Mohon tunggu...
Rivira Yuana
Rivira Yuana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wakil Rektor Bidang Transformasi Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN), Pengembang TIK

Wedha Wiyata Wira Sakti

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Urgensi Kanal Edukasi dan Platform Digital untuk Mendukung Badan Gizi Nasional

13 September 2024   06:17 Diperbarui: 13 September 2024   09:50 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa menyantap sajian makanan saat uji coba program makan bergizi gratis (KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO)

Urgensi Kanal Edukasi dan Platform Digital untuk Mendukung Badan Gizi Nasional 

Pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) yang akan dilaksanakan oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto pada awal tahun 2025 sangat ditunggu publik. MBG tidak sekedar membagi-bagikan paket makanan saja, tetapi juga memiliki implikasi bagi edukasi masyarakat tentang gizi. Juga ikut memberdayakan komoditas pangan lokal yang sehat dan bergizi. Serta pemberdayaan ekonomi rakyat hingga ke pelosok desa terkait dengan usaha catering, kantin sekolah, pasar bahan pangan serta kegiatan perempuan yang bergabung dalam PKK dan Posyandu.

Edukasi tentang gizi sebaiknya ditunjang dengan kanal edukasi. Basis data, monitoring dan pencatatan yang akurat tentang kondisi gizi masyarakat memerlukan platform digital yang dikelola oleh Badan Gizi Nasional.

Pemerintah telah resmi membentuk Badan Gizi Nasional (BGN) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 83 Tahun 2024. Pembentukan BGN merupakan persiapan pelaksanaan makan bergizi gratis (MBG) yang membutuhkan anggaran Rp 71 triliun di tahun pertama pelaksanaannya. 

BGN memiliki kewenangan untuk mengkoordinasikan, merumuskan, dan menetapkan kebijakan teknis dalam bidang tata kelola, penyediaan dan penyaluran, promosi dan kerja sama, serta pemantauan dan pengawasan terkait pemenuhan gizi nasional.

Program makan bergizi gratis yang dicanangkan pemerintahan Prabowo Subianto ditargetkan dapat dimulai pada 2 Januari 2025. Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengatakan, pada tahap pertama program tersebut akan menargetkan minimal 15 juta penerima.

MBG merupakan transformasi gizi masyarakat, perlu ditunjang dengan Kanal Gizi, Perempuan dan Anak.

Melalui kanal ini, perempuan dan anak dari seluruh wilayah Indonesia dapat mengakses informasi komprehensif dan terpercaya seputar gizi, Kesehatan dan sumber daya pangan lokal yang memenuhi syarat dan ketentuan.

Informasi yang tersedia dalam berupa berita faktual, kisah inspiratif, dan program edukasi yang mencakup beragam topik mulai dari tips memasak makanan yang sesuai dengan kaidah gizi hingga pelatihan kewirausahaan makanan dan bahan pangan dalam satu aplikasi kanal

Kanal tersebut sebaiknya bekerja sama dengan Lembaga Penyiaran Publik (LPP) seperti RRI dan TVRI. Kanal sebaiknya juga menyediakan akses sekali klik (one-click-access) ke layanan hotline Badan Gizi Nasional dan kementerian terkait.

Kanal edukasi gizi juga sangat tepat untuk edukasi kegiatan Posyandu (pos pelayanan terpadu). Yang merupakan lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan dalam naungan PKK untuk pelayanan sosial utamanya masalah kesehatan masyarakat.

Kegiatan Posyandu kini meliputi seluruh kelompok umur, tidak hanya balita dan ibu hamil. Tetapi kini juga menyasar kondisi kesehatan para lansia yang ada di desa/kelurahan yang jumlahnya semakin meningkat.

Kegiatan utama kader posyandu.adalah penimbangan/pengukuran parameter yang terkait dengan kesehatan tubuh. Selain itu juga pemberian makanan bergizi serta penyuluhan kesehatan untuk menanggulangi masalah tengkes ( stunting ).

