kursus dan program sertifikasi yang ditujukan untuk profesional. Ini sering kali menarik individu yang ingin meningkatkan keterampilan mereka atau berganti karier.

Tantangannya adalah mengidentifikasi keahlian yang dibutuhkan di pasar tenaga kerja, menyusun kurikulum fleksibel, dan mempromosikan program lewat saluran pemasaran yang tepat. Saat ini hampir semua kampus ternama di dunia memanfaatkan media sosial secara agresif untuk menawarkan semua program belajar yang dikenal dengan "long-life learning" untuk memperluas segmen pasar.

Sumber pendapatan lainnya adalah pengelolaan properti seperti ruang konferensi, auditorium, atau fasilitas olahraga untuk acara publik. Sedangkan untuk kampus besar yang memiliki reputasi unggul dapat memperluas pendapatan melalui penjualan merchandise, publikasi, atau layanan seperti penulisan dan editing.

Dengan membangun ekosistem yang tepat, perguruan tinggi tidak hanya dapat menawarkan pendidikan berkualitas tetapi juga menjaga biaya pendidikan tetap terjangkau. Melalui kerjasama yang strategis, penggunaan teknologi, dan fokus pada pengembangan komunitas serta sumber daya manusia, perguruan tinggi dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan. Keberhasilan dalam menciptakan ekosistem ini akan berdampak positif tidak hanya pada mahasiswa, tetapi juga pada masyarakat luas.

Diversifikasi sumber pendapatan menjadi strategi kunci untuk mencapai ketahanan ekonomi dalam konteks global yang terus berubah. Dengan melihat contoh negara maju yang berhasil, kita dapat belajar pentingnya inovasi, investasi, dan adaptasi dalam menghadapi tantangan ekonomi. Diversifikasi sumber pendapatan memerlukan perencanaan yang baik dan pendekatan yang strategis. Universitas harus merespons kebutuhan pasar dan menciptakan nilai tambah melalui inovasi dan kerjasama. Melibatkan pemangku kepentingan, termasuk alumni dan perusahaan lokal, juga menjadi faktor kunci dalam kesuksesan implementasi strategi ini. (Rivira Yuana)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun