Mohon tunggu...
Rivan Efendii
Rivan Efendii Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar yang sedang belajar, akan belajar, dan terus belajar

Rivan Efendi, penulis dan jurnalis muda asal Aceh, tertarik pada self-improvement, sejarah, dan politik. Artikel-artikelnya yang informatif dan inspiratif bisa dibaca di Kumparan, IBTimes, dan Indozone. Ia juga jurnalis independen yang menginformasikan lewat video, gambar, dan tulisan. Ia profesional dan berintegritas dalam bidang komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pahlawan Itu Bernama "Ibu"

22 Desember 2022   13:32 Diperbarui: 22 Desember 2022   13:38 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengerbonan seorang ibu adalah penebusan hal terbesar bagi seorang anak. Semua jasa yang curahkan oleh seorang ibu kepada sang buah hati sudah sepatutna untuk dihargai setinggi-tingginya. Memang, bahkan kehormatan sebesar miliaran ringgit tidak cukup untuk membayar semua jasa dan penebusan dosa seorang ibu.

Dalam waktu yang tidak singkat kita tumbuh dan merepotkan sesosok ibu saat masih di Rahimnya. Selama 9 bulan itu, setiap kesulitan dan tantangan yang kita temui dengan sabar ia selesaikan sendiri. Kita  bertahan dengan tenang dan akhirnya kita hadir ke dunia ini dengan perantara seorang ibu.

Kita disusui dan dibelai dengan kasih sayang yang luar biasa. Ibu dengan hati-hati membesarkan kita untuk menjadi orang yang ideal dan unggul dalam sosial.

Betapa luar biasanya pengerbonan seorang ibu terhadap seorang anak.

"Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan". Surah Maryam: 23.

Secara umum, setiap manusia akan selalu menyertakan seseorang yang bergelar ibu. Jangan pernah menyerah empati, kasih sayang dan komitmen ibu kepada anaknya sejak sebelum lahir hingga sampai pada usia seperti sekarang ini. Status ibu sangat tinggi di hadapan Allah SWT. ALLAH SWT berfirman dalam Al-Qur'an tentang pentingnya ayah dan ibu.

"Sembahlah ALLAH, janganlah kamu mempersekutukanNYA dengan sesuatu pun dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu dan bapa kamu." - Surah an-Nisa: 36.

Namun sayang, saat ini anak-anak muda lebih mengkhawatirkan langkah-langkah Si Tanggang. Sebagian besar, para anak sering mengapgap remeh pengorbanan seorang ibu saat sang ibu sudah lanjut usia. Masalahnya, berapa banyak orang yang bisa menjaga ibunya? Berapa banyak orang yang bisa menjaga ibunya saat sakit? Berapa banyak orang yang bisa mengganti popok ibunya? Berapa banyak orang yang bisa membantu ibunya dari sebuah masalah? Berapa banyak orang yang bisa membuang ulat dan membersihkan luka ibunya? Berapa banyak yang bisa berhenti bekerja untuk merawat ibunya? Dan pada akhirnya, berapa banyak orang yang rutin memohon kebaikan dari Allah untuk ibunya. Kita harus merenungkannya bersama.

Secara keseluruhan, nilai kasih sayang seorang ibu tidak bisa tergantikan dengan emas, mutiara, atau batu mulia. Bahkan dengan nyawa sekalipun tak dapat tergantikan. Hargailah ibu kita selagi dia masih ada. Selamat HARI IBU..

Ibu adalah seseorang yang telah melahirkan kita ke dunia ini. Dengan setiap beban, perjuangan dan tetes keringat yang ia keluarkan untuk mengeluarkan anaknya di dalam perut sang ibu. Tidak ada yang bisa menggantikan tempat seorang ibu dalam jiwa kita, atau apa yang telah ia berikan kepada kita. Bagaimanapun, apakah kita sebagai anak-anak yang dikandung, dimanja, dibesarkan. Apapun yang telah ia perjuangkan sehingga anaknya akan tumbuh menjadi anak yang setia, sesuai dengan harapannya dan terwujud sesuai dengan keinginanya. Demikian juga tidak ada imbalan dalam melahirkan kita ke dunia ini dengan setiap pertempurannya.

Mungkin kita tidak mengerti apa yang telah dia perjuangkan untuk melahirkan dan membesarkan kita. Memang, saat itu situasinya agak berbeda dibandingkan dengan semua pengalamannya memikirkan kita, meskipun dia sering melakukannya.

Anak-anak muda umumnya melakukan olahraga seperti menendang perut sambil melewati rasa sakit akibat aktivitas kita. Lebih dari itu, Seorang ibu juga merasakan beratnya melahirkan kita saat masih di perut. Beban yang dirasakan ibu saat beraktivitas dalam berbagai hal seperti bekerja, memasak, dll padahal ia harus melewati beban dan derita membawa kita berkeliling saat itu. Dengan itu, kita semua harus bisa menyayangi ibu-ibu yang membasuh kaki dengan air sebagai komitmen anak yang tidak akan pernah bisa tergantikan oleh apapun.

Seringkali kita tidak pernah membayangkannya, mirip dengan kegugupan seorang ibu saat mengandung kita sebelum akhirnya kita dilahirkan ke dunia dari perutnya. Dengan penuh semangat ia bertahan melewati segala siksaan dan beban yang ditanggung seorang anak yang dibawanya dalam setiap gerakan. Namun, kegugupan seorang ibu adalah sesuatu yang intens, karena pada saat melahirkan sang ibu sangat khawatir dengan keadaan anaknya sebelum akhirnya anaknya bisa lahir ke dunia. Ia sangat fokus pada kesejahteraan anaknya alih-alih mengkhawatirkan kondisinya sendiri. Sungguh, berbagai penderitaan akan rela ia lalui demi sang anak. Sosok ibu akan berani untuk mengorbankan nyawanya jika itu harus dilakukan demi menolong sang anak.

Maka dari itu mengapa harus adanya peringatan hari ibu, karena hari ibu itu merupakan suatu pengabdian, suatu perjuangan, dan suatu pengorbanan seorang ibu yang melahirkan, yang memberi ASI, yang membesarkan kita selama ini. Bukan itu saja hari dimana seorang ibu yang menjadi pahlawan bagi hidup kita dan menjadi pelopor utama dalam hidup kita setelah ayah. Karena kalau bukan jasa beliau mungkin kita tidak bisa merasakan seperti sekarang ini, yang dapat menjejaki kaki kita kedunia ini tanpa perjuangan seorang ibu yang melahirkan kita.

Rivan Efendi - 22/12/2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun