Strategi lainnya untuk memperkuat fleksibilitas kurikulum lintas disiplin adalah dengan adanya pembelajaran berbasis proyek (project-based learning, PBL).
Model pembelajaran tersebut dapat mendorong kolaborasi antar-mahasiswa dari berbagai jurusan untuk mengerjakan proyek yang relevan dengan tantangan dunia nyata.
Namun demikian, banyak perguruan tinggi swasta yang memiliki kendala ketersediaan dosen berkualitas sehingga pelatihan bagi dosen merupakan sebuah keharusan. Pelatihan dosen dibutuhkan untuk mendukung pendekatan interdisiplin dan mendorong kolaborasi lintas departemen.
Transformasi budaya seperti ini seringkali membutuhkan waktu yang panjang sehingga pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kekurang dosen interdisiplin yang kompeten adalah dengan memanfaatkan tool teknologi pembelajaran inovatif berbasis AI yang banyak ditawarkan oleh lembaga-lembaga kursus terbuka (massive open online courses, MOOCs).
Program studi interdisiplin dan Massive Open Online Courses (MOOCs) memiliki hubungan yang erat karena keduanya menawarkan cara pembelajaran yang fleksibel dan inovatif dalam mengeksplorasi berbagai disiplin ilmu. MOOCs menyediakan kursus dalam berbagai disiplin ilmu yang dapat diakses secara global.
Hal ini memungkinkan mahasiswa dari program studi interdisiplin untuk memperdalam pemahaman di bidang-bidang yang mungkin tidak sepenuhnya tercakup dalam kurikulum formal mereka.
Misalnya, seorang mahasiswa bioinformatika dapat mengambil kursus online tentang analisis data atau kecerdasan buatan dari platform seperti Coursera atau edX.
Mahasiswa program interdisiplin seringkali membutuhkan fleksibilitas untuk mempelajari topik dari berbagai disiplin ilmu pada waktu mereka sendiri. MOOCs memungkinkan mereka untuk mengatur waktu dan kecepatan belajar sesuai kebutuhan mereka, sehingga dapat mengeksplorasi materi yang relevan dari berbagai bidang secara lebih efisien.
Keunggulan lainnya dengan mengadopsi MOOCs pada prodi interdisiplin adalah fitur unggulan MOOCs yang seringkali melibatkan peserta dari seluruh dunia. Ini membuka peluang bagi mahasiswa program studi interdisiplin untuk terlibat dalam diskusi dan kolaborasi lintas budaya dan disiplin dengan rekan-rekan internasional. Ini memperluas wawasan mereka dan membantu mereka memahami masalah global yang kompleks dari berbagai sudut pandang.
Di samping itu, program studi interdisiplin sering melibatkan proyek atau penelitian yang membutuhkan keterampilan spesifik dari berbagai bidang. MOOCs sering kali menawarkan kursus terapan yang dapat langsung digunakan dalam proyek tersebut, seperti data science, design UX/UI, ekonomi berkelanjutan, atau teknologi kesehatan. Mahasiswa dapat mengakses materi ini untuk memperkaya proyek mereka dengan wawasan yang lebih luas.
Keunggulan lainnya dari pemanfaatan MOOCs pada prodi interdisiplin adalah metode belajar dengan pendekatan berbasis kompetensi, yang berarti fokus pada penguasaan keterampilan tertentu daripada hanya teori. Ini sangat cocok untuk mahasiswa program interdisiplin, yang mungkin memerlukan keterampilan spesifik dari berbagai disiplin ilmu.