Jumlah total desa/kelurahan di Indonesia mencapai 83.381 tentunya untuk melakukan transformasi kegiatan Posyandu dibutuhkan platform atau peralatan yang sesuai dengan perkembangan teknologi terkini.

Semua aktivitas pengukuran parameter kesehatan warga desa/kelurahan membutuhkan perangkat kesehatan cerdas, Data-data pencatatan kesehatan murid sekolah dan warga oleh Kader PKK bisa disimpan dalam platform digital BGN yang juga bisa berfungsi semacam medical record. Platform kesehatan tersebut juga menyediakan aplikasi dan layanan kesehatan secara komprehensif dan terintegrasi.

Kalangan perguruan tinggi juga sudah ada yang mengembangkan alat deteksi dini stunting berbasis kecerdasan buatan (AI).

Alat deteksi stunting yang diberi nama Electronic Stunting Detection System (ESDS) ini dirancang terintegrasi dengan sistem informasi dan aplikasi smartphone. Alat ini melakukan pengukuran massa dan panjang tubuh pada bayi dan anak secara cepat.

Tak hanya itu, alat dapat menyimpan hasil pengukuran secara otomatis sebagai data di aplikasi yang telah terintegrasi. Dengan begitu, pertumbuhan dan perkembangannya dapat dipantau secara berkala untuk mendeteksi secara dini gejala stunting pada anak di bawah umur dua tahun dengan bantuan machine learning.

Cara kerja ESDS, saat balita ditimbang pada permukaan alat atau area yang telah disediakan maka sensor high precision load cell akan membaca besaran yang diukur atau ditimbang.

Selanjutnya, hasil pembacaan tersebut akan dikalibrasi dengan metode regresi linear untuk mendapatkan calibration factor. Lalu, LCD akan menampilkan hasil pengukuran berupa data kuantitatif yang merupakan interpretasi dari massa dan panjang tubuh bayi yang diukur.

Selain itu hasil pencatatan Posyandu, kanal bisa dilanjutkan dengan pelayanan kesehatan berupa layanan konsultasi medis secara virtual dan layanan kesehatan on demand yang meliputi panggil dokter ke rumah, layanan vaksinasi di rumah, dan pembelian obat ataupun suplemen kesehatan.

Seorang kader posyandu mengukur tinggi badan seorang anak (KOMPAS/RIZA FATHONI)
Seorang kader posyandu mengukur tinggi badan seorang anak (KOMPAS/RIZA FATHONI)

Kanal gizi bisa mengatasi persoalan serius bangsa saat ini yakni masih banyaknya ibu rumah tangga yang belum memiliki pengetahuan yang baik tentang gizi keluarga. Akibatnya sangat berbahaya karena banyak anak-anak yang mengalami penyakit serius dan kelainan dalam pertumbuhan badan.

Dengan adanya kanal, sekolah dan Kader PKK mampu membentuk kecerdasan anak untuk memahami dan memilih makanan serta perilaku hidup sehat yang sangat berguna bagi pertumbuhan tubuhnya.

Kecerdasan anak itu untuk mengatasi lingkungan rumah dan sekolah yang dikepung oleh produk makanan kemasan yang bergizi rendah serta sarat dengan zat aditif dan bahan pengawet.

Kanal gizi sebaiknya memakai karya startup anak negeri yang telah melahirkan inisiatif untuk membangun platform digital yang dipersembahkan untuk desa. Salah satunya adalah platform Bale Desa.

Pengertian bale secara fisik berupa bangunan atau ruang besar untuk pertemuan. Balai Desa adalah platform transformasi digital desa yang menjadi komunikasi antar perangkat desa maupun antar desa di seluruh tanah air.

Selain memudahkan komunikasi vertikal bagi pemerintah daerah dan pusat, kolaborasi antar desa ( horizontal ) diharapkan dapat mengatasi masalah Kesehatan dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik.

