Mohon tunggu...
Rivira Yuana
Rivira Yuana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wakil Rektor Bidang Transformasi Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN), Pengembang TIK

Wedha Wiyata Wira Sakti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Penguatan Pendidikan Vokasi dan Balai Latihan Kerja dengan Teknologi Simulator

12 Agustus 2024   14:23 Diperbarui: 12 Agustus 2024   15:52 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Simulator untuk pelatihan dan pendidikan tenaga kesehatan (dokpri/RIVIRA YUANA) 

SKPI ini di keluarkan untuk mendampingi ijazah dan transkrip. Ijazah merupakan bukti kelulusan , dan transkrip merupakan pencapaian nilai selama menempuh jenjang Pendidikan.  Sedangkan SKPI ini menerangkan kompetensi yang dibuat secara kredibel dalam narasi deskriptif yang sesuai dengan DUDI.

Untuk mencetak sarjana terapan para pemangku kepentingan perlu duduk bersama menyusun kurikulum yang sesuai dengan standar DUDI, sertifikasi kompetensi guru, dosen, dan peserta didik.  Kurikulum perlu menghadirkan ahli dari industri secara rutin untuk mengajar.

Pengelola perguruan tinggi vokasi (PTV) agar tidak hanya berfokus pada kompetensi keterampilan teknis (hard skills) saja. Namun, pada aspek kognitif dan keterampilan non teknis (soft skills) mahasiswa, sehingga mereka memiliki kemampuan yang memang dibutuhkan DUDI. Mindset hanya hard skills agar ditinggalkan. Anggapan selama ini bahwa vokasi hanyalah mencetak tukang itu salah dan harus dikubur. Vokasi saatnya mencetak pemimpin, kreator, inovator. Menghasilkan ahli dengan level tinggi yang solutif di dunia nyata.

Pada masa yang akan datang, kebijakan pendidikan vokasi mesti berpusat pada penguatan SMK, D2 jalur cepat (fast track), D4, magister terapan, dan doktor terapan. Hal tersebut ditegaskan oleh Dirjen Dikti Kemendikbud. Pada era 4.0 ini semakin dibutuhkan talenta-talenta dengan penguasaan keterampilan non teknis (soft skills) mumpuni seperti kemampuan memecahkan masalah yang kompleks dan berpikir kritis untuk menjawab tantangan serta memberikan solusi kepada pelanggan.

SMK merupakan salah satu cabang pendidikan kejuruan teknik yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Sebagaimana dikutip dari Buku SMK Dari Masa ke Masa yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2015 lalu disebutkan sekolah kejuruan yang didirikan Belanda memiliki tiga corak yaitu corak kewanitaan, sekolah teknik, dan sekolah pertanian.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) dari jumlah angkatan kerja 136,18 juta orang, segmen pengangguran paling tinggi adalah lulusan SMK. Tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan, selama lima tahun terakhir tidak banyak berubah, paling tinggi masih dari SMK, lalu dari diploma I, II, dan III, lalu disusul SMA.

Selama ini pemerintah masih terkendala dalam mengelola postur SDM bangsa, utamanya segmen lulusan SMK. Pemerintah selama ini belum memfasilitasi secara total untuk meningkatkan kompetensi lulusan dalam bidangnya. Persoalan keterserapan lulusan SMK masih memprihatinkan. Keterserapan tersebut dipengaruhi oleh kondisi guru produktif di SMK yang masih kurang jumlahnya dan kualitasnya masih belum sesuai dengan standar dunia industri saat ini.

Dalam era digitalisasi dan revolusi industri 4.0, Indonesia mempunyai tantangan untuk melakukan revitalisasi pendidikan vokasi dengan teknologi canggih seperti penggunaan teknologi simulator dalam pembelajarannya. Dari sisi kesiapan untuk menghadapi transformasi digital seperti yang ditunjukkan oleh Network Readiness Index, Indonesia berada pada peringkat 73 dari 139 negara. Sementara negara-negara yang setara memiliki kesiapan yang lebih baik, seperti Malaysia (peringkat 31), Turki (48), Thailand (62).

Inovasi pembelajaran menjadi hal penting dalam efektivitas pendidikan dan pelatihan vokasi. Salah satu inovasi tersebut adalah penggunaan welding simulator atau mesin pengelasan yang berbasis VR dan AR. Welding simulator adalah perangkat lunak atau perangkat keras yang menyimulasikan proses pengelasan secara virtual. Hal ini dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman dan efektif, di mana peserta pelatihan dapat meningkatkan keterampilan las mereka.

Contoh welding simulator yang ideal adalah buatan PT Alam Virtual Semesta (AVS)  yang berlokasi di Kota Bandung.  AVS merupakan industri lokal yang menyediakan bermacam peralatan simulator. Mulai dari simulator untuk pendidikan teknik dan kedokteran, simulator kendaraan berbagai tipe, simulator alat berat, simulator kereta, hingga simulator alat-alat militer seperti tank dan senjata. Bahkan perusahaan ini sudah mengekspor simulator tank sebagai kebutuhan tentara Filipina. Hampir 100 persen teknologi simulator diciptakan sendiri oleh engineer dan teknisi yang bergabung dalam AVS terutama dari sisi perangkat lunak maupun pembuatan body simulator dikerjakan sendiri atau melalui mitra lokal.

Pendidikan vokasi dikatakan berhasil jika SMK sudah memiliki sistem keterserapan yang baik bagi lulusannya. Hal itu ditandai dengan keterampilan lulusan sekolah yang menarik perhatian industri. Presiden ketiga Republik Indonesia BJ Habibie merupakan pelopor pendidikan vokasi di tanah air. Program vokasional atau kejuruan yang berbasis apprentice untuk membangunkan nilai tambah lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun