Kini perguruan tinggi mulai menyadari bahwa pendekatan ini perlu diubah. Kurikulum pendidikan tinggi di banyak negara mulai bergerak ke arah yang lebih fleksibel dan inklusif, di mana mahasiswa dapat menggabungkan berbagai disiplin ilmu dalam satu program studi, atau setidaknya memiliki kesempatan untuk belajar lintas disiplin.
Misalnya, studi teknik tidak hanya melibatkan pemahaman sains dan matematika, tetapi juga aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Program studi multidisiplin melibatkan penggabungan dua atau lebih disiplin ilmu yang dipelajari secara paralel. Mahasiswa di program ini akan mendapatkan sudut pandang dari masing-masing disiplin ilmu yang mereka pelajari, namun tidak selalu terintegrasi menjadi satu pendekatan terpadu.
Contoh program studi multidisiplin dapat ditemukan dalam berbagai kombinasi seperti bioinformatika, yang menggabungkan biologi dan ilmu komputer, atau hukum ekonomi, yang memadukan aspek hukum dan ekonomi.
Sementara itu, pendekatan interdisiplin lebih mendalam karena mengintegrasikan konsep, teori, dan metode dari berbagai disiplin ilmu untuk menyelesaikan masalah tertentu. Interdisiplin menuntut kolaborasi yang lebih erat antara berbagai bidang ilmu sehingga pendekatan yang dihasilkan lebih komprehensif.
Contoh nyata dari program interdisiplin bisa dilihat pada studi keberlanjutan, di mana ilmu lingkungan, kebijakan publik, ekonomi, dan sosiologi bekerja bersama untuk menciptakan solusi yang holistik terhadap isu perubahan iklim.
Beberapa universitas di negara maju telah mengembangkan program studi interdisiplin yang menggabungkan berbagai disiplin ilmu. Beberapa universitas terkemuka yang memiliki prodi interdisiplin di antaranya adalah Massachusetts Institute of Technology (MIT), AS.
MIT terkenal dengan pendekatan interdisiplinernya. Salah satu program yang menonjol adalah Program in Media Arts and Sciences yang menggabungkan teknologi, desain, dan ilmu sosial untuk memecahkan masalah kompleks.
Selain MIT, ada juga Stanford University di Amerika yang memiliki program interdisiplin di berbagai bidang, termasuk Human-Centered AI dan Bioengineering yang menggabungkan teknologi, biologi, dan ilmu sosial.
Contoh lainnya adalah University of Oxford, Inggris, yang menawarkan banyak program studi interdisiplin, seperti Digital Humanities dan Cognitive Science yang menggabungkan ilmu komputer, filsafat, dan humaniora.
Contoh negara tetangga kita yang sudah lebih maju adalah Australia, melalui University of Melbourne, menawarkan berbagai program interdisiplin di bidang lingkungan, kesehatan global, dan teknologi. Misalnya, Bachelor of Science (Interdisciplinary Science) menggabungkan berbagai ilmu alam dengan teknologi.