Tidak sedikit desa yang memiliki potensi sumber daya pangan dan beragam kuliner namun mengalami jalan buntu untuk membuahkan potensi itu. Platform Bale Desa bisa berperan sebagai manajemen pengembangan SDM Desa terutama yang tergabung dalam berbagai komunitas masyarakat

Platform juga bisa menunjang aktivitas pendidikan nonformal seperti yang diselenggarakan oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM ). Pendidikan non formal menekankan bakat untuk mengembangkan sumber daya yang berbasis lokalitas.

Bale Desa menyediakan layanan kanal komunitas berupa konten dalam berbagai format, diantaranya yaitu konten siaran live,konten on demand, audio podcast, video podcast, music playlist, konten interaksi. Salah satu desa yang dijadikan pilot plan adalah Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Saat ini Cibiru Wetan memiliki 12 komunitas Kelompok Wanita Tani (KWT). Kemendes mendorong gerakan ketahanan pangan dan hewani. Untuk solusi gizi masyarakat, perlu pembiayaan pada program tersebut diantaranya untuk budidaya ayam petelur, greenhouse hydroponics, budidaya ayam kampung, dan kolam ikan sistem bioflok yang kemudian hasil dari program tersebut bisa digunakan untuk mensuplai program MBG.

Platform juga bisa mendukung petugas penyuluh pertanian. Apalagi balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di tingkat kecamatan akan dilengkapi dengan informasi pertanian lengkap dan perangkat digital yang bisa memantau kapan dan berapa luasan panen, waktu tanam, potensi serangan hama penyakit dan cara penanggulangannya, serta informasi dinamika pasar dalam dan luar negeri hingga distribusi tenaga kerja pertanian dan pergerakan alat mesin pertanian (alsintan).

Platform Badan Gizi Nasional juga bisa terhubung dengan platform digital BPJS Kesehatan. Apalagi BPJS Kesehatan telah berupaya melakukan transformasi digital dalam beberapa tahun terakhir untuk meningkatkan efisiensi, aksesibilitas, dan transparansi pelayanan kesehatan. Beberapa inisiatif utama yang relevan dengan program makanan gratis meliputi:

Digitalisasi Data Pasien: sistem yang memungkinkan pencatatan dan pemantauan kesehatan masyarakat secara real-time. Hal ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat terkait kebutuhan gizi dan kesehatan penerima manfaat program makanan gratis.

Integrasi Layanan Kesehatan: dapat mengintegrasikan data dari berbagai fasilitas kesehatan dengan informasi dari Badan Gizi. Misalnya, data kesehatan anak-anak yang berisiko stunting bisa langsung dihubungkan dengan intervensi gizi yang sesuai.

Aplikasi Mobile dan Telemedicine: BPJS Kesehatan juga telah mengembangkan aplikasi mobile dan layanan telemedicine yang memungkinkan masyarakat untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk memberi edukasi gizi secara langsung kepada penerima manfaat program makanan gratis.

Kolaborasi digital antara Badan Gizi Nasional dan BPJS Kesehatan bisa dilanjutkan dengan penggunaan Big Data untuk analisis kebutuhan gizi. Dengan memanfaatkan data besar (big data) yang dimiliki oleh BPJS Kesehatan, BGN dapat melakukan analisis yang lebih mendalam tentang kebutuhan gizi masyarakat.

Misalnya, data dari BPJS dapat digunakan untuk mengidentifikasi daerah dengan prevalensi tinggi penyakit terkait gizi, sehingga program makanan gratis dapat disesuaikan sesuai kebutuhan.

Selain hal diatas sinergi juga bisa menerapkan teknologi IoT (Internet of Things). BPJS Kesehatan dapat menggunakan teknologi IoT untuk memantau kesehatan penerima manfaat secara lebih mendalam, misalnya melalui wearable devices yang memonitor aktivitas fisik dan status kesehatan mereka. Informasi ini bisa langsung diteruskan ke BGN untuk menyesuaikan program makanan gratis. (Rivira)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun