Mungkin kita tidak mengerti apa yang telah dia perjuangkan untuk melahirkan dan membesarkan kita. Memang, saat itu situasinya agak berbeda dibandingkan dengan semua pengalamannya memikirkan kita, meskipun dia sering melakukannya.
Anak-anak muda umumnya melakukan olahraga seperti menendang perut sambil melewati rasa sakit akibat aktivitas kita. Lebih dari itu, Seorang ibu juga merasakan beratnya melahirkan kita saat masih di perut. Beban yang dirasakan ibu saat beraktivitas dalam berbagai hal seperti bekerja, memasak, dll padahal ia harus melewati beban dan derita membawa kita berkeliling saat itu. Dengan itu, kita semua harus bisa menyayangi ibu-ibu yang membasuh kaki dengan air sebagai komitmen anak yang tidak akan pernah bisa tergantikan oleh apapun.
Seringkali kita tidak pernah membayangkannya, mirip dengan kegugupan seorang ibu saat mengandung kita sebelum akhirnya kita dilahirkan ke dunia dari perutnya. Dengan penuh semangat ia bertahan melewati segala siksaan dan beban yang ditanggung seorang anak yang dibawanya dalam setiap gerakan. Namun, kegugupan seorang ibu adalah sesuatu yang intens, karena pada saat melahirkan sang ibu sangat khawatir dengan keadaan anaknya sebelum akhirnya anaknya bisa lahir ke dunia. Ia sangat fokus pada kesejahteraan anaknya alih-alih mengkhawatirkan kondisinya sendiri. Sungguh, berbagai penderitaan akan rela ia lalui demi sang anak. Sosok ibu akan berani untuk mengorbankan nyawanya jika itu harus dilakukan demi menolong sang anak.
Maka dari itu mengapa harus adanya peringatan hari ibu, karena hari ibu itu merupakan suatu pengabdian, suatu perjuangan, dan suatu pengorbanan seorang ibu yang melahirkan, yang memberi ASI, yang membesarkan kita selama ini. Bukan itu saja hari dimana seorang ibu yang menjadi pahlawan bagi hidup kita dan menjadi pelopor utama dalam hidup kita setelah ayah. Karena kalau bukan jasa beliau mungkin kita tidak bisa merasakan seperti sekarang ini, yang dapat menjejaki kaki kita kedunia ini tanpa perjuangan seorang ibu yang melahirkan kita.
Rivan Efendi - 22/12/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H