Di awal 90-an genre musik Grunge menguasai dunia termasuk Indonesia. Meski Inggris juga dilanda demam Grunge, anak muda di sana punya cara untuk melawannya. Dengan menggabungkan musik ala the Beatles dan band-band seperti the Stone Roses, Inspiral Carpets, dan Happy Mondays, cara nyanyi seadanya serta logat Inggris yang kental muncullah yang namanya Britpop.
Kemunculan Britpop bikin Inggris sukses mengekspor band-band keren. Di tahun 60-an muncul the Beatles dan the Rolling Stones yang begitu fenomenal dan dijuluki "the British Invasion". Di era 70-an, ada band-band punk macam Sex Pistols dan the Clash. Memasuki 80-an, muncul "the Second British Invasion" dengan band-band beraliran new wave seperti Duran Duran, Culture Club sampai Spandau Ballet.
Rata-rata penggemar Britpop pasti sukanya Oasis atau Blur. Dua band ini saingan banget sampai-sampai ada tabloid di Inggris bikin artikel dengan judul "British Heavyweight Championship: Blur vs Oasis". Ada juga yang suka dengan Britpop gelombang kedua seperti Coldplay. Kalo saya sukanya Kula Shaker, pernah dibahas di Kompasiana, Pulp, kapan-kapan saya bahas, dan Manic Street Preachers (MSP).
Banyak lagu bagus dari band asal Wales ini. Saya paling suka "If You Tolerate This Your Children Will Be Next". Judul lagu yang panjang banget itu diambil dari poster ajakan untuk bergabung dalam gerakan internasional untuk melawan jenderal Franco dalam perang saudara di Spanyol pada tahun 1936 sampai 1939. Poster itu ditempel di seputaran Madrid saat kota itu dikepung oleh pasukannya Franco.
Perang ini dipicu perseteruan lama antara kelompok kiri dan kanan di Spanyol ditambah kondisi ekonomi yang hancur akibat Depresi Besar di tahun 1930-an. Jenderal Franco memimpin kelompok sayap kanan yang diberi nama nasionalis dan memulai pemberontakan. Lawannya adalah kelompok republik yang pakai nama loyalis. Kelompok loyalis kerja sama dengan Brigade Internasional, yang isinya relawan dari Amerika Serikat, Inggris dan Perancis.
Franco dibantu Jerman dan Italia, yang sama-sama fasis, berhasil merebut Madrid pada 28 Maret 1939, setelah pengepungan selama berbulan-bulan. Akhirnya, seluruh Spanyol dikuasai Franco. Dia membentuk pengadilan fasis untuk menghukum mati pendukung Loyalis. Rakyat Spanyol menderita sementara Jerman sukses menguji coba mesin perangnya dan terbukti di awal Perang Dunia II.
Lagu "If You Tolerate This Your Children Will Be Next" ada di album kelima yang dikasih judul "This is my Thruth Tell me Yours" yang keluar tahun 1998. Lagu ini laris sampai 156 ribu copy di minggu pertama dan melaju sampai peringkat pertama tangga lagu di Inggris di bulan Agustus 1998. Di negara lain seperti Islandia, Norwegia, dan Swedia masuk di 20 besar. Lagu yang dibikin sang vokalis James Dean Bradfield ini jadi satu-satunya lagu MSP yang masuk di chart Amerika Utara, tepatnya peringkat 19 di Kanada.
Awalnya, lagu ini hampir nggak masuk di album itu. Kata Bradfield, albumnya sudah penuh dengan lagu-lagu keren seperti "Tsunami", "You Stole the Sun", dan "the Everlasting" jadi nggak kepikiran untuk nambah lagu lagi. Bradfiled menambahkan, kalaupun ada lagu lain paling masuknya di B-side. Baginya, lagu-lagu di B-side, yang biasanya jadi tambahan di single utama, sama pentingnya dengan yang ada di album utama.
Suatu pagi, Bradfield lagi nongkrong di salah satu ruangan di Chateau de la Rouge Motte, Perancis sambil main gitar. Lagu yang masih tahap awal itu didengar oleh Nicky Wire (bas) dan Sean Moore (drum) yang bilang lagunya keren. Nicky langsung bikin liriknya. Namun sesi rekaman di Perancis sudah habis jadi lagu itu direkam di studio Rockfield, Wales. Setelah jadi Bradfiled mikir sayang banget kalo lagu ini hanya jadi B-side, makanya langsung dimasukin di track kedua album "This is my Thruth Tell me Yours".
Di lagu ini ada penggalan lirik "if I can shoot rabbits then I can shoot facists" yang diambil dari kutipan seorang relawan asal Wales yang gabung di Brigade Internasional. Lagu ini juga terinpirasi dari buku non-fisiknya George Orwell "Homage to Catalonia' yang berisi catatan tentang Perang Sipil Spanyol. Lirik "I've walked La Ramblas but now with real intent" ada kaitannya dengan buku itu. Saya sih belum baca bukunya, karya George Orwell yang sudah saya baca baru "Animal Farm" dan "1984".
Saya baru tahu kalo kalimat yang jadi judul lagu ini juga sempat diucapkan oleh tokoh komunis Spanyol Dolores Ibarruri yang meminta bantuan Perancis untuk mengirimkan pasukan guna melawan tentara fasis Franco. Pada 2001, kalimat ini muncul lagi di spanduk yang dipasang di sekitar gedung parlemen di Cardiff, Wales untuk memprotes perang di Irak. Tulisannya begini "if you tolerate this, your children will be next... and if your children tolerate this, there's no telling who'll be next!"
Nicky Wire bilang, lagu ini terpinspirasi dari lagunya the Clash berjudul "Spanish Bombs" yang juga sama-sama membahas perang Spanyol. Menurut saya, sampai sekarang pesannya masih relevan. Kalo kita diam saja dengan kebijakan atau aturan yang dibikin pemerintah atau politisi yang jelas-jelas salah, maka yang akan merasakan dampaknya adalah anak-anak kita nantinya.
Lagu ini pernah dibawakan U2 waktu konser Vertigo Tour di Millenium Stadium di Cardiff, Wales pada 29 Juni 2005. Radiohead juga nyelipin lagu yang sama waktu tur promosi album "Everything in its Right Place" sekitar tahun 2001. Sementara Usher merekam ulang untuk albumnya "Hallucinations" yang dirilis 2003. Oh ya, lagu ini masuk Guinness World Records sebagai single yang masuk 10 besar dengan judul terpanjang.
Bahas Manic Street Preachers tidak lengkap kalo nggak menyinggung nama Richey Edwards. Dia ini otak utamanya band ini. Lirik lagu-lagu MSP di album-album awal yang sarat pesan politik dan sosial muncul dari musisi kelahiran tahun 1967 ini. Dia jadi pemberitaan setelah tiba-tiba hilang tanpa jejak pada 1995, padahal bandnya sudah siap-siap mau konser di Amerika Serikat. Waktu itu dia sedang menginap di hotel Embassy di London. Mobilnya ditemukan tak jauh dari hotel sementara paspornya ada di rumahnya di Cardiff. Polisi tidak bisa menemukan keberadaannya. Richey dinyatakan meninggal pada 24 November 2008.
Ada buku yang judulnya "Withdrawn Traces: Searching for the Thruth About Richey Manic" karya Sarah Hawys Roberts dan Leon Noakes yang mengklaim punya bukti bahwa Richey sengaja menghilangkan diri. Katanya, si Richey dari kecil emang suka kabur-kaburan. Terus ada yang bilang kalau Richey tinggal di Israel. Disebutkan juga kalau Richey mengalami gangguan perkembangan metal sehingga menutup diri dari dunia. Muncul juga nama Vivian yang jadi orang terakhir yang ditemui Richey sebelum hilang, namun keberadaan cewek itu tidak bisa dilacak.
Bradfield, Sean Moore, dan Nicky Wire nggak memedulikan segala spekulasi soal Richey. Mereka terus melaju. Hingga kini, band yang dibentuk pada 1986 itu sudah punya 14 album, tiga kompilasi serta 57 single. Band yang awalnya hanya pengen bikin satu album akhirnya sukses menunjukkan eksitensinya. Semua masalah yang terjadi membuat mereka makin kuat, makin kompak dan belum punya rencana untuk bubar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H